View Full Version
Rabu, 22 Jan 2014

Trend Perusahaan-perusahaan Uni Eropa Menarik Diri dari Israel

TEL AVIV (voa-islam.com) - Israel merasa sangat khawatir bahwa tren (kecenderungan) yang terus berkembang dan menyebar di seluruh Eropa, yang dimotori dan dipimpin terutama oleh perusahaan-perusahaan di Inggris dan negara-negara Skandinavia, di mana perusahaan-perusahaan Eropa mulai memahami kecenderungan, bahwa bermitra dengan Zionis-Israel akan berdampak buruk bagi masa depan mereka.

Sekarang, perusahaan-perusahaan  Eropa terus memboikot Israel setelah dilaporkan, bahwa dana pensiun Belanda ABP, berencana mengikuti jejak dana pensiun PGGM yang memutuskan hubungan dengan bank Israel.

Perusahaan-perusahaan di Eropa, di sektor jasa mengetahui dana mereka digunakan oleh Zionis-Israel, memperluas pemukiman Yahudi di wilayah pendudukan Tepi Barat, dan tindakan itu sangat tidak manusiawi, serta melakukan blokade terhadap Jalur Gaza, dan mengakibatkan ratusan ribu penduduk Gaza menderita kelaparan.

Nordea Investment Management dan DNB Asset Management juga mempertimbangkan kembali hubungan mereka dengan negara Zionis bersama dengan dana pensiun Norwegia KLP, ungkap Financial Times, Selasa, 21/1/2014.

PGGM dua pekan lalu memutuskan menarik diri dari lima bank besar Israel sebagai protes atas pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel secara illegal, dan melanggar perjanjian internasional dan konvensi Jenewa. Kelompok-kelompok perusahaan di Uni Eropa sangat kecewa melihat praktek yang dijalankan oleh rezim apartheid Zionis Israel, yang menggunakan dana mereka untuk memperluas jajahahan.

Selain itu, Organisasi Serikat Akademisi di Amerika Serikat juga memboikot lembaga pendidikan Israel sejak akhir 2013. Israel sekarang mengalami kekhawatiran bahwa tren akan terus berkembang dan menyebar di seluruh Eropa dan Amerika Serikat.

Pada akhirnya, Zionis-Israel akan terkucil  atas tindakannya yang melanggengkan penjajahan dan pendudukan di tanah Palestina. Masyarakat dunia ingin melihat perubahan, dan perdamaian di Timur Tengah.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu dan Menlu Israel Avigdor Lieberman, memanggil seluruh duta besar Uni Eropa, karena semakin kuatnya oposisi terhadap rezim Zionis-Israel, yang terus melakukan kekejaman terhadap rakyat Palestina, terutama di wilayah jalur Gaza.

Uni Eropa juga menentang keras perluasan pemukiman Yahudi di Tepi Barat, termasuk penggusuran rumah-rumah penduduk Palestina di Yerusalem Timur, yang dianeksasi (dicaplok) Israel, sejak perang Arab-Israel, tahun l967.

Pergeseran sikap negara-negara Uni Eropa, dan perusahaan-perusahaan jasa, terutama di sektor perbankan, dan sekarang menjadi tren (kecenderungan) baru, dan membuat rezim Zionis-Israel, berpikir ulang terutama sikapnya yang terus-menerus melakukan penindasan dan kejahatan kemanusiaan terhadap rakyat Palestian. Sementara itu, Palestina telah diakui menjadi anggota tetap PBB, dan menunjukkan masyarakat dunia, mengakui eksistensi bangsa Palestina.

Amerika Serikat melakukan perundingan maraton dengan Palestina yang diwakili oleh otoritas Palestina yang dipimpin Presiden Mahmud Abbas, dan Zionis-Israel, dan Menlu Amerika John Kerry menginginkan segera ditandatangani perjanjian damai antara Palestina dengan Israel, tetapi Israel terus melakukan provokasi dengan memperluas pemukiman Yahudi di Tepi Barat, tanpa henti.

Konflik antara Palestina-Israel merupakan "episentrum" (pusat) seluruh konflik global sekarang ini. Semua bersumber dari wilayah ini. Krisis Palestina-Israel ini tidak pernah akan selesai, sampai kaum Muslimin mengalahkan anak keturunan "kera", dan ini puncak perjuangan kaum Muslimin. Sekarang intro sudah terjadi di Suriah. Mulainya akan terjadi perang besar melawan Zionis. Wallahu'alam.

*mashadi.


latestnews

View Full Version