View Full Version
Rabu, 19 Feb 2014

Masyarakat Dunia Memboikot Rezim Apartheid Zionis-Israel

TEL AVIV (voa-islam.com) - Menteri Keuangan Israel Yair Lapid memperingatkan bahwa kampanye boikot terhadap Israel meningkat, dan akan memiliki efek buruk pada perekonomiannya. Sementara itu, bank terbesar Jerman, Deutsche Bank, memasukkan daftar hitam bank Hapoalim Israel sebagai "perusahaan yang tidak etis" karena melakukan pendanaan terhadap pemukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat.

Menteri Keuangan Israel Yair Lapid telah memperingatkan bahwa, masyarakat dunia, termasuk Amerika Serikat  dan Uni Eropa kehilangan simpati serta kesabaran terhadap Israel. Situasi ini akan terus berkembang dan membuat negara Zionis itu, menghadapi isolisasi secara total. Ini disebabkan faktor sikap negara Zionis itu, secara konsisten mengembangkan rasisme di negaranya dan Palestina.

Yair  Lapid berbicara kepada kelompok wakil-wakil dari organisasi-organisasi Yahudi Amerika, Ketua Partai Yesh Atid,  Lapid memperingatkan bahwa kampanye boikot terhadap Israel meningkat , dan akan memiliki dampak  buruk kepada perekonomian Israel.

Sebelumnya, Organisasi Ilmu Pengetahuan Amerika (ASA Acedemics) memutuskan memboikot Akademisi dan Institusi Pendidikan Israel yang beroperasi dan mendukung pemukiman ilegal di Tepi Barat. Lembaga Pensiunan Raksasa  Belanda PGGM dan Denmark Danske Bank juga memboikot bank Israel karena alasan yang sama.

Sementara itu, bank terbesar Jerman, Deutsche Bank (DB), telah memasukan daftar hitam bank Hapoalim Israel sebagai  “perusahaan yang tidak bermoral”,  karena melakukan pendanaan pemukiman Yahudi ilegal di Tepi Barat,  ungkap koran Maariv Israel. Perusahaan Belanda Boskalis Westminister dan perusahaan Italia Condote de Agua juga menolak tawaran  membangun pelabuhan swasta di Ashdod dan Haifa, karena takut terjadi sasaran kekerasan politik,  bekerja dengan Israel .

Menurut Haaretz Israel, mereka yang bergabung dengan perusahaan Spanyol FCC dan Cyes, serta Jerman Möbius Bau, juga keluar dari proses tender kembali,  karena melakukan kerjasama dengan Israel akan menghadapi ancaman terhadap kepentingan bisnis mereka di Timur Tengah.

Tahun lalu, tindakan pemboikotan terhadap produk  pertanian Israel, seperti hasil anggur dari wilayah pendudukan Israel, Lembah Jordan yang menyebabkan kerugian $ 29 juta dollar bagi pemukim Yahudi ilegal di wilayah itu. Seperti dilaporkan oleh Washington Post, pendapatan dari ekspor Israel tahun 2013, menurun 14 %, terutama disebabkan oleh jaringan supermarket besar di Eropa memutuskan  memboikot produk-produk Israel .

David Elhayani, kepala Dewan Daerah Lembah Jordan, mengatakan kepada Washington Post, “Akibatnya, hari ini, kita hampir tidak menjual ke pasar Eropa Barat lagi”, tukasnya. Avi Avner, kepala komite pertanian di Lembah Yordan, mengatakan bahwa penjualan paprika dan anggur ke Eropa Barat telah menurun sekitar 50 % dan rempah segar hingga 40 %.

Pada tahun 2009, Inggris secara bertahap benar-benar mulai memboikot produk-produk  pemukim  Yahudi di daerah-daerah pendudukan. Bersama dengan negara-negara Skandinavia, Inggris telah membuat 550.000 pemukim Yahudi ilegal di Tepi Barat sangat takut akan masa depan mereka.

Banyak perusahaan di Inggris menghentikan pejualan barang-barang yang dihasilkan pemukim Yahudi dalam beberapa tahun terakhir, seperti produk Marks & Spencer, dan Morrisons. Supermarket Jerman Kaiser juga telah membuat keputusan yang bersifat  moral, dan tidak lagi menjual produk-produk barang yang dihasilkan oleh pemukim  Yahudi.

Kecenderungan secara global yang terus berkembang, banyak yang merasa secara perlahan mulai sadar sikap dikalangan masyarakat Barat terhadap Israel. Di mana tindakan boikot itu hampir  mirip dengan cara masyarakat dunia meruntuhkan rezim apartheid dri Afrika Selatan. Zionis-Israel, memang benar-benar rezim Apartheid, dan sangat rasis.

Menganggap semua ras lainnya di dudnia ini, termasuk Palestina, mereka dianggap ras kelas dua. Karena itu, bangsa Palestina diperlakukan secara keji. Dijajah, dianiaya, diperbudak, dihancurkan ekonominya, politiknya, budayanya, dan bahkan kehidupan mereka. Inilah yang sekarang dihadapi bangsa Palestina.

Sementara itu, usaha-usaha perundingan damai antara Palestina – Israel, dan ditengahi Amerika, tak menghasilkan apapun, karena Amerika tidak dapat bersikap tegas terhadap Israel, dan bahkan Amerika menjadi alat Israel. Wallahu’alam.


latestnews

View Full Version