DAMASKUS (voa-islam.com) - Abu Khaled al-Soury, seorang tokoh dan mujahid besar, dan telah terlibat dalam jihad di Afghanistan, Irak, dan memimpin gerakan pembebasan di Suriah melalui Ahrar Sham. Keikhlasan dan pengorbanannya, tiada taranya.
Begitu banyak waktunya di habiskan di medan jihad, dan berjuang tanpa mengenal batas waktu, bertujuan ingin mendapaat ridha-Nya, dan membebaskan negeri-negeri Muslim dari penjajahan kafir musyrik.
Abu Khaled al-Soury, menyadari betapa beratnya tugas dan misi yang dipikul dipundaknya, berjihad, membebaskan negeri-negeri Muslim yang terjajah.
Kafir musyrik telah menghancurkan, meluluh-lantakkan, dan mengoyak-ngoyak negeri-negeri Muslim, dan rakyatnya mengalami kematian. Berapa banyak yang mati? Berapa banyak yang luka? Berapa banyak yang cacad seumur hidup? Berapa banyak yang meninggalkan negaranya?
Orang tua, perempuan, dan anak-anak, mereka tercerabut dari negaranya, dan terlunta-lunta, tanpa masa depan. Mereka hidup di kamp-kamp pengungsian. Sungguh, begitu luar biasanya nasib rakyat negeri-negeri Muslim, seperti Irak, Afghanistan, Palestina, akibat pendudukan oleh kafir musyrik.
Kondisi negeri-negeri Muslim yang seperti itu, membuat Abu Khaled al-Soury, bergegas ke medan jihad, meninggalkan keluarganya, menyatukan langkah bersama dengan para Mujahidin, berjiihad, dan menghampiri musuh-musuh Islam, yang terus menjajah, dan menghinakan penduduknya, orang-orang Mukmin dan Muslim.
Meskipun, hanya sedikit, orang-orang yang tersentuh ‘qalb’nya, kemudian berani mengambil keputusan, memilih berjihad menghadapi para musuh yang menjajah. Tidak banyak orang-orang yang berani memilih jalan ‘Jihad’ itu.
Betapa beratnya meninggalkan kenikmatan dunia, bersama isteri, anak, dan sanak famili. Sementara ‘jihad’ menjauhkan mereka dari semua kesenangan kenikmatan dunia. Satu-satunya yang menjadi teman, sahabat, bahkan ‘isteri’ di medan jihad, hanyalah iman dan senjata, yang selalu berada di tangannya. Tetapi, Allah Azza Wa Jalla, tidak akan pernah mengingkari janjinya kepada orang-orang Mukmin, yang telah menjual dirinya kepada-Nya.
Tidak ada bentuk kemuliaan apapun, jika dibandingkan dengan kemuliaan seorang hamba, yang di akhirat mendapatkan kemuliaan sisi-Nya. Betapapun, manusia lebih suka kemuliaan di dunia, dan dengan berbagai bentuk ‘aksesoris’ kemuliaan palsu dan semu, yang mereka sangka, sebuah kemuliaan.
Hakikat kemuliaan itu, hanyalah kemuliaan, ketika seorang hamba kembali kepada Rabbnya, dan mendapatkan ampunan, dan dimasukkan ke dalam golongan dan barisan para shiddiqin, syuhada, dan orang-orang yang mendapatkan syafa’at dari Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam.
Abu Khaled al-Souri, sudah menempa dirinya dalam jihad, mengusir pasukan penjajah kafir musyrik AS dari Irak dan Afghan. Bertemu dengan ‘Sheikhul Jihad’ Usamah bin Ladin dan penggantinya, Ayman al-Zawahiri.
Abu Khaled al-Soury menerima amanah dari Sheikh Ayman al-Zawahiri, menjembatani perbedaan diantara mereka di medan jihad di Suriah. Amanah itu sudah ditunaikannya dengan penuh tanggungjawab.
Semoga kepergiannya akan mempercepat kemenangan Mujahidin mengalahkan rezim Syi’ah Alawiyyin yang dipimpin Bashar al-Assad. Wajahnya memancarkan kebahagiaan dengan senyum, seakan melihat surga-Nya, seperti yang dijanjikan kepada orang-orang Mukmin yang berjihad, dan syahid. Semoga. Wallahu’alam.