KABUL (voa-islam.com) - Marsekal Mohammad Qasim Fahim, wakil presiden Afghanistan, sejak 2009, dan pernah menjadi komandan Aliansi Utara, sekelompok pemimpin milisi anti-Taliban, selama perang memperebutkan ibukota Kabul.
Kematian Wakil presiden Afghanistan masih menjadi ‘teka-teki’ pada hari Minggu, ujar juru bicara pemerintah, dan hanya beberapa minggu sebelum Afghanistan melangsungkan pemilihan memilih presiden baru, Minggu, 9/3/2014.
Mungkinkah Marsekal Mohammad Qasim Fahim, tewas secara ‘tiba-tiba’? Karenan Qasim pernah melakukan kejahatan perang terhadap Taliban, bersama kelompok di Utara, yang sebagian besar milisi Syi’ah dan komunis, yang berkomplot dengan Amerika Serikat menghancurkan Taliban.
Qasim mungkin sengaja ‘dibunuh’ oleh orang-orang Karzai, menjelang kepergian Amerika di akhir tahun 2014 ini. Ini langkah yang dijalankan Hamid Karzai, guna memberikan sinal ‘positip’ terhadap Taliban. Karena, Karzai sudah membuat keputusan menolak menandatangani perjanjian keamanan dengan Washington.
Di mana dengan perjanjian itu, memungkinkan 10.000 pasukan Amerika akan tetap tinggal di Afghanistan. Pasukan Amerika yang tinggal di Afghanistan, bertujuan akan melatih pasukan kontra ‘teroris’.
Obama sangat berputus-asa, karena gagal memaksa Presiden Afghanistan Hamid Karzai menandatangani perjanjian keamanan dengan Washington. Kemudian, Presiden Obama memerintahkan Pentagon, mempersiapkan penarikan seluruh pasukan Amerika yang berjumlah hampir 100.000 personil dari Afghanistan.
Ini merupakan kekalahan Amerika yang kedua sesudah keluar dari Irak. Amerika melakukan invasi militer ke Afghanistan tahun 2001, tak lama sesudah serangan terhadap gedung WTC di New York, Manhattan.
Perang di Afghanistan yang dilakukan oleh Amerika di Afghanistan, tidak memberikan keuntungan apapun, secara politik dan militer. Amerika telah kehilangan ribuan tentaranya yang tewas di Afghanistan.
Dengan berakhirnya pendudukan Amerika di Afghanistan, ini menandakan kemenangan terbesar sepanjang sejarah bangsa-bangsa di dunia. Di mana para pejuang Mujahidin Afghanistan, berhasil bertahan menghadapi invasi militer Amerika selama hampir 15 tahun.
Dua kali perang di Irak dan Afghanistan, mengakibatkan Amerika mengalami kebangkrutan secara ekonomi. Menteri Pertahanan Amerika Chuck Hagel, mengajukan propossal kepada Kongres Amerika, yang akan memotong 50 persen anggaran Pertahanan Amerika, dari $ 800 miliar dollar, di masa mendatang anggaran Pertahanan hanya tersisa $ 400 miliar dollar.
Ini secara de facto menggambarkan bahwa Amerika sebagai negara ‘super power’ sudah usai. Amerika Serikat sebagai ‘super power’ hanya sejarah masa lalu. Amerika hanya menjadi negara ‘loyo’, akibat diterpa krisis ekonomi sejak tahun 2008, dan hingga kini belum pulih.
“Sejatinya Karzai , Fahim dan Amerika, merupakan ‘Trio’ penjahat yang melakukan kejahatan yang sangat luar, termasuk Amerika menggunakan pesawat tanpa awak (drone), dan begitu banyak rakyat sipil yang tewas, akibat serangan ‘drone’.
Memang, Fahim, tokoh kunci dalam melawan Taliban, dan didukung Amerika, dan ingin menghabisi Taliban. Tetapi, semua sudah terbukti, tidak ada kekuatan yang mampu mengalahkan Taliban, sesudah berperang hampir lima belas tahun. The ‘Game is over’, dan Fahim harus musnah dari percaturan politik Afghanistan dengan kematiannya, bersama perginya Amerika. Selamanya. Wallahu’alam.