BAGDAD (voa-islam.com) - Irak terus terjadi perang dengan dahsyat. Antara golongan Sunni dan Syiah. Rezim Syi’ah Irak dibawah Perdana Menteri Nuri al-Maliki, yang merupakan boneka Iran-AS, dan dengan kekuasaannya yang ada ditangannya menghancurkan-leburkan golongan Sunni Irak. Sehingga, golongan Sunni berjuang melawan kejahatan rezim ‘sesat’ Syi’ah Irak dengan kekuatan dimiliki.
Golongan Sunni melakukan balasan atas kejahatan rezim Syi’ah Nuri al-Maliki ini, perang semakin terbuka dan luas. Golongan Sunni bersumpah, akan terus berjuang sampai rezim Syi’ah Nuri al-Maliki menghentikan segala bentuk kejahatan mereka terhadap Sunni Irak. Maka belakangan ini semakin intensif serangan ke sasaran ke wilayah-wilayah yang dikuasai oleh golongan Syi’ah di Irak.
Serangan seorang pelaku ‘pembom’ dengan mengendarai minibus, dan dikemas dengan bahan peledak menewaskan sedikitnya 45 orang dan melukai 157 orang, di kota Hilla di bagian Irak selatan, ujar pejabat polisi dan sumber-sumber medis, Minggu, 9/3/2014.
Wilayah Hilla, merupakan wilayah terbesar Syiah di Irak, di mana seorang pelaku yang menggunakan minubus, meledakkan dirinya, dan menghancurkan semua yang ada di dekat minibus itu, kata pejabatpolisi Irak. Ketika terjadinya ledakan, di mana lebih 50 mobil terbakar dengan penumpang terjebak di dalam dan bagian dari kompleks perumahan dan kantor hancur, tambah kata perwira polisi itu.
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan hari Minggu itu.Tapi, wakil ketua dewan provinsi Hilla, Aqeel al-Rubaie, menuduh al Qaeda berada di balik pemboman itu. Rubaie mengatakan pemerintah setempat telah menerima peringatan dari kelompok yang berafiliasi kepada al Qaeda. Nampaknhya, menurut polisi Irak, kelompok yang memiliki afiliasi dengan al-Qaidah itu, mereka membangun markas di lahan pertanian utara Hilla yang merencanakan pemogokan.
Pejabat di Hilla, al-Rubaie, mengatakan kekerasan yang terjadi akibat perang yang terjadi di provinsi Anbar. Di mana pemerintah pimpinan Syiah telah memerangi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang terjadi di kota Ramadi dan Fallujah. “Kami memiliki bukti bahwa teroris al-Qaeda yang berdiri di belakang serangan bunuh diri hari ini, dan sejak berlangsungnya pertempuran di Anbar, Al Qaeda telah meningkatkan serangan di Hilla”, tambah Rubaie kepada Reuters . “Kita tidak bisa memisahkan serangan hari ini dari pertarungan Anbar itu”, kata Rubaie.
Pemboman dan serangan menewaskan lebih 8.000 warga sipil di Irak pada tahun 2013, dan tahun paling mematikan sejak 2008 . Kekerasan belum mereda pada bulan-bulan awal 2014. Jumlah korban tewas terus meningkat, karena beberapa dari yang terluka meninggal di rumah sakit dan lebih banyak mayat ditemukan di lokasi, kata polisi .
Dalam insiden terpisah, di perbatasan provinsi Anbar dan Baghdad barat, sekelompok orang bersenjata menyerang sebuah pos pemeriksaan militer di wilayah Sunni Abu Ghraib, menewaskan empat tentara dan polisi, ungkap sumber medis di Anbar. Di Irak utara, tiga karyawan perusahaan minyak, lima tewas dan tujuh luka-luka, ketika orang bersenjata di dalam mobil menembaki bus mengangkut karyawan NOC (North Oil Company) dekat Tuz Khurmatu, yang dekat dengan provinsi kaya minyak Kirkuk, tambah seorang pejabat polisi.
Sementara itu, Nuri al-Maliki mendapatkan secara besar-besaran dari Iran, sebagai bagian kerjasama militer antara Irak-Iran. Al-Maliki ber tekad mengalahkan dan menghancurkan jaringan al-Qaidah dan ISIl diseluruh Irak dengan bantuan Iran. Inilah perjuangan al-Maliki dalam rangka memerangi kelompok Sunni di Irak, yang sekarang dihancurkan oleh al-Maliki yang menjadi boneka Iran.
Seorang tokoh Syi’ah Irak, Mohtada al-Sadr, menuduh al-Maliki sebagai ‘diktator’, dan dia membubarkan gerakan ‘al-Da’wah’, dan menolak dukungan kepada al-Maliki, dan anggota parlemen Irak, khususnya dari kubu al-Sadr mengundurkan diri dari parlemen Irak. (afgh/wb/voa-islam.com)