View Full Version
Jum'at, 06 Jun 2014

Ingin Menjadi Presiden Jokowi Menggunakan Jimat Blusukan dan Glembukisasi

JAKARTA (voa-islam.com) - Jokowi yang dikenal dengan keahliannya yang disebut 'glembuk'(ngapusi), dan oleh para pendukungnya dan fanatikusnya, selalu diidentikan dengan: jujur, sederhana,dan merakyat. 'Jujur, sederhana, dan merakyat' itu, seakan-akan menjadi 'trademark' Jokowi.

'Trademark' yang digembar-gemborkan dengan : 'jujur, sederhana, dan merakyat', sebagai sarana melakukan 'glembukisasi' (ngapusasi) terhadap rakyat dan bangsa Indonesia. Operatornya jaringan 'kiri' yang sudah 'ngiler' ingin Jokowi pengin jadi presiden.

Tak aneh 'gang' Adian Napitulu, yang didukung oleh MetroTV, tak henti-hentinya melakukan kampanye dan menjadi corong Jokowi tentang 'glembukisasi' itu. Jadi Jokowi itu, sekarang memiliki dua 'trademark', yaitu 'blusukan' dan 'glembukisasi', dan rakyat sepertinya terpengarah.

Sekarang rakyat Indonesia yang sudah menderita sejak zaman Belanda, sampai hari ini, selalu mengharapkan datangnya pemimpin yang adil. Dahulu, sampai-sampai Megawati, sebelum menjadi presiden, selalu mengumandangkan dirinya sebagai titisan Bung Karno, yang identik 'Ratu Adil', yang menjadi pemimpin 'wong cilik'.

Tetapi, sesudah Mega menjadi presiden, tak mampu mewujudkan mimpinya sebagai 'Ratu Adil', dan yang mencintai 'wong cilik', tetapi di mana-mana terjadi ketidak-adilan, dan tidak pernah berpihak kepada 'wong cilik', justeru Mega menjadi pembela konglomerat Cina, dan bahkan memberikan pengampunan kepada pengemplang BLBI yang sudah menghabiskan uang negara Rp 650 triliun. Menjual asset negara yang strategis dengan obral kepada fihak asing, seperti Indosat yang dijual kepada Singapura.

Jokowi yang sekarang banyak dielu-elukan itu, berkat penampilan yang membuat rakyat bertanya-tanya. Karena, proses pencitraan melalu media sosial dan media massa sangat luar biasa, sampai dapat mengubah keyakinan dan persepsi rakyat. Jokowi pemimpin yang dinantikan dan pemimpin masa depan, seperti celotehan Adian Napitulu, dan kampanye yang masif dari MetroTV, milik si 'brewok' Surya Paloh, yang dahulunya kroni Soeharto, dan pengikut setia Golkar.

Di mana-mana dipasang panflet dan spanduk sepanjang jalan, bahwa calon presiden Jokowi itu dianggap sebagai pemimpin yang merakyat. Jokowi sesuai dengan kebathinan rakyat Indonesia yang rata-rata miskin. Hal itu wajar ada anggapan seperti itu muncul, karena mantan Wali Kota Solo itu kerap tampil seolah apa adanya di depan publik.

Tampilan Jokowi itu ditambah dengan dramatisasi, ketika Jokowi dan Anis Baswedan, dan JI  datang ke KPU dengan menggunakan bajaj. Tampilan dengan bajaj yang dilakukan oleh Jokowi, Anis Baswedan, dan JK yang ingin menunjukkan kesederhanaan itu di banyak laman situs sosial justru dikomentari sebagai terkesan berlebihan. Peristiwa itu, berlangsung pada 1 Juni 2014.

Tetapi, kesan yang dramatis itu, hanya berselang  sehari  (2/6), beredar foto Jokowi bersama anggota tim suksesnya, Anies Baswedan, sedang berada dalam pesawat pribadi yang terlihat mewah. Terlihat Gubernur DKI Jakarta itu memakai kemeja kotak-kotak, sedangkan Anis mengenakan kemeja warna putih. Keduanya sepertinya sedang ngobrol. Jokowi terlihat membaca koran, sambil mendengarkan ucapan Anies.

Informasi yang diterima berbagai media, dan foto itu diambil pada Kamis (29/5 /2014) setelah deklarasi di Bandung, Jawa Barat. Jokowi ke Surabaya dengan jet pribadi. Dari Surabaya sekitar jam 17.00 WIB, ke Bali dengan jet mewah. Jadi Jokowi itu sejatinya pemimpin palsu yang ahli 'glembukisasi (ngapusasi) terhadap rakyat dengan pencitraan.

Jokowi dan JK, keduanya sampai tega menipu rakyat dengan membuat film, makan lesehan diatas tikar bersama seorang perempuan, yang digambarkan sebagai rakyat miskin. Sungguh 'glembuk' asal Solo itu, benar-benar sangat mujarab, menipu rakyat yang miskin dan hidupnya sudah susah.

Kalau Jokowi memang benar-benar, jujur, sederhana, dan merakyat, sesudah cuti (tidak mengundurkan diri), sebagai gubernur, tidak ngontrak rumah di di Menteng, yang menjadi tempat tinggal orang-orang 'borjuis' dan kalangan 'the have' (kaya), tapi tinggal ngontrak di Menteng Pulo, yang setiap tahun kebanjiran. Tetapi, dasar tukang 'glembuk' Jokowi memilih ngontrak di Menteng.

Foto Jokowi dan Anies naik pesawat mewah kontras dengan foto ketika keduanya naik bajaj ke kantor KPU, Minggu (1/6). Jokowi sangat ambisiusnya pengin dan sudah 'ngiler', sampai tega meninggalkan amanah rakyat Jakarta, dan melakukan 'glembukisasi' terhadap bangsa dan rakyat Indonesia dengan obral pencintraan, sebagai orang jujur, sederhana dan merakyat. Sungguh sangat ironi.

Dibagian lain, Anis Baswedan yang sudah dibuang oleh Presiden SBY, dan sakit hati melamar kepada Jokowi sebagai pedampingnya. Anis Baswedan yang dijuluki tokoh muda yang 'brilyan' itu, dahulunya pengecam keras Jokowi. Tapi, sekarang bersama-sama Jokowi, demi kepentingan dan ambisinya pada kekuasaan. Keduanya istilah anak muda : 11-12. Begitulah antara Jokowi dan Anis. Wallahu'alam.


latestnews

View Full Version