SURABAYA (voa-islam.com) - Berapa juta laki dan perempuan yang sudah melakukan zina di komplek pelacuran Dolly? Berapa banyak laki dan perempuan yang terkena penyakit kotor termasuk HIV? Berapa juta laki dan perempuan yang harus dihukum mati, di rajam, andai tegak hukum hudud (syariah Islam)?
Laki dan perempuan yang melakukan zina, dan sudah menikah hukumannya dirajam (dilempari batu) sampai mati. Di dalam al-Qur’an tidak ada hukuman lain bagi pelaku zina, kecuali hukum rajam. Zina merupakan dosa besar (kabair), hampir sama dengan dosa syirik.
Dolly sudah ada sejak zaman Belanda. Dolly nama mucikari pertama di komplek pelacuran terbesar di Asia Tenggara. Dolly perempuan Belanda yang menciptakan tempat zina itu. Bagaimana zina dijadikan kegiatan mencari ‘nafkah’? Zina menjadi aktifitas legal. Zina menjadi kebutuhan pokok, seperti makan dan minum. Tidak ada yang merasa hina dengan zina. Dalam hadist shahih, jika disatu tempat, terjadi perzinahan, maka empat puluh rumah sekeliling tempat terjadinya zina itu, maka akan dilaknat.
Padahal, sejak zaman Belanda, orang beranak pinak di komplek pelacuran Dolly. Mereka mencari makan, hidup, bersama para pelacur. Ketika akan ditutup rakyat yang tinggal di komplek pelacuran Dolly itu menentang keras. PDIP menolak penutupan lokalisasi pelacuran Dolly. Betapa orang hidupnya bergantung kepada aktifitas kotor. Jual beli ‘lendir’. Sungguh sangat nista.
Pernah, saat ada aturan yang ingin ditegakkan oleh pemerintah daerah Surabaya meliburkan Dolly, para pelacur melakukan aksi demo, menolak penutupan di bulan Ramadhan. Merka, mengecam para pejabat Pemda Surabaya yang ingin meliburkan para pelacur di bulan Ramadhan. Mereka menentang. Mereka berteriak, “Kami tidak mau melayani para pejabat, jika diliburkan di bula Ramadhan”, cetus para pelacur.
Surabya sudah berganti entah berapa kali walikota. Tapi, tidak ada satupun walikota yang memiliki kemauan keras menutup komplek pelacuran Dolly. Ribuan perempuan di jadikan ‘budak’ oleh para mucikari. Mereka harus menyerahkan tubuhnya kepada setiap laki-laki. Terkadang seorang pelacur sampai harus melayani lima laki-laki. Dan, uang yang diperoleh para pelacur itu, tidak seimbang dengan pengorbanannya, dan tetap saja yang mendapatkan bagian yang besar mucikari. Mereka tidak dapat meninggalkan komplek Dolly, dan harus melakukan aktifitas kotor itu, sampai menemui hari tua.
Penuturan Walikota Surabaya Tri Rismaharini sangat gamblang. Perempuan yang berwajah keras itu, sampai menangis, berkata terbata-bata, tidak sampai hati menceritakan pengalamannya bertemu dengan seorang pelacur tua. Bagaimana di usia yang sudah tidak muda lagi itu, mendapatkan pelanggan, tanya Risma. Itu pertanyaan Tri Rismaharini kepada pelacur tua yang hidup sebatang kara, di gubuk reot. Jawabannya sangat mengejutkan dan membuat yang mendengarkan pasti akan meneteskan air mata. Menurut Tri Rismaharini, ternyata para pelanggan pelacur tua itu, anak-anak sekolah SD dan SMP, dan membayar Rp1.000 atau Rp 2.000 rupiah. Tragis.
Di Surabaya banyak tempat mangkal pelacur. Sebagian sudah ditutup oleh pemerintah daerah Surabya. Tinggal komplek Dolly yang belum ditutup. Dolly menjadi pusat pelacuran yang paling besar di Asia Tenggara. Setiap hari berlangsung zina, antara laki dengan pelacur. Ratusan pelacur setiap hari melayani laki-laki bejat. Berzina. Sungguh luar biasa. Kehidupan malam di Dolly sudah berlangsung sejak zaman Belanda. Terus berjalan. Tidak ada satupun pejabat yang berhasil mengakhiri kejahatan zina itu.
Tri Rismaharini, perempuan paruh baya, memiliki jabatan sebagai Walikota, dan dengan jabatan atau kekuasaannya itu, digunakan mengakhiri sebuah perbuatan yang paling laknat di muka bumi, zina. Perzinahan yang dilakukan oleh ratusan orang setiap malam, bukan hanya satu orang. Sudah sejak zaman Belanda. Berapa tumpukkan dosa? Berapa banyak yang harus dirajam manusia-manusia laknat, laki dan perempuan yang sudah bergelimang dalam zina itu?
Tri Rismaharini mengakhiri perbuatan terkutuk itu menjelang Ramadhan. Tri Rismaharini dengan ketulusannya berani mengambil keputusan penting dalam sejarah hidupnya sebagai wanita dan walikota. Di mana tidak pernah ada pejabat walikota sebelumnya yang berani mengambil resiko menutup Dolly. Sungguh mulia Tri Rismaharini. Kemuliaan Tri Rismaharini patut dikenang sepanjang sejarah kehidupan negeri ini. Menutup tempat yang memberikan laknat kepada negeri ini. Ini sejarah kehidupan yang harus terus dikenang jasa Tri Rismaharini selamanya. Wallahu’alam.