QATAR (voa-islam.com) - Pemimpin Ulama se-Dunia, Yusuf al-Qardhawi mengatakan bahwa deklarasi kekhalifahan Islam oleh ISIS melanggar hukum syariah, tegasnya, Sabtu, 5/7/2014.
Minggu lalu, kelompok jihadis yang tergabung dalam ISIS mendeklarasikan "khalifah Islam" di daerah-daerah yang mereka kuasai di Irak dan Suriah dan memerintahkan umat Islam di seluruh dunia bersumpah setia (berbai'at) kepada pemimpin mereka Abu Bakr al-Baghdadi.
Sheikh Qardhawi, adalah tokoh dan pemimpin dari Ikhwanul Muslimin di Mesir, yang sekarang bermukim di Qatar, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa deklarasi khilafah “batal di bawah syariah”.
Pemimpin ISIS Baghdadi telah menyerukan umat Islam yang memiliki kemampuan di bidang militer, medis dan mane jerial, hendaknya bergegas ke Irak, dan membantu perjuangan menegakkan khilafah, dalam sebuah rekaman audio yang dirilis Selasa.
"Mereka yang bisa berimigrasi ke Daulah Islam harus berimigrasi, seperti imigrasi ke Daulah Islam adalah tugas," kata Abu Bakr al-Baghdadi. “Khalifah" dalam rangka menegakkan Syariah membutuhkan ‘hakim , militer, manejer , dokter dan insinyur di segala bidang”, tambahnya.
"Melawan musuh-musuh Allah dan mencari kematian di tempat di mana anda berharap untuk menemukan kematian itu”, katanya. “Saudara-saudaramu, di setiap bagian dari dunia ini, sedang menunggu anda untuk menyelamatkan mereka”, tambahnya.
Sementara itu, tokoh jihad Jordan, Abdurrahman al-Maqdisi, juga masih berbeda pendapat soal deklarasi khalifah oleh ISIS dan Abu Bakar Bagdadi. Al-Maqdisi mengkawatirkan akan semakin banyaknya terjadi pertumpuhan darah. Karena, mereka yang menolak berbai’at, kemudian dianggap sebagai ‘kafir’, dan wajib diperangi. Ini akan semakin menimbulkan kekacauan yang lebih luas di Timur Tengah.
Ahli fiqh al-Azhar, Dr.Zein al-Najjah, saat bertemu dengan para wartawan dari berbagai media Islam di Jakarta, mengatakan hendaknya menunggu, dan bersabar jangan tergesa mensikapi atas sikap keputusan yang ambil ISIS, di mana ISIS sudah mendeklarasikankhilafah.
Perbedaan yang sangat tajam ini, mengakibatkan perpecahan, dan kemudian peperangan sesama mujahidin. Ini akan semakin melemahkan gerakan jihad di seluruh dunia. Di mana sekarang sedang tumbuh gerakan jihad melawan kafir musyrik (yahudi dan nasrani), termasuk menghadapi Syi'ah rafidhoh, yang sekarang ini sudah menjadi ancaman nyata. Wallahu’alam. [aa/afgh/voa-islam.com]