JAKARTA (voa-islam.com) - Semua bermula dari pertemuan antara Haley dan Bill Clinton, kemudian Haley bekerja untuk Bill Clinton, ketika dia menjadi gubernur Arkansas dan presiden. Selanjutnya Haley berkantor Gedung Putih, dan menjadi sekretaris presiden.
Kemudian, Haley dari 1994 hingga 1999, di Dewan Bank Ekspor-Impor Amerika Serikat. Sejak tahun 2007, dia menjadi Direktur Komisi Pembangunan Ekonomi Arkansas di bawah Gubernur Mike Beebe.
Episode berikutnya, Haley berada di bawah pengawasan selama bertahun-tahun, ketika di Bank Ekspor-Impor, karena persahabatannya dengan James T.Riady dan John Huang, tokoh kunci yang memberi sumbangan dana kampanye Clinton pada tahun 1996.
Sebagai fihak asing memberikan sumbangan lebih dari $ 1 juta dollar kepada Komite Nasional Demokrat, dan kemudian fihak penegak hukum Amerika Serikat mengangkat kasus bantuan Huang dan James Riyadi, karena dipertanyakan tentang asal-usul dana mereka.
Haley bertemu Huang di tahun 1980-an, ketika dia berada di badan pembangunan Arkansas, dan dia bekerja pada Worthen Banking Corporation, yang pada waktu itu sebagian dikendalikan oleh keluarga James Riady dari Indonesia.
Haley mengatakan dia tidak dipengaruhi oleh persahabatan nya dengan Huang dan Riady, ujarnya. Setelah meninggalkan Gedung Putih, ia bekerja pada Kissinger Associates McLarty, kelompok konsultan mantan Menteri Luar Negeri Henry Kissinger , dan sebagai penasihat presiden Filipina, negara asalnya.
Haley pindah ke Arkansas pada tahun 1971, ketika dia menikah dengan John Haley, seorang pengacara. Pada tahun 1979 ia bergabung dengan Komisi Pengembangan Industri Arkansas, di mana dia berfokus terutama pada bisnis internasional. Haley bercerai dengan suaminya di awal 1990-an.
Dia meninggal dalam kecelakaan pesawat pada tahun 2003. Haley meninggal hari yang sama dengan Jim Pickens, 74, yang telah menjalankan Komisi Pembangunan Ekonomi Arkansas selama tiga tahun di bawah Gubernur Mike Huckabee.
Sekarang Bill Clinton yang pernah dicekoki uang $ 1 juta dollar oleh James Riyadi ke Jakarta. Menjelang KPU mengumumkan hasil pilpres 22 Juli ini. James Riyadi akan menggunakan kartu ‘Bill Clinton’, mempengaruhi fihak-fihak yang terlibat dalam penentuan keputusan KPU, dan memenangkan Jokowi. Karena, James Riyadi menjadi pendukung utama Jokowi.
Mungkinkah Bill Clinton, sebagai mantan penguasa Gedung Putih, posisinya akan dimanfaatkan oleh James Riyadi mengubah keputusan KPU? Indonesia sebagai negara berdaulat tidak boleh didekte oleh siapapun dalam menentukan pemimpin.Tidak juga Bill Bill Clinton.
Indonesia harus menjadi negara berdaulat. Tidak didekte oleh fihak asing. Di mana ada kekuatan lokal ingin memanfaatkan Bill Clinton, mencapai tujuannya yaitu kekuasaan. Wallahu’alam.