GAZA CITY (voa-islam.com) – Sungguh sangat keji dan biadab Zionis-Israel. Hanya dalam satu hari (malam) sedikitnya 110 warga Gaza tewas oleh sekali serangan Zionis-Israel, ungkap para pejabat pemerintah Gaza, dan beberapa jam setelah bom menghantam hanya pembangkit listrik kota Gaza, Selasa, 29/7/2014.
Kota Gaza benar-benar lumpuh total, akibat serangan Zionis-Israel terhadap instalasi pembangkit listrik, yang memberikan pasokan energi penerangan bagi warga Gaza. Sementara itu, rumah sakit Syifa yang sekarang sudah tidak mampu lagi menampung warga Gaza yang terluka, dan meninggal, ditambah dengan padamnya listrik.
Kepulan asap tebal hitam terlihat membubung tinggi dari pembangkit listrik yang dirudal oleh pesawat tempur Zionis-Israel, bercampur dengan bola-bola api yang lain yang memenuhi langit kota Gaza, akibat serangan udara Zionis-Israel yang masif. Zionis-Israel bertekad melanjutkan gempurannya atas Gaza, dan bukan hanya ingin mengalahkan Hamas, tapi ingin menghancurkan seluruh penduduk Gaza, yang jumlahnya 1,8 juta jiwa itu.
Pejabat pemerintah Gaza mengatakan korban tewas akibat invasi Israel, kini sudah mencapai 1178 jiwa, dan ditambah sedikitnya 100 orang tewas sejak tengah malam pada Selasa. Lebih dari 6.800 warga Gaza terluka.
Selanjutnya, kantor berita AFP melaporkan, satu kali saja serangan udara terhadap Gaza utara, menewaskan 10 orang pada Selasa.
Zionis-Israel berusaha menghancurkan seluruh fasilitas umum di Gaza, dan bertujuan memaksa Hamas bertekuk lutut. Dengan menghancurkan seluruh fasilitas umum itu, kehidupan rakyat Gaza menjadi lumpuh total, dan memaksa Hamas harus menerima syarat gencatan senjata, yaitu de-militerisasi, seperti yang diinginkan oleh Israel, Amerika dan para pemimpin Arab.
Dibagian lain, Jamal Dardasawi, juru bicara perusahaan distribusi listrik Gaza, memperingatkan bahwa Gaza akan menghadapi "krisis kemanusiaan yang hebat, akibat hancurnya pembangkit tenaga listrik di Gaza”, jika tidak ada tindakan segera diambil untuk mengamankan pasokan listrik, tegasnya.
"Ini akan mempengaruhi rumah sakit dan pasokan air. Semua aspek kehidupan terancam punah," tambah Dardasawi. Rafiq Maliha, Direktur Pembangkit Listrik, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dua turbin terkena serangan rudal Zionis, dan mengakibatkan tidak akan mampu beroperasi selama satu tahun atau sampai tahun depan, ujarnya.
Gaza bukan hanya menghadapi perang, tetapi juga akan menghadapi krisis kemanusiaan yang dahsyat. Ini pembunuhan massal terhadap rakyat Gaza, ujarnya.
Pada kapasitas penuh, stasiun pembangkit tenaga listrik di Gaza mencapai 80MW, tetapi hanya menghasilkan 50-60mw sebelum dibom. Jika kondisi normal bisa memberikan 120MW tambahan listrik, kata Dardawasi.
Gaza bergantung pada jaringan listrik dari Israel dan Mesir untuk memenuhi kebutuhan energinya. Dardasawi mengatakan delapan dari 10 jaringan listrik dari Israel telah rusak sejak Israel menginvasi Gaza. Dengan fasilitas sekarang ditutup dan sebagian besar jaringan listrik dari Israel terputus, warga Palestina di Gaza akan dipaksa bergantung pada listrik yang dibeli dari Mesir.
Said al-Soudi, kepala kementerian pertahanan sipil Gaza, mengatakan tim teknis berhasil memadamkan api di stasiun pembangkit. Dia mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ia menerima informasi darurat dari pasukan Zionis tentang penembakan pukul 05:30, tetapi dia mencapai fasilitas pembangkit listrik, tiga jam kemudian, dan setelah melakukan perjalanan yang aman ke tempat pembangkit listrik dengan menggunakan mobil Palang Merah.
Zionis-Israel membuat skenario penghancuran total terhadap Gaza, sejak Gaza dikuasai oleh Hamas, dan dianggap menjadi ancaman keamanan Israel.
Sementara itu, Hamas terus meningkatkan kamampuan persenjataan militernya, seperti membuat pesawat drone (tanpa awak), rudal anti tank, dan roket yang memiliki jelajah yang lebih jauh, dan roket al-Qassam sudah mencapai kota pelabuhan Israel, Haifa, yang berjarak 200 km.
Kemampuan pasukan komando Hamas, yang tergabung dalam Brigade Izzuddin al-Qassam, memiliki kemampuan tempur yang sangat tinggi dan canggih, baik secara individu maupun kelompok.
Mereka dilatih dengan sangat keras di gurun-gurun pasir di wilayah Negef, dan mereka menguasai berbagai jenis senjata. Kemampuan militer Hamas inilah yang sangat mengkawatirkan masa depan Zionis-Israel. Termasuk banyaknya pasukan yang tewas di Gaza. Wallahu’alam.
*mashadi