ISTAMBUL (voa-islam.com) - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, berbicara dihadapan puluhan ribu pendukungnya dengan seruan ‘Turki Baru dan Kuat’, saat melangsungkan kampanye terakhirnya, sebelum pemilihan presiden, Minggu,10/8/2014.
"Anda memilih partai rakyat (AKP), pada 3 November (2002), dan Insya Allah, anda akan memilih presiden besok", kata Erdogan di Konya, seperti dikutif oleh Agence France-Presse.
Dalam kampanye terakhirnya, Erdogan bersumpah ia akan menaikkan standar demokratis di Turki, dan menciptkan ekonomi negara Turki lebih maju, dan menjadi "pemimpin dunia dan kekuatan global”, tegasnya.
Ini bukan hanya obsesi yang tanpa dasar. Sebab dalam satu dekade (10 tahun) terakhir dibawah Erdogan, Turki menjadi kekuatan ekonomi regional yang tangguh, diantara negara-negara Eropa yang terkena krisis ekonomi yang hebat.
Erdogan juga menjajikan kebijakan luar negeri Turki akan "lebih proaktif" di bawah masa jabatannya. "Kami akan menjadi penganjur keadilan di dunia," katanya.
Erdogan menyerukan perubahan konstitusi setelah pemilihan umum 2015 untuk memberikan kekuasaan eksekutif yang mirip presiden AS.
Pemilihan pertama pemilihan presiden langsung di negara itu, dan nampaknya Erdogan akan terus berkuasa, sesudah satu dekade menjadi perdana mennteri, meskipun nantinya Erdogan tidak hanya menjadi pemimpin seremonial seperti Abdullah Gul.
Partai AKP dibawah Erdogan telah membangun ekonomi secara spektakuler setelah memenangkan sejak berkuasa pada 2002.
"Insya Allah Turki baru akan dibentuk besok. Turki yang kuat akan lahir dari hasil pemilihan besok ", kata Erdogan yang mendapatkan sambutan luar biasa dari para pendukungnya di kota Anatolia, Konya.
Benteng Partai AKP
Konya dikenal sebagai benteng Partai Keadilan dan Pembangunan yang berlangsung dikawasan itu, menampilkan corak Islam yang selalu menjadi ciri dari Partai AKP, dan kampanye terakhir ini menandai puncak dari hampir 30 acara kampanye pemilu bagi Erdogan yang berlangsung sejak awal Juli.
Sebuah survei terbaru menunjukan bahwa Erdogan akan menang di babak pertama dengan 57 persen suara, dan mengalahkan saingannya - calon oposisi utama Ekmeleddin Ihsanoglu dan calon dari Kurdi Selahattin Demirtas.
Erdogan, satu-satunya tokoh di dunia Islam yang terus terang, jujur, dan berani menyuarakan hati-nurani bangsa Palestina. Erdgoan melakukan pembelaan dan pengorbanan terhadap bangsa Palestina secara total. Erdogan dengan tanpa tedeng aling-aling menyebut Zionis-Israel sebagai , "Fasisme Hitler".
Berbagai pandangan termasuk DR.Yusuf Qardhawi yang memberikan dukungan kepada Erdogan, dan menilai pemimpin Turki itu, nampaknya menjadi benteng bagi ummat Islam.
Di mana para pemimpin di dunia Islam, khususnya di negara-negara Arab, leher mereka sudah ditekuk oleh kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani), dan umumnya menjadi kaki tangan mereka. Erdogan justru nampak tegas melakukan pembelaan terhadap Muslim, seperti terhadap Muslim Palestina.
Tidak ada pemimpin dunia Islam yang menaruh perhatian yang begitu besar terhadap nasib dan kondisi umat Islam diberbagai belahan dunia. Saat terjadi kelaparan di Somali, Erdogan mengajak istrinya Emina, dan anaknya Sumayya, serta sejumlah menteri, termasuk Menlu Turki Ahmed Davotoglu. Turki menyumbang $ 500 juta dollar kepada Somalia.
Bahkan, saat kriris di Balkan, di mana Muslim dibantai oleh Serbia, Turki mengulurkan tangan kepada mereka. Tidak membiarkan Muslim di Balkan dihancurkan oleh Serbia. Muslim di kawasan Balkan, secara historis menjadi bagian dari Turki Ottoman.
Selain itu, istri Erdogan, Emina dengan didampingi Menlu Davotoglu, mengunjungi kamp pengungsi Muslim Rohingya, nampak menggendong bayi Rohingya sambil mencucurkan air mata. Adakah istri para pemimpin negara-negara Islam berbuat seperti Emina?
Istri para pemimpin negara-negara Islam, lebih senang dan sibuk menghabiskan uang mereka berbelanja di butik-butik dan pusat-pusat mode di Paris, Roma, London, Berlin, dan New York.
Mereka masa bodoh dengan nasib Muslimin. Mereka tega melihat penderitaan rakyat Muslim yang ada di depan mata mereka. Termasuk yang terjadi di Gaza. Di mana perempuan dan anak-anak mereka sedang sekarat meregang nyawat. Tak ada satupun istri para pemimpin negara-negara Islam itu yang memiliki perhatin. Mereka semua seperti 'batu'. Wallahu'alam.
*mashadi