View Full Version
Ahad, 07 Sep 2014

Menjelang Keruntuhan Daulah Islam Irak Menghadapi Koalisi Barat dan Arab?

RIYAD (voa-islam.com) - Al Arabiya Institute yang melakukan riset dan kajian dampak dari serangan udara Amerika terhadap Daulah Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang dimulai awal Agustus, mengindikasikan ISIS mulai mengalami kemunduran secara militer, ?karena serangan ini, yang didukung oleh pasukan Irak, milisi Syi'ah, ?Kurdi, dan koalisi NATO.

Perubahan itu berlangsung tidak lama, sesudah terjadinya perubahan politik di Irak, di mana Nouri al-Maliki, sudah disingkirkan, dan digantikan oleh Haider al-Abadi, dan menjadi kekuatan baru yang mengkonsolidasikan seluruh kekautan Irak, menghadapi ISIS. Al-Abadi mendapatkan dukungan Amerika dan Irank, dan sejumlah negara Arab, menghancurkan ISIS.

Pertemuan Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri NATO, dan pertemuan para pemimpin Uni Eropa, bersama Presiden Barack Obama, menghasilkan kepputusan penghentian konflik dengan Rusia, dan seluruh kekuatan Uni Eropa, dan mendapatkan dukungna Rusia, sekarang lebih di fokuskan menghadapi ISIS, karena ISIS sudah dipandang menjadi ancaman global.

Presiden Barack Obama sudah mengeluarkan sumpahnya, bertekad menghancurkan ISIS dan seluruh jaringannya, dan bahkan akan menangkap Khalifah Abu Bakar al-Bagdadi, dan bertekad akan membawanya untuk diadili atas kejahatan kemanusiaan yang dilakukannya. Kemarahan Obama dipicu tindakan ISIS yang dituduh sebagai kejahatan kemanusiaan terhadap kelompok Kristen, Yazidi, dan pemenggalan dua wartawan (mata-mata) Amerika.

ISIS Mengalami Kemunduran di Irak

Milisi Kurdi Peshmerga kembali berhasil mengontrol atas bendungan Mosul pada 16 Agustus, setelah ISIS menguasai bendungna yang sangat strategis itu awal bulan Agustus. Pasukan gabungan, yang didukung oleh serangan udara AS, juga memecahkan pengepungan ISIS di kota Syiah-mayoritas Amerli.

Milisi Peshmerga dan milisi Syiah merebut kembali kota Suleiman Beik, selatan Kirkuk, pada 1 September, serta kota Yengejeh. Pasukan Irak terus berusaha merebut kembali kota Tikrit. Milisi Syiah, Kurdi, dan pasukan pemerintah Irak dengan dukungan persenjataan dari Amerika, Eropa, dan NATO, terus membersihkan kantong-kantong yang dikuasi ISIS.

Angkatan udara AS telah menyerang posisi-posisi ISIS ?di kota Kristen Telkaif, 15 kilometer dari Mosul. Milisi Peshmerga sedang mempersiapkan untuk memasuki kota Mosul sebagai langkah mengalahkan pejuang ISIS, dan mengevakuasi penduduk dari beberapa daerah di Mosul. Peshmerga ini akan benar-benar mengelilingi kota Jalawla di provinsi Diyala. Hal ini juga menghalangi serangan ISIS terhadap tiga bagian kota Turkmen-mayoritas Tuz Khormato.

Tindakan Internasional

Pada 3 September, Presiden AS Barack Obama memerintahkan pengiriman 350 tentara ke Bagdad untuk melindungi kedutaan Amerika. Obama juga memutuskan untuk mengirim pejabat senior ke Timur Tengah "untuk membangun kemitraan regional yang kuat" untuk menghadapi ISIS.

Amerika akan membujuk seluruh negara-negara Arab besama-sama dengan NATO menghajar ISIS. Tindakan inii terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kehidupan rakyat Irak, ?dan masuknya banyak mujahidin asing di daerah yang dikuasai oleh ISIS.

PBB mengatakan pada awal September bahwa jumlah mereka yang tewas di Irak pada bulan Agustus mencapai 1420 jiwa, dan 1,370 yang luka-luka. Ia menambahkan bahwa 600.000 penduduk setempat mengungsi akibat perang dan jatuhnya kota-kota di wilayah Irak ke tangan ISIS.

Dewan Hak Asasi Manusia PBB sepakat untuk mengirim tim, guna melakukan investigasi ke Irak, dan ISIS dituduh melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Jerman pada 31 Agustus mengatakan telah mengirimkan senjata dan peralatan militer dalam jumlah yang sangat besar untuk 4.000 milisi Kurdi. Ini menyimpang dari kebijakan sejak Perang Dunia II tidak mengirim senjata kepada daerah konflik.

Pada 31 Agustus, Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan negaranya akan bergabung dengan Kanada, Italia, Perancis, Inggris dan Amerika Serikat dalam memberikan senjata dan bantuan kemanusiaan, dan akan memasok pasukan Kurdi menghadapi ISIS di Irak utara.

Pada hari yang sama, para pejabat keamanan Kurdi mengatakan serangan udara AS telah membuka jalan bagi penarikan pejuang ISIS dari Mosul. Hal ini berkorelasi dengan laporan bahwa Khalifah Baghdadi, telah melarikan diri ke Suriah setelah serangan udara Amerika yang menargetkan ISIS benteng di Irak, dan memaksa para pejuang ISIS mundur dari Zumar dan sekitar perbatasan Erbil, ibukota Kurdistan Irak.

Saksi mata mengatakan anggota pejuang ISIS ?di Mosul telah mulai berbaur dengan warga kota. Hal ini membuat koalisi yang ingin menargetkan mereka menjadi sulit. Laporan-laporan yang sekarang dibuat oleh Barat dan Sekutunya, menunjukan adanya kemunduran ISIS dimedan perang. Koalisi Eropa,Amerika, Arab, dan bahkan Rusia, membuat ISIS sangat riskan bisa maju mencapai kemenangan.

Koalisi Global Melawan ISIS?

Berita-berita dan laporan tentang kekejaman ISIS terhadap kelompok etnis dan minoritas di Irak - seperti Yazidi di Gunung Sinjar dan Kristen di Mosul - dan eksekusi atas wartawan Amerika James Foley dan David Sotloff, bagaikan siraman 'bensin' yang dengan sangat cepat membakar jerami kering bagi masyarakat internasional.

Serangan udara AS dan dukungan militer internasional terhadap tentara Irak dan milisi Peshmerga hanyalah awal dari sebuah perang untuk menghapus ISIS. Menghadapi ISIS benar-benar menjadi perang 'semesta', dan semua pemimpin dunia bergerak ke arah menghancurkan ISIS, termasuk para pemimpin dari Dunia Islam yang sudah menjadi bagian dari kekuatan kafir musyrik global. Mereka akan ikut menyumbangkan apa saja, demi kehancuran ISIS, yang sudah menakutkan bagi mereka.

Tidak ada situasi segawat seperti sekarang ini. Semua kekuatan global dari koalisi Uni Eropa, Amerika, Rusia dan Negara-Negara Arab, bersatu padu, saling bahu-membahu, tujuan hanya satu, bagaimana ISIS harus lenyap dari muka bumi. Berapapun harga yang harus mereka bayar, dan dengan apapun yang dibutuhkan untuk menghancurkan ISIS akan didukung mereka. Mereka bergerak bersama-sama sesudah bertemu di Wales, Inggris.

Selamanya kafir musyrik dan kaum munafiq tidak akan pernah ridha atas tegaknya al-haq dan sistem Islam. Pasti mereka akan memerangi dengan menggunakan seluruh kekuatan mereka. Ini sudah menjadi sifat dan watak orang-orang kafir musyrik dan munafik sejak zaman Rasul Shallahu alaihi wassalam.

Mereka saling tolong-menolong dalam memerangi orang Mukmin. Sekecil apapun bentuk kekuatan Islam yang lahir, pasti akan mereka hancurkan. Bersiaplah wahai para pejuang al-haq. Wallahu'alam.

[email protected]


latestnews

View Full Version