View Full Version
Selasa, 16 Sep 2014

Dapatkah 40 Negara Barat dan Arab Mengalahkan ISIS?

PARIS (voa-islam.com) - Tiga puluh negara Barat (kafir musyrik) dan sepuluh negara Arab (munafik) telah berikrar membantu rezim Syi'ah Irak melawan kelompok Daulah Islamiyah Irak dan Suriah atau ISIS "dengan semua cara diperlukan".

Sebuah pernyataan bersama dari para menteri luar negeri yang ikut ambil bagian dalam konferensi besar di Paris mengatakan dukungan mereka, termasuk  "bantuan militer yang sesuai" menghadapi ISIS.

Konferensi ini diadakan untuk menyepakati strategi membasmi kelompok ISIS yang kini menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah. Kemajuan ISIS di Irak dan Suriah telah membuat para pemimpin Barat dan Arab mengalami ketakutan.

John Kerry, yang menghadiri pertemuan itu, sudah menggalang dukungan untuk rencana aksi yang telah diungkapkan oleh Presiden Barack Obama minggu lalu. Obama bersumpah akan menghancurkan ISIS, dan menggunakan segala kekuatan yang dimiliki AS.

Pemenggalan James Foley, Steven Sotloff dan David Haines oleh pejuang ISIS yang diposting dalam sebuah video yang dikeluarkan kelompok pejuang ISIS itu pada hari Sabtu, menambah momentum terhadap rencana Obama, ungkap seorang wartawan AFP di Paris.

Saat membuka pertemuan, Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan ancaman dari DI harus ditanggapi secara global.

Badan intelijen AS, CIA, memperkirakan bahwa Daulah Islamiyah - yang dulu dikenal sebagai ISIS - memiliki sekitar 20.000 sampai 31.000 pejuang di Irak dan Suriah. Bahkan, Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel, mengatakan bahwa ISIS jauh lebih canggih dan hebat dibandingkan al-Qaedah. Dengan dukungan senjata, dana, dan para pejuang yang terlatih, sangat membahayakan bagi Barat, tegasnya.

Presiden Irak Fuad Masum, yang menjadi tuan rumah konferensi itu bersama-sama dengan Presiden Hollande, mengatakan komunitas internasional harus "dengan cepat" memburu para jihadis (ISIS), tegasnya.

"Jika intervensi dan dukungan terhadap Irak terlambat datangnya, maka artinya ISIS bisa menduduki wilayah lebih luas lagi dan memberikan ancaman yang lebih besar," kata Fuad Massum.

Selanjutnya, Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan bertemu para menteri luar negeri dari seluruh dunia di Paris, Prancis hari Senin untuk membahas strategi melumpuhkan militan Daulah Islamiyah atau ISIS.

Sekitar 40 negara, diantaranya 10 negara-negara Arab, telah menyatakan bergabung dalam koalisi untuk membantu memerangi ISIS di Irak. Ini merupakan kekuatan global yang terbesar sepanjang sejarah menghadapi ISIS. Sementara itu, Prancis mengatakan telah bergabung dengan Inggris untuk mengintai ISIS dari udara di wilayah Irak.

"Pagi ini, penerbangan pengintaian pertama dilaksanakan atas persetujuan antara Irak dan otoritas negara-negara Arab," kata Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian mengatakan pada pasukan Prancis hari Senin di pangkalan Al-Dhafra di Uni Emirat Arab.

Inggris mengungkapkan pada bulan Agustus sejumlah jet Tornado dan pesawat pengintainya telah terlibat dalam pengumpulan informasi intelijen.

Di bagian lain, sepuluh negara Arab telah menawarkan diri untuk mengambil bagian dalam serangan udara terhadap kelompok pejuang ISIS di Irak, kata para pejabat AS. John Kerry juga sudah bertemu dengan Presiden Mesir, Marsekal al-Sisi, dan menyatakan akan berdiri di garda paling depan dalam memerangi kelompok jihadis.

Sejak perisistiwa 11 September 2001, pemboman gedung WTC di New York, dan respon Amerika dengan melakukan invasi militer ke Afghanistan, dan kemudian ke Irak, yang bertujuan menghancurkan al-Qaedah, nampaknya   belum tercapai tujuan utama AS. 

AS hanya mampu membunuh Usamah bin Laden, tapi tidak mampu mengalahkan al-Qaedah dan Taliban. Al-Qaedah dan Taliban tetap eksis dan terus berjuang mengalahkan hegemoni Barat yang didukung negara-negara sekutunya, termasuk Arab. Bahkan, al-Qaedah pengaruh terus berkembang di berbagai negara.

Sekarang lahir kelompok baru ISIS yang lebih menakutkan terhadap Barat. ISIS lebih kuat dan canggih. ISIS mendapatkan dukungan senjata yang sangat luar biasa, dana, pasukan, dan menguasai wilayah yang sangat luas, Irak dan Suriah. Barat dan Arab menggigil melihat ISIS, dan sekarang sudah menjadi Daulah Islam Irak dan Suriah.

Barat dan Arab akan menghadapi ancaman yang bersifat laten, yaitu ancaman ideologi,  dan tak pernah bisa dihapus. Sekarang berbagai kelompok jihad di berbagai negara telah bergabung dengan Daulah Islam Irak dan Suriah. Sebuah perkembangan yang sangat dramatik. 

AS sejak peristiwa 11 September, sudah melakukan invasi ke Irak dan Afghanistan, mengirimkan ratusan ribu pasukan bersama sekutunya dan didukung kekuatan persenjataan. Semua hanya berakhir dengan kekalahan, dan sangat memalukan. AS meninggalkan Irak. Akhir tahun ini, AS akan meninggalkan Afghanistan. Semua rezim boneka yang dicangkokan di Irak dan Afghanistan telah tersingkir.

Nuri al-Maliki dan Hamid Karzai yang menjadi kaki-tangan AS telah pergi, dan gagal mengalahkan kekuatan ideologis (Islam). Kejahatan kafir musyrik (Yahudi-Nasrani), tidak akan pernah berhenti, sampai orang-orang mukmin memotong tangan mereka yang penuh dengan darah orang-orang Islam. Wallahu'alam.

[email protected]


latestnews

View Full Version