View Full Version
Jum'at, 03 Oct 2014

Amerika dan Koalisi 50 Negara Tak Akan Pernah Menang Melawan ISIS

WASHINGTON (voa-islam.com) - Para perancang kebijakan strategi militer, kontra terorisme, dan intelijen Barat skeptis dapat mengalahkan ISIS. Justru ISIS terus menyebar dan menjadi ancaman.

Para perancang kebijakan itu, masih merasa belum cukup dengan mengerahkan kekuatan militer, dan didukung senjata canggih. Kenyataannya koalisi 50 negara Barat dan Arab yang sudah melakukan serangan udara terhadap posisi ISIS di Irak dan Suriah, tak membuat gerakan ISIS menjadi lumpuh.

ISIS di tengah-tengah gempuran udara koalisi Barat dan Arab, tidak melemah dan surut. Terus maju melakukan ekspansi ke wilayah Irak ke perbatasan Kurdi dan mendekati Bagdad. Perdana al-Abadi memberikan sinyal tanda 'bahaya' kepada Barat, bahwa sewaktu-waktu Bagdad bisa jatuh ke tangan ISIS.

ISIS sudah berada di perbatasan Turki, mendekati ibukota Bagdad, dan berusaha memperkuat posisinya di Suriah. ISIS mendapatkan dukungan rakyat dan kalangan muda dari berbagai negara, yang terus membanjiri Suriah dan Irak.

Para pemuda Muslim dari berbagai negara, mereka bergabung dengan gerakan pembebasan, dan akan membebaskan negara-negara Islam yang sekarang dibawah cengkeraman kafir musyrik.

Barat barangkali akan bisa membunuh lebih banyak para pejuang ISIS. Mungkin setiap hari lebih banyak lagi para pejuang ISIS yang terbunuh oleh serangan udara koalisi.

Mungkin serangan udara yang sangat masif dari koalisi Barat dan Arab, bisa menghentikan gerak maju ISIS. Tapi, koalisi Barat dan Arab, tak akan pernah memenangkan perang melawan ISIS.

Seperti pernyataan dari seorang pejuang ISIS yang berasal dari Mesir, mengatakan bahwa para pejuang itu, lebih mencintai kematian. Kedatangan mereka di Suriah dan Irak, bukan ingin mendapatkan kemenangan semata dalam perang. Tapi, mereka semua bercita-cita ingin mendapatkan kemuliaan, kelak dihadapan Rabbnya.

Koalisi Barat dan Arab itu, hanya membuang-buang waktu, dan menghabiskan anggaran yang mereka gunakan membiayai perang yang tak akan pernah mereka menangkan.

Koalisi Barat dan Arab bukan hanya berperang melawan manusia, tapi melawan sebuah 'keyakinan' yang sangat dalam tertanam di setiap pejuang dan orang-orang yang mencintai dan merindukan janji Rabbnya. Surga.

Sementara itu, orang-orang seperti Barack Obama, David Cameron, Hollande, Angela Merkel, Tony Albott, Raja Abdullah, Abul Fattah al-Sisi, dan para pencinta dunia akan kalah. Mereka yang bergabung dalam koalisi, hanyalah kumpulan manusia-manusia yang selalu dirundung ketakutan akan kehilangan kekuasaan, dan kenikmatan dunia.

Padahal, semua aksesoris dunia, pasti akan meninggalkan mereka. Sementara para pejuang ISIS, bukanlah mencari kenikmatan dunia, yang pasti akan berpisah. Mereka hanya berjuang ingin mendapatkan kemuliaan Rabbnya.

Kekalahan-kekalahan yang dialami Barat sudah terjadi berulangkali. Betapapun, mereka selalu membanggakan kekuatan militer yang dimilikinya, dan peralatan senjata yang sangat canggih. Mereka tidak pernah memenangkan perang.

Lihatlah,  Soviet kalah di Afghanistan, dan sekarang menjelang kekalahan Amerika dan sekutunya di Afghanistan. Amerika sudah hengkang dari Irak. Amerika tidak akan berani lagi masuk ke Irak melakukan perang darat.

Ini membuktikan Barat dan koalisinya lemah, dan mereka tidak pernah dapat memenangkan perang. Seperti Zionis-Israel yang kalah di Gaza melawan Hamas.

Sekarang para ideolog jihad terkemuka, termasuk beberapa yang bersekutu dengan Al-Qaidah, telah mendekatakan antara berbagai gerakan jihad agar mereka beritifaq (bersatu).

Gerakan jihad yang sekarang tumbuh diberbagai negara telah membangkitkan ghirah umat, dan kehendak mereka dalam memperjuangkan bentuk sistem baru 'Imarah atau Daulah Islam' yang berlepas dari semua sistem jahiliyah yang merupakan bagian dari sistem kafir musyrik yang sudah menghancurkan dunia Islam.

Sementara itu, para pemimpin jihad terus berusaha  menyatukan kelompok-kelompok jihad yang berjihad di Irak dan Suriah melawan Barat.

Proposal, "Sebuah Inisiatif dan Seruan untuk Gencatan Senjata Antara Faksi-faksi di Suriah," dirilis online pada 30 September "Karena serangan Tentara Salib pada saudara-saudara Muslim kami di Suriah dan Irak," para ulama jihad berpendapat, mujahidin harus mengesampingkan perbedaan mereka.

Para penandatangan yang mengusulkan 'ittifaq' (perstuan) diantaranya: Dr Abdallah Muhammad al Muhaysini, Syaikh Abu Muhammad al Maqdisi, Syaikh Abu Qatada al Filisṭini, Syaikh Umar al Haddoushi, Syaikh Abu al Wafaa al Tunisi, Syaikh Dr Tariq Abdul Halim, dan Syaikh Hani al Sibai. Termasuk Abu Muhammad al Dagestani Emir Islam Emirat Kaukasus.

Para ulama jihadis itu mengatakan bahwa pengeboman yang dipimpin AS dan Arab  adalah bagian dari perang "melawan Islam, bukan terhadap sebuah organisasi tertentu." Ini merpukan perang terhadap Islam yang dilancarkan kaolisi Salibis yang didukung Arab munafiq. 

"Kami menyerukan kepada semua faksi di Suriah dan Irak untuk menghentikan pertikaian mereka, dan paling lambat malam Arafah [jatuh pada 3 Oktober 2014], karena mungkin Allah yang maha tinggi akan menurunkan belas kasihan-Nya atas Suriah dan rakyatnya dalam doa banyak Muslim pada hari besar tersebut".

Kehancuran Barat dan Arab yang menjadi pendukung kafir musyrik itu, sudah di depan mata. Mereka yang didukung peralatan militer dan pasukan yang besar, tidak akan dapat membunuh keyakinan yang sudah tertanam di setiap dada mujahid yang menginginkan kemerdekaan, kedaulatan dan terwujudnya sistem Islam, yaitu Khilafah Rabbaniyah.

Para pejuang Islam yang sekarang berada di berbagai belahan bumi Islam itu, mereka menolak sistem dajjal dan sekuler yang sekarang sudah membuat seluruh umat manusia menjadi nista dan hina. Diperbudak oleh materi dan hawa nafsu.

Kafir musyrik itu, tak ubahnya seperti 'binatang ternak', dan kehidupan mereka tidak berarti lagi.

Kekuatan militer dan pasukan yang jumlahnya besar dari koalisi Barat, hanyalah menjadi pelindung penguasa-penguasa yang sudah menjadi budak hawa nafsu, keserakahan dan ketamakan atas dunia, dan telah menimbulkan mala-petaka di mana-mana.

Mereka kumpulan manusia yang mencintai dunia, takut mati, dan pasti akan kalah. Wallahu'alam.

[email protected]


latestnews

View Full Version