View Full Version
Kamis, 09 Oct 2014

Kejatuhan Kobane, Berarti ISIS Menang Perang di Suriah dan Irak

WASHINGTON (voa-islam.com) - Satu-satu kota Suriah dan Irak jatuh ke tangan Daulah Islam Suriah dan Irak (ISIS), persis seperti kartu 'domino'. Kejatuhan Kobane akan mempunya efek yang sangat strategis bagi kemenangan ISIS, selanjutnya menguasai Suriah dan Irak. 

Sementara itu, dikatakan serangan udara AS bersama Koalisi 50 negara, "tidak akan menyelamatkan", kota kunci Suriah - Kobane dari kejatuhannya ke tangan Daulah Islam Suriah dan Irak  (ISIS), kata juru bicara Pentagon, Laksamana John Kirby.

"Saya pikir kita semua harus menguatkan diri untuk kemungkinan itu," katanya kepada wartawan dalam briefing harian Rabu, 9/10/2014.

"Kami sedang melakukan segala upaya yang bisa kami lakukan untuk menghentikan kemajuan ISIS 'terhadap kota Kobane. Tapi serangan udara saja tidak dapat menghentikan pejuang ISIS, kata Kirby menambahkan.

"Kami sangat jujur ​​tentang batas-batas kekuatan udara AS dan Koalisi 50 negara di sini. Pasukan darat yang bertempur sebagian besar, hanyalah dari dari para milisi kelompok suku Kurdi,  dan kita tidak memiliki sekutu yang bersedia dan  mampu, yang secara efektif di dalam perang darat di wilayah Suriah sekarang. Itu sebuah  fakta”, Kirby.

Perang yang berkecamuk di Kobane sangat mengerikan. Sudah lebih 500 korban jatuh, akibat perang antara milisi Kurdi dengan pejuang ISIS. Sampai NATO membuat langkah ‘kontingensi” (darurat) menyelamatkan Turki, jika sewaktu-waktu Kobane  jatuh ke tangan ISIS. Jatuhnya Kobane ke tangan ISIS ini mempunyai efek ‘spiral’, bukan hanya bagi rezim Bashar al-Assad, tapi bagi stabilitas Turki.

Berulangkali, para pejabat Pentagon memperingatkan, bahwa serangan udara tidak akan menyelamatkan Kobane.  Mengapa Kobani sangat penting untuk ISIS? Karena, kota Kobani menjadi kunci bagi suplai dukungan AS dengan senjata dan kekuatan militer kepada milisi Kurdi melawan ISIS. Kota berbatasan dengan Turki ini, menjadi pusat kekuatan milisi Kurdi, Feshermarga.

Semakin besar strategi AS melemahkan  kemampuan ISIS, maka akan semakin mendorong ISIS berjuang dengan segala kekuatan yang mereka miliki menguasai Kobani. Dengan dikuasi Kobane, maka jalur menuju Damaskus dan Bagdad, bisa dipotong oleh ISIS.

Sehingga, kemampuan AS dan Koalisi 50 negara yang memerangi ISIS, semakin tidak mungkin. Karena AS dan Koalisi 50 negara, satu-satunya yang diandalkan melawan ISIS dengan perang darat, hanyalah milisi Kurdi.

Beberapa pejabat senior pemerintah AS mengatakan Kobane akan segera jatuh ke ISIS. Ini sudah tidak dapat dihindari. Serangan udara AS dan Koalisi 50 negara, tidak menghentikan gempuran ISIS  terhadap Kobani. Kota yang perbatasan di Turki ini, sudah porak-poranda, dan milisi Kurdi sudah memberikan peringatan ‘SOS’ kepada Turki dan AS. Sewaktu-waktu Kobane akan jatuh.

Sebelumnya, AS dan Koalisi 50 negara aitu, mereka meremehkan pentingnya kota strategis Kobane, dan mula-mula mengatakan kota ini tidak menjadi perhatian utama AS.

Tapi,  melihat letak kota Kobane menunjukkan posisi yang sangat strategis dalam perang di Suriah dan Irak. Jika kota Kobane jatuh ke tangan ISIS, berarti ini  menandai kemenangan strategis yang penting bagi para pejuang ISIS.

ISIS akan mengontrol wilayah yang sangat strategis, dan menjadi sempurna, sesudah ISIS menguasai Raqqa (Suriah) dan Kobane (Turki) – yang membentang lebih dari 100 kilometer (62 mil).

Penguasaan atas Raqqa dan Kobane ini menjadi modal kekuatan ISIS melanjutkan misi perangnya melawan rezim Syiah Bashar al-Assad dan rezim Syiah Haedar al-Abadi di Irak.

Seperti Time.com mengatakan, "Jika para pejuang ISIS mengendalikan Kobane, mereka akan memiliki koridor strategis yang sangat besar di sepanjang perbatasan Turki, menghubungkan dengan posisi kelompok pejuang ISIS yang berada di Aleppo dan Raqqa”, ungkap Time.com

Staffan de Mistura, utusan khusus PBB untuk Suriah, memperingatkan kondisi yang sangat mengkawatirkan atas kejatuhan Kobane. ISIS dikawatirkan dapat melakukan pembantaian massal terhadap para milisi Kurdi yang sekarang terjebak dalam perang mempertahankan Kobane. 

Kondisi yang sangat mengkawatirkan telah nampak. Di mana perang yang berlangsung lebih satu bulan itu, mengakibatkan ratusan yang tewas. "Masyarakat internasional perlu  membela mereka," katanya.

"Masyarakat internasional tidak dapat mempertahankan kota Kobane dari kejatuhan ke tangan lain ISIS", tambahnya.

Kelompok ISIS  mengklaim telah menembak  jatuh helikopter tentara Irak di Baiji. Foto-foto yang diposting  ke situs-situs,  menunjukkan asap dan api di sekitar pesawat helikopter, yang kemudian terlihat benar-benar hangus jatuh.

Sebuah truk penuh bahan peledak dihantamkan oleh ISIS, kemudian meledak dekat pusat kota Kobane. Dua warga sipil tewas. Seorang milisi Kurdi menggambarkannya sebagai serangan yang sangat dahsyat atas kota Kobane. Targetnya adalah sebuah gedung  pasukan keamanan, kata mereka.

AS dan  Koalisi 50 negara sangat kawatir melihat posisi ISIS di wilayah itu, dan serangan udara selama beberapa minggu, belum berhasil melumpuhkan ISIS. "Pusat Komando AS terus memantau situasi di Kobane. Ada indikasi bahwa milisi Kurdi masih mengontrol sebagian besar kota dan bertahan menghadapi ISIS, ujar pejabat keamanan AS.

Seorang mantan kepala Angkatan Bersenjata Inggris meragukan kebijaksanaan serangan udara koalisi. Karena tidak mungkin dapat melumpuhkan kekuatan ISIS di darat. Justru mengakibatkan jatuhnya korban sipil, terutama warga Kurdi.

"Memang rencana perang bisa ditulis dengan baik. Saya sudah mengatakan itu, orang lain telah mengatakan yang sama”, kata mantan Jenderal David Richards kepada Christiane Amanpour dari CNN.

"Perang tidak pernah akan dimenangkan dari serangan udara saja. Mereka adalah bagian penting dari kesuksesan, tapi jangan berharap perang dapat dimenangkan hanya dengan serangan dari udara semata. Serangan udara tidak dapat  merebut dan menguasai sebuah wilayah”, tegasnya.

Tujuan utama serangan udara AS dan Koalisi tidak bertujuan menyelematkan kota Kobane (Suriah), kata para pejabat AS. Sebaliknya, tujuannya mengalahkan kepemimpinan senior ISIS, dan dengan cara menghancurkan kilang minyak dan infrastruktur lainnya. Dengan serangan udara  itu akan membatasi kemampuan kelompok ISIS mengoperasikan kekuatan militer mereka  terutama di Irak, ujarnya.

Menyelamatkan Irak adalah tujuan yang lebih strategis bagi AS dan koalisi, karena beberapa alasan, kata para pejabat Petagon. Pertama, Amerika Serikat memiliki hubungan dengan pemerintah Irak. Sebaliknya, pemerintahan Obama ingin Presiden Suriah Bashar al-Assad mundur.

AS memiliki sekutu di  Irak, termasuk pasukan Irak dan milisi Kurdi yang dikenal sebagai Peshmerga. 

Menurut seorang pejabat militer senior, penasihat militer AS sekarang bekerjasama dengan pasukan Irak sampai dilapangan, bukan hanya di pusat-pusat komando gabungan di Irbil dan Baghdad.

Para penasihat militer tidak terjun di medan perang. Tetapi menjadi penasehat perang bagi pasukan Irak dan milisi Kurdi”,kata sumber, yang tidak mau disebut namanya.

"Kami yakin akan dapat membuat kemajuan dalam kerjasama dengan pemerintah Irak. Karena pada akhirnya itu akan menjadi penting bagi mereka  mengamankan negara mereka, dan menemukan jenis akomodasi politik yang diperlukan untuk kesejahteraan jangka panjang", kata Obama.

Milisi Kurdi membuat beberapa kemajuan, ketika beberapa pejuang  ISIS di Kobane didorong kembali ke pinggiran  kota, kata pejabat Kurdi Idriss Nassan.

Pertempuran telah berlangsung dahsyat. Lebih dari 400 orang telah tewas dalam perjuangan untuk Kobani sejak pertengahan September, ungkap Observatorium

Tujuannya AS pertama memukul mundur ISIS di Irak. Kemudian membunuh para pemimpin ISIS,  dan menghancurkan sumber daya  yang menjadi penopang dukungan terhadap ISIS di Suriah, kata para pejabat pemerintah AS.

Jika semua berjalan sesuai rencana, pada saatnya mengalihkan perhatian mereka ke Suriah. Beberapa oposisi Suriah akan dilatih menghadapi berperang melawan ISIS.

Inilah strategi AS dan Koalisi 50 negara menghadapi ISIS. Tapi, justru kenyataannya satu-satu kota di Suriah dan Irak jatuh ke tangan ISIS.

Persis kartu ‘domino’. Ini harus diterima oleh AS dan Koalisi 50 negara, sebagai sebuah kenyataan. ISIS berperang dengan keyakinan dan agama, sementara AS dan koalisi 50 negara, berperang hanya mempertahankan kepentingan dunia. [email protected]


latestnews

View Full Version