View Full Version
Sabtu, 11 Oct 2014

Menjelang Keruntuhan Kota Kobane dan Skenario Kemenangan ISIS

KOBANE (voa-islam.com) - Nampaknya, kota strategis yang berbatasan dengan Turki, Kobane, bakal jatuh ke tangan pejuang ISIS. Bendera-bendera ISIS berkibar di gedung-gedung kota Kobane timur. Menurut laporan intelijen Barat, mengatakan  ISIS mengambil kendali 60 persen seluruh kota Kobane, Jum'at, 9/11/2014.

"Mereka telah mengambil setidaknya 60 persen (kota)," Rami Abdulrahman, yang menjalankan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, melalui telepon.

Pejuang ISIS kini mengendalikan dan menguasai hampir lengkap mulai dari "pusat keamanan," termasuk pusat pemerintahan Kobane yang digunakan mengelola pemerintah daerah, katanya. Kemajuan yang dicapai ISIS, tak terkendala oleh serangan koalisi AS dan 50 negara, yang menggunakan serangan udara secara masif.

Deputi Penasihat Keamanan Nasional AS Tony Blinken,  mengatakan: "Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di Kobane,  karena tidak ada lagi kekuatan darat yang mempertahankan kota yang terkepung,  itu akan menjadi sulit, jika hanya mengandalkan serangan kekuatan udara untuk mencegah ISIS dari potensi mengambil alih kota Kobane", tegasnya.

Sementara itu, Turki menolak melakukan serangan darat ke Kobane sendirian. Keengganan Turki itu, membuat pertahanan Kobane semakin ringkih menghadapi gempuran pejuang ISIS. Turki selama ini mempunyai masalah dengan suku Kurdi, yang terus menjadi ancaman.

Tony mengatakan akan ada situasi yang sama seperti Kobane,  yang terjadi terhadap kota-kota lainnya di Suriah dan Irak. Maka, tindakan AS melakukan serangan udara terhadap posisi ISIS di Kobane tidak efektif, tambahnya.

Dibagian lainnya, para pengamat strategi militer dan kebijakna dibidang militer, mengatakan, "Ada Kobane-Kobane  lainnya di Irak, ada Kobane-Kobane lainnya di Suriah setiap hari," katanya.

Utusan PBB Staffan de Mistura mengatakan Kobane bisa mengalami nasib yang sama sebagai kota Bosnia Srebrenica. Di mana 8.000 Muslim terbunuh oleh Serbia pada tahun 1995. Kekejaman terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II. Sementara itu, pasukan penjaga perdamaian PBB gagal melindungi mereka.

Persepsi para pejabat PBB itu, bisa jadi  hanya sebagai opini yang diciptakan, tujuan membuat citra (image) yang buruk terhadap ISIS.

"Jika ini jatuh Kobane jatuh ke tangan pejuang ISIS, kemungkinan hampir 700 - 12.000 orang, yang menjadi tawanan para pejuang ISIS, kemungkinan besar dibantai," kata de Mistura.

PBB yakin 700 warga sipil yang lanjut usia, terjebak di kota Kobane,  dan 12.000 warga Kobane telah meninggalkan pusat kota,  tetapi gagal melintasi perbatasan ke Turki, ungkapnya.

"Apakah anda ingat Srebrenica? Kami dilakukan. Kami tidak pernah lupa dan mungkin kita tidak pernah memaafkan diri kita sendiri, "kata de Mistura, utusan perdamaian PBB untuk Suriah. "Bila ada ancaman bagi warga sipil, kita tidak bisa, kita tidak bisa diam", katanya.

Nasib terutama warga Kurdi di Kobane melakukan aksi kekerasan di jalanan Turki, dan tindakan ini sebagai tindkan terburuk dalam beberapa tahun di Turki. Di mana Turki memiliki 15 juta orang Kurdi.

Penduduk Kurdi di  Turki meningkatkan aksi protes yang dahsyat, sejak Selasa, dan  melawan pemerintah Presiden Tayyip Erdogan, di mana menuduh Erdogan situasi di Kobane, dan memungkinkan kerabat mereka disembelih. Namun, Erdogan mengatakan aksi kelompok Kurdi itu hanya tujuannya menjatuhkan dirinya dari kursi presiden, dan didalangi oleh Mossad.

Tidak ada yang berbisa bertindak apapun atas kota Kobane yang sekarang menjelang keruntuhannya. Kobane cepat atau lambat akan jatuh ke tangan ISIS. Kelompok Kurdi bertindak salah menjadi bagian kampanye anti ISIS, dan memerangi ISIS.

Inilah resiko yang sudah diambil kelompok Kurdi. Kelompok Kurdi telah berperang di fihak AS. Sekarang mereka harus menghadapi kekuatan ISIS yang penuh dengan keyakinan, memenangkan perang.

ISIS mendapatkan suplai senjata yang sangat besar dari Mosul, peninggalan pasukan AS dan rezim Saddam Husien. ISIS juga mendapatkan suplai pejuang yang melimpah, dan datang dari penjuru dunia. Sekarang gerakan dari kelompok jihad dari berbagai negara telah terjun di kancah medan jihad di Suriah dan Irak.

Sementara itu, kelompok-kelompok jihadis yang berbeda, kemudian mendekat dan bersatu. Sikap AS, Uni Eropa, NATO, dan para pemimpin munafiq Arab, membuat semakin melubernya dukungan terhadap ISIS.

Kampanye perang AS dan sekutunya, bahkan keputusan Dewan Keamanan PBB di New York, yang menyerukan diperanginya ISIS, seperti menambah semangat mereka menggelorakan jihad.

Jabhah al-Nusrah, Khurasan, FSA, dan kelompok lainnya di Suriah, melihat serangan udara koalisi AS dan 50 negara, menjadikan mereka sadar, sejatinya sekarang ini terjadi 'Perang Salib' atas Dunia Islam.

Semua kekuatan jihad harus bersatu padu melawan aliansi Salibis yang sekarang sedang menghancurkan Dunia Islam, seperti yang dituturkan oleh Sheikh Joulani.

Inilah skenario kemenangan ISIS atas kekuatan kafir musyrik yang sudah menumpahkan begitu banyak darah Muslim di negara-negara Islam. Wallahu'alam. [email protected]

 


latestnews

View Full Version