View Full Version
Rabu, 29 Oct 2014

ISIS Mampu Berperang Selama 20 Tahun Melawan AS dan Sekutu

MOSUL (voa-islam.com) - Tidak salah pernyataan Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel, mengatakan bahwa ISIS merupakan kekuatan mililter yang tangguh dan canggih. Para ahli strategi militer dan intelijen di Pentagon membenarkan pernyataan Chuck Hagel, dan menilai ISIS sebuah kekuatan yang sangat tangguh.

Persenjataan yang dimiliki ISI sejajar atau setara dengan pemerintahan Irak sekarang. ISIS memiliki kapasitas dan persenjataan yang luar biasa besarnya, dan modern. Para pengamat dan ahli strategi militer di Pentagon, menyatakan bahwa ISIS mampu berperang melawan AS dan Sekutu, selama dua dekade (20 tahun), tanpa henti. 

Senjata peninggalan rezim Saddam Husien dan militer AS, termasuk pemerintahan baru Nuri al-Maliki, yang sekarang jatuh ke tangan ISIS, mampu digunakan berperang selama 20 tahun. Jumlahnya sangat besar.

AS melakukan duakali invasi militer ke Irak. Sejak zamannya Presiden George Bush Sr dan dilanjutkan George Bush Jr, dan dilanjutkan oleh Presiden Barack Obama, jumlah peralatan militer yang ditinggalkna di Irak, jumlahnya tak terhingga. Seperti digambarkan oleh pengamat Pentagon dalam laporannya, mengatakan ISIS menjadi kekuatan yang tercanggih saat ini.

Tumpukan senjata di Irak menjadi sangat berharga bagi ISIS. Jatuhnya kota terbesar kedua di Irak, yaitu Mosul, dan ditinggalkan begitu saja para jendral Irak, sepertinya memberi 'hadiah' kepada ISIS, mulai tank lapis baja, rudal Scud, senjata anti serangan udara, dan berbagai senjata berat lainnya menumpuk. Sekarang digunakan oleh pejuang ISIS.

Seperti dilaporkan oleh New York Time, betapa pejuang ISIS, mereka memanggul senjata rudal, dan jari-jari mereka memegang pelatuk pada sistem rudal antipesawat yang sangat canggih. Kemampuan persenjataan ISIS menjadi ancaman terhadap operasi udara yang dilakukan oleh koalisi pimpinan AS.

Gambar dari video yang dirilis oleh ISIS mengenalkan seorang pejuang menembakkan rudal FN6 permukaan-ke-udara buatan Cina - dan menghadapi tentara Irak yang menggunakan MI-35M dalam pertempuran di kota kaya minyak Baiji, utara Baghdad, ungkap  New York Times. 

Dalam beberapa kesempatan rudal antipesawat FN6 yang digunakan menembak jatuh helikopter tentara Suriah, dan bahkan digunakan menembak jet tempur pasukan Suriah. Pengamat mengklaim rudal yang dipanggul itu buatan Cina, yang disita oleh pejuang ISIS dari FSA.

"AS menangguhkan operasi dengan menggunakan halikopter Apache guna menyelamatkan kota Baghdad, karena kawatir serangan dari rudal jenis FN6 yang sekarang ada di tangan ISIS. Meskipun, pasukan Irak juga memiliki rudal baru jenis Mi-35Ms," kata Jeremy Binnie, dari IHS Jane, yang melihat video ISIS, mengatakan kepada Telegraph.

Para pejabat Pentagon mengkawatirkan  implikasi dari penggunaan ISIS jenis 'senjata antipesawat, dan pejabat militer memperingatkan bahwa rudal yang sekarang ini dimiliki ISIS akan berdampak bagi melanjutkan operasi udara ke Suriah dan Irak.

Rekaman video peluncuran rudal anti pesawat jenis FN6 itu, dengan panduan bahasa Arab secara online, dan kabarnya dibuat oleh ISIS, dan berhasil menghancurkan helikopter militer AS. Panduan dalam bahasa Arab itu, ditemukan di situs The New York Times  oleh wartawan CJ Chivers.

Di mana dalam panduan itu, pejuang ISIS menyerukan penghancuran helikopter Apache AS dan memberikan petunjuk operasional spesifik tentang cara menggunakan rudal antipesawat, atau MANPADS, dan tentang cara untuk tidak terdeteksi.

Rudal anti pesawat jenis FN6 itu, sangat efektif digunakan diatas bukit, dan memiliki kemampuan sasaran yang akurat. Sekarang digunakan oleh pejuang ISIS menghadapi koalisi pimpinan AS, yang terus melancarkan udara ke basis-basis ISIS. 

Pejabat keamanan AS prihatin tentang senjata yang sangat canggih yang dimliki oleh ISIS. AS secara tegas mendesak Qatar dan negara-negara Arab lainnya, dikawasan Teluk, tidak membantu para pejuang ISIS yang sekarang berperang Suriah.

ISIS memperkuat kekuatan militer, dan melakukan pembelian senjata dari berbagai negara termasuk Cina. Di mana dana yang dimiliki ISIS sangat melimpah dengan menguasai sumber-sumber minyak di Irak dan Suriah. ISIS menjual minyak di pasaran bebas, dan kekayaannya bertambah melimpah. Termasuk memberikan santunan bagi para pejuang ISIS.

Para pengamat dan ahli strategi militer Turki mengkawatirkan perang memperebutkan Kobane, antara penjuang ISIS melawan koalisi AS, yang menggunakan kelompok Kurdi, dampaknya akan menciptakan perang besar-besaran. AS memobilisi kekuatan milisi Kurdi di Suriah dan Irak. AS, Arab Saudi, Mesir, dan Emirat Arab, mendukung milisi Kurdi melawan ISIS.

Ini mirip perang antara Jerman dan sekutunya melawan Soviet, dan Jerman dan sekutunya menyerang Staliningrad, dan kemudian terjadi titik balik. Memperebutkan Staliningrad itu, berlangsung tahun l943. Sangat luar biasa. Persis seperti perang di Kobane.

Memperebutkan kota Staliningrad, benar-benar perang habis-habisan yang tak ada taranya dalam sejarah perang. Tak kurang 1,5 juta orang tewas dalam  perang itu. Sekarang  berlangsung di Kobane.

ISIS ingin menguasai Kobane, dan menghadapi koalisi AS dan sekutunya. Sungguh sangat luar biasa situasi di Kobane saat ini. Siapa pemenangnya akan menguasai Timur Tengah. Wallahu'alam.

[email protected]


latestnews

View Full Version