JAKARTA (voa-islam.com) - Uni Eropa mengalami pergeseran dalam masalah Palestina. Tidak lagi apriori terhadap ‘negara Palestina’. Ini bersamaan dengan sejumlah pengakuan dan dukungan parlemen di sejumlah negara Uni Eropa. Inggris, Perancis, Swedia, dan Spanyol, nampaknya memberi dukungan kepada negara Palestina.
Langkah ini menjadi titik balik bagi perjuangan bangsa Palestina. Selama ini bangsa Palestina, seperti sendirian, saat mereka memperjuangkan kemerdekaan negaranya. Dunia internasional mengacuhkan mereka. Tak ada yang menghiraukan mereka Dibiarkan dihancurkan oleh rezim Zionis-Israel, sejak negara Yahudi itu berdiri, di tahun l948 di tanah Palestina.
Barangkali hanya bangsa Palestina yang dibiarkan dijajah secara parmanen oleh Zionis. Dibandingkan negara-negara lain di seluruh dunia, mereka sudah mendapatkan kemerdekaan.
Tapi, bangsa Palestina dibiarkan tetap dijajah oleh Zionis-Israel. Dengan kondisi yang sangat menyedihkan, bangsa Palestina yang terjajah itu, terus berjuang melepaskan dari penjajahan Zionis.
Entah sudah berapa banyak kematian. Entah sudah berapa kali bangsa Palestina mengalami ‘genoside’ (pembantaian massal) oleh Zionis? Entah sudah berapa kali bangsa Palestina mengalami serangan militer atau invasi militer oleh Zionis?
Entah berapa banyak tokoh Palestina yang dibunuh Zionis? Entah sudah berapa banyak anak-anak Palestina yang terusir dari negaranya? Semua itu tak menyurutkan perjuangan mereka memembebaskan negaranya dari cengkaraman Zionis.
Sekarang, lembaga multilateral seperti DewanKeamanan PBB, mau mengakui adanya negara Palestina. Sekalipun mendapatkan tantangan dari Amerika Serikat yang menjadi pendukung utama Zionis. Tak peduli.
Bangsa Palestina terus berjuang mendapatkan pengakuan dari berbagai negara. Sungguh luar biasa perjuangan mereka untuk mendapatkan kemerdekaan dan pengakuan kedaulatan mereka.
Tapi, tak perjuangan yang tak berujung, dan pasti akan mencapai cita-cita yang mereka inginkan. Semua terbukti. Jerih payah mereka terbayar. Dengan sejumlah negara Uni Eropa memberikan pengakuan dan dukungan kepada bangsa Palestina.
Pertamakali perlemen Inggris memberikan dukungan kepada bangsa Palestina sebagai negara. Padahal, Inggrislah yang dahulu menciptakan dan membidani negara Zionis di tanah Palestina. Sekarang mereka berubah. Bersamaan dengan perubahan dunia.
Sekarang, parlemen Prancis dengan suara mayoritas meminta pemerintah mengakui negara Palestina, dengan harapan pengakuan ini akan mempercepat diwujudkannya perdamaian di Timur Tengah. Tidak akan pernah ada perdamaian tanpa adanya kemerdekaan dan kedaulatan negara Palestina.
Dalam pemungutan suara yang dilaksanakan di Paris, di mana 339 anggota parlemen setuju untuk mengakui negara Palestina, sementara 151 anggota menentang , hari Selasa (02/12),
Sekalipun, hasil pemungutan suara di parlemen ini bersifat tidak mengikat, namun ini menandakan perubahan sikap dikalangan negara-negara Eropa termasuk Perancis.
Tapi sejumlah pihak mengatakan keputusan parlemen Prancis tersebut adalah dorongan simbolis yang sangat penting bagi Palestina.
Pemerintah Prancis mendukung berdirinya negara Palestina, namun mereka mengatakan masih terlalu dini untuk mengeluarkan pengakuan resmi.Prancis, salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto, ingin perundingan damai Israel-Palestina kembali dimulai.
Betapa kerasnya ingin mendapatkan kemerdekaan dan kedaulatan bagi bangsa Palestina. Walaupun sudah begitu banyak kucuran darah dan air mata bagi kemerdekaan dan kedaulatan. Inilah harga yang harus dibayar bagi pembebasan sebuah negara.
Tapi, semua belum sempurna bagi bangsa Palestina, sampai bangsa itu bisa mengalahkan Zionis, dan membebaskan Jerusalem dan Masjidil Aqsha dari tangan Zionis. Tidak ada perdamaian dengan Zionis selama masih ada penjajahan atas Jerusalem dan al-Aqsha. Sementara pemerintah Jokowi menolak Hamas mendirikan perwakilan di Jakarta. Wallahu’alam.