JAKARTA (voa-islam.com) - Benarkah CIA (Central Inteligent Agency), yang merupakan badan intelijen AS, melakukan operasi di Papua, dan menciptakan instabilitas di kawasan itu, bersamaan dengan tewasnya dua orang anggota Brimob (Brigade Mobil). Belum jelas apa motivasinya atas keterlibatan CIA di Papua. Apakah tujuan untuk melakukan desintegrasi wilayah?
Nampaknya, ada usaha yang sistematis yang dilakukan AS, menciptakan konflik di Papua, dan mendorong wilayah Papua melepaskan diri dari NKRI. Sekarang ada usaha yang dilakukan aktifis Papua di New York, agar masalah Papua masuk agenda Dewan Keamanan PBB. Jika sudah masuk menjadi agedan Dewan Keamanan PBB, maka kemungkinan besar nasib Papua akan seperti Timor Timur. Lepas dari NKRI.
Selanjutnya, Komisi III DPR meminta kepada pemerintah untuk mengusut secara serius kasus penembakan anggota Brimob di puncak Jayawijaya, Papua, beberapa waktu yang lalu. Pasalnya ini bukan pertama kali terjadi karena dilakukan oleh kelompok yang diduga dari gerakan Papua merdeka.
"Ini bukan perkara kriminal biasa, gerakan bersenjata di sana lebih mengarah pada upaya pemberontakan. Ini adalah bagian dari gerakan organisasi Papua merdeka," ujar Anggota Komisi III DPR Fraksi PKS, Aboe Bakar AL Habsyi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (9/12/2014).
Menurutnya, kasus penembakan di Papua dapat diartikan sebagai ancaman bagi Indonesia karena korbannya berasal dari aparat penegak hukum. " Apa yang mereka lakukan itu bisa dikategorikan sebagai tindakan yang membahayakan negara, yang biasanya disebut dengan makar atau pemberontakan," katanya.
Aboe Bakar menyebut aksi penembakan yang terjadi di Papua sangat kuat melibatkan pihak asing. Sebab beberapa waktu yang lalu pihak TNI-Polri mengamankan salah seorang yang diduga bagian dari kelompok tersebut. Namun hal yang mengejutkan, orang tersebut ternyata bagian dari intelijen asing. Meski begitu keterlibatan pihak luar negeri dalam insiden ini patut diselidiki lebih lanjut.
"Adanya informasi bahwa salah satu pelaku yang ditangkap adalah anggota CIA semakin menguatkan indikasi makar di sini. Apabila informasi ini benar, presiden harus bertindak secara tegas," katanya.
Sebelumnya, dua anggota Brimob Polri ditembak mati di Ilaga, Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, Papua. Keduanya menjadi korban keganasan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di sana. Penembakan terjadi ketika sejumlah anggota Kepolisian Daerah Papua, sedang membantu kegiatan gereja GKII. Mereka diberondong tembakan ketika tengah mengangkat kursi dan tenda.
Di Jakarta, belum lama ini, mahasiswa Papua, melakukan aksi demo di Bunderan HI (Hotel Indonesia), mereka menuntut kemerdekaan Papua. Usaha-usaha yang dilakukan kelompok separatis itu, mendapatkan dukungan dari AS, dan bertujuan ingin menguasai Papua yang kaya akan mineral.
Sampai sekarang PT Freeport masih berada di tangan AS. Usha-usaha melakukan pembaharuan kontrak sharing yang lebih menguntungkan Indonesia, berujung dengan provokasi mendorong gerakan separatis dengan tuntutan kemerdekaan. (dimas/voa-islam.com)