JAKARTA (voa-islam.com) - Seperti tak berbekas sedikitpun nilai-nilai al-Islam sebagai dinul haq terhadap Muslim. Tetap saja mereka tasabbuh dan talbiz dengan kekufuran dan kemusyrikan.
Banyaknya umat Islam laksana buih. Tak bermanfaat sedikitpun. Mereka membiarkan diri mereka bersama-sama dengan kafir musyrik dalam kebathilan dan kemusyrikan.
Al-Qur’anul karim sudah memberikan manhaj (methode) menghadapi kafir musyrik (Yahudi dan Nasranni). Manhaj ini tidak pernah berubah sejak diturunkan kepada Nabi Shallahu alaihi wassalam, hingga hari kiamat nanti.
Maka, Muslim harus bersikap ‘tsabat’ (teguh) dalam memegang al-Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah, sebagai manhaj yang abadi.
Allah Rabbul Alamin dalam al-Qur’an sudah sangat jelas, dan tidak perlu diragukan lagi kebenarannya, dan bersifat mutlak. Muslim harus memperlakukan terhadap kafir musyrik sesuai dengan petunjuk dan perintah al-Qur’an.
Al-Qur’an menegaskan :
“Sungguh telah kafir orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu adalah al-Masih putra Maryam”. Padahal, al-Masih (sendiri) berkata, “Wahai Bani Israel sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang pun bagi orang-orang zalim itu”. (al-Qur’an : al-Maidah : 72).
“Sungguh telah kafir orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga, padahal tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa azab yang pedih”. (al-Qur’an : al-Maidah : 73).
“Al-Masih putra Maryam hanyalah seorang rasul. Sebelumnya pun sudah berlalu beberapa rasul. Dan ibunya seorang yang berpegang teguh pada kebenaran. Keduanya bisa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) kepada mereka (Ahli Kitab), kemudian perhatikanlah bagimana mereka dipalingkan (oleh keinginan mereka)”. (al-Qur’an : al-Maidah : 75)
“Al-Masih putra Maryam hanyalah seorang Rasul”, artinya dia sama seperti rasul-rasul lain yang diutus sebelumnya.Yakni, dia hanyalah seorang hamba dan seorang rasul dari sekian banyak hamba dan rasul-Nya.
“Dan ibunya seorang yang berpegang teguh kepada kebenaran”, yakni seorang yang percaya dan mengikuti Isa a.s. Itulah predikat Allah kepada Maryam,artinya Maryam bukanlah seorang nabi. Demikian pula, “keduanya biasa memakan makanan”, artinya mereka adalah manusia yang perlu makanan.
Pada ayat ke 55, surah al-Imran, kita telah mengetahui bahwa Allah akan menematkan orang-orang yang mengikuti Isa. as. diatas orang-orang kafir, hingga hari Kebangkitan. Ini sebuah fakta sejarah bahwa 2.000 tahun lalu, murid-murid Isa tidak mempunyai kekuasaan politik.
Orang-orang Kristen yang hidup antara zaman tersebut dan masa sekarang telah meyakini sejumlah ajaran palsu,terutama doktrin ‘TRINITAS’. Mengakui tiga Tuhan dalam satu Tuhan.
Oleh karena itu, terbukti bahwa mereka tidak bisa disebut sebagai pengikut Nabi Isa.as.
Seperti dikatakan di berbagai surah di dalam al-Qur’an, mereka yang menyakini TRINITAS telah tergelincir dalam kesesatan.
Dalam hal ini pada waktu sebelum hari Akhir, para pengikut Isa as akan mengalahkan orang-orang yang ingkar itu dan memenuhi janji ilahiah yang termuat di dalam surah Ali Imran Yang pasti, kelompok yang diberkati ini akan diketahui keteika Isa as ketika turun kembali ke bumi.
Melalui ayaat ini Allah memberitahukan kepada Nabi Muhammad Shallahu alaihi wassalam bahwa dalil-dalil dan hujah-hujah apapun yang disodorkan kepada orang-orang Ahli Kitab Yahudi dan Nasrani, tidak akan membuat mereka berhenti membuat berbagai kedustaan terhadap Allah.
Allah Rabbul Alamin memerintahkan Rasulullah untuk memperhatikan bagiamana mereka tetap berpaling dari kebenaran, padahal berbagai hujah telah disodorkan kepada mereka.
Allah telah menutup hati, telinga (pendengaran), dan mata mereka dari hidayah. Kerena mereka, orang-orang kafir musyrik menolak kebenaran al-haq. Tidak adanya gunanya berkhusnudzon terhadap mereka.
Mereka adalah golongan yang sangat keras permusuhan terhadap orang-orang mukmin, dan tidak ada sedikitpun toleransi.
Seperti tergambar dalam fakta sejarah, sepanjang masa, dan itu sudah terbukti secara empirik. Sampai orang-orang Mukmin menjadi 'millah' (golongan mereka), dan itulah sikap dan karakter dasar kafir musyrik, yaitu Yahaudi dan Nasrani. Wallahu'alam.