View Full Version
Senin, 12 Jan 2015

Dunia Penuh Paradok dan Tidak Adil Menanggapi Charlie Hebdo?

JAKARTA (voa-islam.com) - Kematian 17 orang wartawan-kartunis Charlie Hebdo membuat masyarakat dunia mensikapinya dengan sangat emosional. Melahirkan hysteria secara global. Begitu berduka dan bersedih. Melihat kematian 17 orang wartawan Charlie Hebdo. Seakan mereka yang mati itu begitu penting. Begitu luar biasa bagi nilai kemanusiaan.

Perhatian para pemimpin dunia begitu luar biasa. Mereka ikut larut dalam duka atas kematian mereka. Bahkan mereka berpartisipasi dalam aksi yang diikuti jutaan orang di Perancis. Tragedi Charlie Hebdo itu menjadi kampanye melawan kekerasan yang terjadi atas wartawan Charlie Hebdo. Menjadi momentum kampanye melawan kekerasan, ekstrimitas, dan de-humanisasi.

Tapi tewasnya wartawan dan kartunis Charlie  Hebdo itu, hanyalah akibat dari perbuatan mereka sendiri? Mereka bertindak melampui batas. Dengan menghina Nabi Muhammad. Mereka dengan mengatasnamakan kebebasan dan demokrasi melakukan penistaan terhadap Nabi Muhammad Shallahu alaihi wasssalam. Seandainya tidak ada penistaan oleh kartunis Charlie Hebdo itu, mungkinkah akan terjadi serangan terhadap mereka?

Tapi kesadaran para pemimpin dunia dan masyarat dunia, khususnya hanya  terkait dengan Charlie Hebdo semata. Begitu banyak kekerasan yang terjadi di dunia Islam sekarang ini, tanpa dapat mengusik  hati nurani mereka. Mereka membisu dan membiarkan  berbagai kekerasan terus berlangsung. Karena memang kekerasan secara global itu, buah tangan mereka. Kekerasan  dan peperangan itu, semata produk mereka.

Berapa dekade Zionis-Israel melakukan kejahatan kemanusiaan atas bangsa Palestina. Muslim Palestina ditangkap, dipenjara, disiksa,  dibunuh, dan tanah mereka dirampas. Berapa kali Zionis-Israel melakukan pembantaian massal. Bagaimana  peristiwa Sabra dan Shatila yang menewaskan ribuan pengungsi Palestina oleh ttangan Zionis? Adakah kepedulian  dan menyentuh hati nurani para pemimpin Barat?

Berapakali Zionis-Israel melakukan invasi dan agresi militer  ke tanah Palestina, seperti  terhadap Gaza? Berapa banyak Muslim Palestina  yang tewas, dan menghadapi kehancuran total. Adakah para pemimpin Barat bersimpati kepada Muslim Palestina. Alih-alih mereka bersimpati, justru menyalahkan Hamas dengan tuduhan sebagai teroris.

Berapa banyak para pempipmpin Palestina yang dibunuh Zionis? Sejak mulai Yaser Arafat, Ahmad Yasin, Rantisi, Izzuddin al-Qassam, dan sampai hari ini pembunuhan itu terus berlangsung.

Seakan Muslim sebagai manusia yang  tidak berharga. Layak dibunuhi dengan semena-mena, tanpa ada konsekwensi apapun atas kematian mereka. Para pemimpin Muslim seperti 'tikus' mereka bunuhi. Para pemimpin Barat tidak sedikitpun ada yang berfikir tentang nasib Muslim yang sudah mereka bunuhi dengan cara-cara yang sangat biadab, dan tanpa rasa kemanusiaan sedikiitpun.

Lihat betapa kehancuran bangsa  Palestina sekarang  ini, akibat tangan-tangan Zionis yang terus menerus menumpahkan darah Muslim Palestina. Berulangkali  terjadi.  Invasi militer Zionis tahun 2014, yang berlangsung lebih satu bulan  itu, membawa effect damage (efek kehancuran) yang menyeluruh. Ribuan Muslim Palestina yang  tewas, dan seluruh infrastruktur hancur lebur. Adakah para pemimpin dan masyarakat Barat bersedih atas peristiwa yang terjadi di Gaza?

Lihatlah. Betapa kematian yang terjadi di Suriah dan Irak. Setiap menit  pasukan Sekutu yang dipimpin Amerika melakukan pemboman terhadap ISIS. Apakah kesalahan ISI? Mengapa harus dimusnahkan. Hanya dengan lebel teroris dan ekstrimis belaka, kemudian ISIS diperangi.

Amerika sudah berulangkali menumpahkan darah kaum Muslimin di manapun.  Dengan cara-cara yang kotor. Tapi, tidak ada yang mengutuk tindakan biadab yang dilakukan oleh Amerika dan sekutunya. Kehidupan ini benar-benar penuh dengan paradok dan ketidak adilan.

Di Paris berlangsung aksi yang dipimpin oleh sejumlah anggota keluarga korban penembakan, dimulai di Place de la Republique dan berakhir di Place de la Nation, Minggu kemarin.

Aksi ini dihadiri olehPresiden Perancis, Francois Hollande, yang bergandengan tangan dengan 40 pemimpin dunia,seperti Perdama Menteri Inggris David Cameron, Kanselir Jerman Angela Merkel, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita, dan Raja Yordania Abdullah II.

Padahal,  mereka yang hadir di Paris dan melakukan aksi solidaritas itu, tak lain, para pembunuh  biadab dan wajib dikutuk atas kejahatan mereka di dunia Islam.  Tangan mereka penuh dengan darah Muslim.  Tidak layak menyuarakan keadilan dan kesedihan ;atas kematian korban penembakan Charlie Hebdo. Mereka adalah para pembantai yang sangat bengis. Menumpahkan darah Muslim dengan darah dingin.

Maka tak aneh aksi itu diikuti oleh Perdana Menteri  Israel Benyamin Netanyahu yang tangannya penuh dengan genangan  darah Muslim. Mereka berempati terhadap korban Charlie  Hebdo. Sejatinya hanya cara memanpulasi penduduk dunia, bahwa mereka berempati kepada korban yang tewas akibat  penembakan yang dilakukan oleh Muslim yang menuntut  balas atas  penghinaan terhadp Nabi Shallahu alaihi wassalam.

Para penjahat yang berkumpul  di Paris dalam aksi solidaritas itu, mereka hanya para penipu masyarakat dunia, yang berpura-pura ingin menampakan wajah humanisnya, tapi sejatinya mereka itu penjahat yang paling terkutuk, karena sudah menumpahkan begitu banyak darah Muslim. Tanpa sedikitpun merasa bersalah. Wallahu’alam.

[email protected]


latestnews

View Full Version