JAKARTA (voa-islam.com) - Amerika Serikat memandang serangan terhadap Charlie Hebdo setara dengan serangan 11 September 2001 terhadap Gedung WTC di New York. Karena itu, sekarang Muslim di Perancis dan Eropa menjadi target baru, dan akan dihancurkan.
Pasca serangan Charlei Hebdo, Amerika Serikat dan Inggris sepakat membantu Perancis dalam kampanye kontra-terorisme setelah serentetan serangan di Paris pekan lalu yang menewaskan 17 orang mati, ungkap Presiden Barack Obama Jumat, 16/1/2015.
"Saya tahu David bergabung dengan saya ketika saya mengatakan bahwa kami akan terus melakukan segala daya upaya kami untuk membantu Perancis mencari keadilan yang diperlukan," kata Obama dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron.
Cameron mengatakan penembakan di Paris adalah mengingatkan bahwa Inggris dan Amerika menghadapi ancaman terhadap keamanan nasional dari orang-orang yang membenci apa kedua negara perjuangkan.
"Kita juga harus melawan ideologi beracun ini, mulai dari rumah," kata Cameron.
Obama menyebut serangan Paris adalah "setan", dan mengatakan kedua negara, yaitu Amerika Serikat dan Inggris berdiri dengan Perancis dan semua sekutu melawan "momok" terorisme.
“Ini fenomena ideologi, ekstremisme, kekerasan - jaringan, dan kapasitas untuk merekrut orang-orang muda - ini telah menyebar dan meluas, dan itu telah merambah masyarakat di seluruh dunia”, tegasnya.
Namun, Presiden AS mengatakan ekstremisme, kekerasan tidak menimbulkan “ancaman eksistensial”. “Ini adalah salah satu yang kita akhirnya akan mengalahkannya. Tapi kita tidak bisa hanya mengalahkannya melalui senjata”, tambahnya.
Barack Obama menyarankan Eropa untuk lebih mengintegrasikan masyarakat Muslim dan tidak "hanya merespon dengan palu."
Berbicara tentang Islam di Amerika, Obama mengatakan: “Keuntungan terbesar kami, adalah populasi Muslim di Amerika - mereka merasa diri mereka adalah orang Amerika ..", ujar Obama.
Sebelumnya , Presiden Prancis Francois Hollande menyerukan tindakan "tegas" dan "kolektif" oleh masyarakat internasional terhadap terorisme
Berbicara kepada Duta Besar yang berbasis di Paris dari seluruh dunia, Hollande mengatakan: “Tanggapan kami harus tegas dalam menghadapi terorisme, dan ini hanya bisa dilakukan secara kolektif..”
Ketakutan kekerasan lebih lanjut oleh ekstrimis Islam tumbuh, di mana polisi di Belgia mengatakan mereka menewaskan dua tersangka dalam serangan untuk menghentikan serangan yang lain lebih besar.
Cameron mengatakan: “Kami tahu apa yang kita hadapi dan kita tahu bagaimana kita akan menang”. Inggris, Perancis, dan sejumlah negara Uni Eropa, dan didukung Amerika sekarang mempersiapkan kerjasama dibidang intlijen dan militer menghadapi ancaman terorisme.
Obama, David Cameron, dan Francois Hollande, sedangkan mengobarkan perang terhadap ‘teroris’. Sejatinya ketiganya sedang mengobarkan perang terhadap Muslim di seluruh dunia, dan terus menumpahkan darah Muslim, tanpa henti.
Seluruh ancaman dan perang yang terjadi di negara-negara Islam atau negara-negara Muslim, sengaja diciptakan oleh ‘Trio Penjajah’, yaitu Barack Obama, David Cameron, dan Francois Hollande, dan dengan kesombongannya mengaku sebagai penyalamat dunia, dan kemanusiaan.
‘Trio Barbar’ itu, melalui mulut ‘manisnya’ dan sikap ‘munafiq’nya terus menyihir dan menipu bangsa-bangsa dunia dengan mengatakan adanya ancaman terorisme. Padahal, mereka itu kampiun perang yang menyebarkan kematian dan kehancuran atas umat manusia. Tapi, ‘Trio Barbar’ itu mengkampanyekan diri mereka sebagai ‘pahlawan’ melawan ekstrimisme.
Siapa sejatinya yang ekstrim, penyebar kekerasan, dan ideology permusuhan? Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, ‘Trio Barbar’ sebagai biang keladi kekacauan global, dan akan terus menciptakan kekacauan di seluruh dunia.
Betapa di Suriah, Irak, Palestina, dan Afghanistan, ‘Trio Barbar’ terus menumpahkan darah Muslim. Tanpa henti. Mereka tak berhak menamakan diri mereka sebagai tokoh kemanusiaan, dan penyalamat umat manusia. Justru kehancuran umat manusia akibat tangan mereka. Wallahu’alam.