View Full Version
Ahad, 08 Feb 2015

Pangeran Sa'ud Saifun Nashr Al-Saud : Usut Dana $20 Miliar Dollar Kepada Jendral Mesir!

RIYADH (voa-islam.com) - Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz benar-benar membawa perubahan yang menggembirakan dengan sederet kebijaksanaan yang bertentangan dengan Raja Abdullah bin Abdul Aziz yang mendukung  rezim militer  Mesir, Marsekal Abdul Fattah al-Sisi, dan telah menggulingkan Presiden Mohammad Mursi.

Kebijakan Raja Salman diantaranya merehabilitasi hubungan dengan Jamaah Ikhwanul Muslimin, mengganti pejabat lama dengan yang mendukung kebijaksanaannya, membina hubungan baik dengan Erdogan di Turki, membawa Qatar kembali kepada persekutuan Teluk (GCC).

Sekarang, kalangan Kerajaan Arab Saudi  mempertanyakan pertanggung-jawaban bantuan sebesar $ 20 milyar dollar kepada Mesir yang tidak membawa kesejahteraan pada rakyat Mesir. Justru sebagian besar di korup para jendral, dan hanya digunakan menumpas kelompok Jamaah Ikhwan.

Kerajaan Arab Saudi di bawah Raja Salman bin Abdul Aziz benar-benar melakukan revolusi di lingkungan Istana Kerajaan Arab Saudi, Raja Salman kembali melakukan perubahan-perubahan baru. Di antaranya:

1. Menunjuk kembali Dr. Syaikh Syuraim, sebagai imam dan khatib tetap Masjidil Haram.

2. Membebaskan ratusan tawanan politik dari penjara-penjara Saudi Arabia.

3. Fokus mereformasi ekonomi dengan memberikan tunjangan sosial, pemberian rumah gratis untuk warga Arab Saudi, dan tentunya menutup bantuan untuk rezim-rezim diktator.

4. Membatalkan ancaman tehadap Qatar, yang di era Raja Abdullah Saudi mengancam yang akan mengisolasi Qatar dan mengeluarkan dari keanggotaan Dewan Kerjasama Teluk (GCC).

5. Menempatkan pangeran-pangeran Saudi yang memiliki kedekatan dengan Turki. Di antaranya menunjuk Pangeran Muhammad bin Naif, sebagai penanggungjawab kerjasama dengan Turki untuk membendung arus Syiah yang membentang dari Irak, Yaman, Libanon, dan Syiria.

Pangeran Sa'ud Saifun Nashr Al-Saud, cucu dari Raja Suud bin Abdul Aziz bahkan terang-terangan menyerukan untuk segera mengadili para pendukung kudeta di bawah Marsekal al-Sissi.

Di antaranya Kepala Kantor Kerajaan Saudi, Khalid At-Tuwajiri serta melakukan penyelidikan atas penggunaan uang 20 Milyar dollar AS yang dikirimkan kepada junta kudeta di Mesir.

Pangeran Su'ud menegaskan, “$ 20 milyar dollar benar-benar telah dicuri, dan sama sekali tidak menyentuh rakyat Mesir kebanyakan. Buktinya, tidak ada satupun perubahan positif yang dialami rakyat Mesir, bahkan semakin hari makin menderita”, tegasnya.

"Kita harus menyelidiki pemubaziran uang rakyat Saudi yang dibagi-bagikan kepada jendeal-jenderal pelaku kudeta di Mesir. Tanyakan, bagaimana uang $ 20 milyar dollar itu statusnya sebagai apa? Pinjaman hutang, hibah, donasi, atau memang perampokan?

Bayangkan. Mengapa $ 20 milyar dollar tidak mengubah apapun kehidupan rakyat Mesir? Krisis listrik, gas, bahan makanan pokok, terus berlanjut. Sangat jelas. Siapa yang menikmati uang puluhan milyaran dollar uang rakyat Saudi? Siapa lagi kalau bukan mafia kudeta di Saudi dan para jenderal di Mesir."

Marsekal Abdul Fattahh al-Sisi sudah memberikan peringatan kepada para jendral, menteri, pejabata dan para tokoh Mesir, tentang kemungkinan perubahan kebijakan Kerajaan  Arab Saudi terhadap Mesir, bersamaan dengan tampil Raja Salman bin Abdul Aziz di tampuk kekuasaan Kerajaan 'petro dollar', Arab Saudi.

Demikian. Allah Azza Wa Jalla membiarkan militer melakukan kudeta terhadap Presiden Mohammad Mursi,  dan Ikhwanul Muslimin menolak mengangkat senjata.

Ternyata Allah Azza Wa Jalla membukakan hikmah-hikmah mendalam. Membuka tabir juru-juru dakwah yang mengajak pada neraka Jahannam dengan mendukung dan menghalalkan pembantaian serta memutarbalikkan dalil demi kepentingan kudeta militer.

Marilah kita jangan berhenti bertasbih, meyakini bahwa Allah tidak akan pernah menerlantarkan hamba-hamba-Nya yang berjuang membela agama Allah.

Terutama para pejuang di Palestina (Gaza) yang diwakili oleh HAMAS-Jihad Islam, di Mesir yang dibimbing oleh Jamaah Ikhwanul Muslimin, di Saudi Arabia dengan Raja Salman, juga AKP di Turki yang dipimpin Presiden Recep Tayyib Erdogan serta Emir Qatar Sheik Tamim bin Hamad Tsani.

Subhanallah. Walhamdulillah. Walaa Ilaaha Illallah. Wallaahu Akbar. Wallahu’alam.

oleh nandang burhanuddin/abimantrono. 

 


latestnews

View Full Version