JAKARTA (voa-islam.com) - Pengadilan Mesir mengubah hukuman terhadap para tokoh Jamaah Ikhwanul Muslimin dari hukuman mati menjadi hukuman penjara seumur hidup.
Ini merupakan perubahan sikap rezim junta militer Mesir yang telah melakukan pembantaian massal, dan memenjarakan puluhan ribu terhadap anggota dan tokoh Jamaah Ikhwan.
Diantara para tokoh Ikhwan yang dijatuhi hukuman seumur hidup itu, Mursyid ‘Aam Mohamad Badie, Wakil Mursyid Khairat al-Shater, Sekjen Ikhwan Mohamad el-Bethaqie, Pemimpin Partai Kebebasan dan Keadilan Saad el-Kattatni dan Wakillnya Essam el-Erian. Para tokoh Ikhwan itu, termasuk diantara 36 yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Sebelumnya, pengadilan Mesir menjatuhkan hukuman mati terhadap 36 tokoh Jamaah Ikhwanul Muslimin. Namun adanya berbagai tekanan dari para pemimpin Arab dan dunia internasional, kemudian rezim junta militer Mesir, mengubah hukuman menjadi seumur hidup.
Rezim junta militer Mesir mengambil alih kekuassaan dari Presiden Mohomad Mursi, pada 30 Juni 2013.
Tindakan kudeta oleh rezim junta militer Mesir menimbulkan kemarahan dari kalangan rakyat Mesir. Pertama dalam sejarah Mesir, sejak kemerdekaan baru pertama kalinya, berlangsung pemilihan secara bebas, jujur dan adil.
Di mana Jamaah Ikhwanul Muslimin melalui Partai Kebebasan dan Keadilan memenangkan pemilihan parlemen (DPR), disusul dengan kemenangan pemiliihan presiden.
Sebelumnya, Jamaah Ikhwan mencalonkan Wakil Mursyid ‘Aam, Khairat al-Shater sebagai calon presiden, tapi dibatalkan oleh Komisi Pemilihan Mesir, dan dengan alasan Ibu Khairat al-Shater memilliki kewarga-negaaraan ganda.
Kedudukan Khairat sal-Shater sebagai calon presiden, kemudian digantikan oleh Mohamad Mursi, dan Mursi menang dalam pemilihan presiden di Mesir.
Dalam pemilihan presiden Mesir tahun 2012, terdapat dua tokoh Ikhwan yang maju dalam pemilihan, yaitu Mohamad Mursi yang resmi dicalonkan oleh Partai Kebebasan dn Keadilan, yang merupakan ‘wajah’ dari Jamaah Ikhwan, dan Abdul Mu’in Abul Futtuh.
Mursi menang dengan dukungan 60 persen suara, sedangkan Abdul Mu’in Abul Futtuh, mendukuki posisi yang kedua dengan dukungna suara hamapir 40 persen.
Sesudah Mursi menang dalam pemilihan presiden, dan menduduki jabatan sebagai presiden, langkah pertama yang dilakukannya mengubah Konstitusi Mesir, di mana secara eksplisit, menyebut SYARIAH ISLAM menjadi sumber hukum dalam sistem Konstitusi atau undang-undang Mesir.
Kebijakan luar negeri Mursi secara jelas mendukung jihad melawan rezim Syi’ah Bashar al-Assad, dan mendukung perjuangan bangsa Palestina mendapatkan kemerdekaan.
Saat menghadiri KTT Non Blok di Teheran-Iran, Presiden Mohamad Mursi secara jelas menyatakan dukungannya kepada perjuangan rakyat Suriah yang menjadi sekutu Iran.
Mohamad Mursi saat berada di Teheran menunjukkan dirinya sebagai pemimpin Sunni, dan tidak ada hambatan atas sikapnya yang mengecam Iran yang melakukakn campur tangan di Suriah.
Dibagian lain, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengatakan bahwa Mesir tetap menentang kembalinya Ikhwanul Muslimin dalam politik. Al-Sisi mengatakan bahwa stabilitas negara Arab terkait dengan itu dari kawasan Teluk.
Al-Sisi menegaskan Ikhwan merupakan organisasi ‘rahasia’ palinng kuat di dunia. Maka, tindakan al-Sisi yang menghancurkan Jamaah Ikhwan mendapatkan dukungan dari Raja Arab Saudi Abdullah, dan mendapatkan kucuran dana $20 miliar dollar atas keberhasilannya memberangus Ikhwan. ‘I will finish Ikhwan’, tegas al-Sisi.
Namun, sejak Raja Abdullah meninggal, dan digantikan oleh Raja Salman, nampaknya ada sedikit perubahan dari kalangan para pemimpin Arab Saudi terhadap Ikhwan.
Seperti dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi Saud al-Faisal, bahwa Arab Saudi tidak ada masalah dengan Ikhwan. Bahkan salah seorang pangeran, yaitu Ahmed al-Tuwaijiri, menegaskan Arab Saudi tidak dapat melupakan jasa dari Jamaah Ikhwan.
Presiden Mesir Abdullah al-Sisi berencana melakukan kunjungan resmi ke Arab Saudi, mengatakan situasi dunia Arab diperlukan koordinasi antara Kairo dan Riyadh, Minggu besok.
Nampaknya, al-Sisi ingin menjelaskan sikap Mesir terhadap situasi politik dan keamanan di kawasan Timur Tengah dan posisi Mesir. Kunjungan al-Sisi juga akan digunakan membahas sikp Mesir terhadap Jamaah Ikhwan.
Jamaah Ikhwan telah berulangkali menghadapi ‘mihah’ (cobaan) yang sangat luar biasa. Pendiri Jamaah Ikhwan di Mesir, Hassan al-Bana tewas dibunuh oleh opsir militer Mesir atas perintah Raja Farouk.
Farouk melakukan pembunuhan terhadap al-Bana atas perintah penjajah Inggris. Karena Jamaah Ikhwan sudah menjadi ancaman bagi kepentingan Inggris di Mesir.
Kematian Hassan al-Bana tidak menghentikan perjalanan gerakan dakwah yang dijalankan oleh Ikhwan. Ikhwan terus tumbuh. Sekarang Ikhwan memiliki cabang di hampir 100 negara.
Di masa pemerintahan Jenderal Gamal Abdul Nasser, tahun l954, Ikhwan menghadapi ‘mihnah’ (cobaan) yang sangat luar biasa. Nasser membuat alibi Ikhwan melakukan percobaan pembunuhan terhadap dirinya, saat berlangsung perayaan di sebuah alun-alun.
Memang, terjadi penembakan terhadap Nasser, tapi itu dilakukan oleh aparat Nasser, dan tidak mengenai dirinya. Tapi, kemudian peristiwa itu dijadikan alasan memberangus Jamaah Ikhwan. Kemudian, sejumlah tokoh Ikhwan dihukum mati, dihukkum gantung, seperti Sayyid Qutb, Ali Audah, dan sejumlah tokoh lainnya.
Tapi, setiap kali menghadapi ‘mihnah’ (cobaan), dakwah Ikhwan tidak semakin surut, tapi justru semakin berkembang sampai ke seluruh dunia. Mulai dari Maroko sampai ke Indonesia.
Dakwah Ikhwan merupakan dakwah yang ‘syamil’ (sempurna), dan banyak diterima di kalangan masyarakat Muslim, di berbagai negara di dunia.
Sesudah lebih dari 60 tahun, sejak terjadinya ‘mihnah’ (cobaan) yang sangat luar biasa terhadap Jamaah Ikhwan, di tahun 1954, kemudian dakwah Ikhwan mencapai momentum ketika sesudah terjadinya ‘Arab Spring’ (Musim Semi Arab), terjadinya perubahan politik di dunia Arab, dan tumbangnya rezim-rezim otoriter dan despostik.
Ikhwan menampakan keberhasilan dalam mengusung dakwah di Mesir. Itu terbukti saat berlangsung pemilihan parlemen (DPR) dan presiden, tahun 2012, Ikhwan dapat memenangkan pemilihan.
Calon-calon Ikhwan mendapatkan simpati dan dukungan rakyat Mesir. Ini hanya menggambarkan Ikhwan memang memiliki manhaj (methode) dakwah yag sangat baik, dan melalui ‘tarbiyah’ (pendidikan) telah menjadi sarana mengubah rakyat Mesir menjadi lebih menerima Islam dan mengamalkan Islam.
Dakwah Ikhwan yang sejatinya mengajak seluruh umat manusia untuk memahami Islam, menerima Islam, menyakini dan kemudian mengamalkan Islam, selalu menimbulkan ketakutan bagi para penguasa-penguasa di dunia Arab.
Dakwah Ikhwan adalah dakwah yang bersifat ‘syamil’, dan hanya mengajak manusia kembali kepada Islam. Tapi, selalu menimbulkan kecemasan bagi para penguasa, yang menolak dan tidak menerima Islam.
Inil hakekat mengapa Jamaah Ikhwanul Muslimin selalu terzalimi sepanjang sejarahnya. Ikhwan tidak pernah berhenti dalam menyampaikan dakhwahnya sampai semua manusia ‘taslim’ (menerima) Islam dengan penuh kedamaian. Manusia tidak hidup dalam kungkungan sistem ‘thogut’ (kafir) yang mengancam masa depan kehidupan manusia.
Ikhwan tidak pernah memusuhi siapapun. Ikhwan hanya mengajak manusia kembali sistem dan hukum-hukum (syariah) yang sudah di tetapkan oleh Allah Rabbul Alamin.
Karena dalam pandangan Ikhwan hanya Islam yang merupakan sistem nilai yang sempurna (syamil) dan sangat sempurna (mutakamil), dan manusia harus hidup dibawah naungan dan lindungan al-Qur'an.
Dakwah Ikhwan akan terus berlangsung sepanjang sejarah manusia. Tidak akan pernah berhenti selamanya. Betapapun para penguasa dan tiran sangat membencin dan memusuhinya. Karena mendakwahkan al-Islam sebgai kewajiban yang asas, dan tidak boleh ditinggalkan dalam kondisi apapun bagi setiap Mukmin.
Para pemimpin dan anggota Jamaah Ikhwan tidak pernah ragu dan takut dengan siapapun dalam menyampaikan dakwahnya. Karena para pemimpin dan anggota Ikhwan hanya mengharapkan ridha dan balasan dari Allah Rabbul Alamin. Dakwah Ikhwan tidak mengharapkan balasan dari manusia. Apapun bentuknya. Wallahu’alam.
*mashadi