ABUJA (voa-islam.com) - Nigeria mengalami perubahan politik melalui pemilu. Di mana Presiden Nigeria Goodluck Jonathan, seorang tokoh militer, dan pendeta yang sudah berkuasa selama satu dekade dikalahkan oleh kandidat Muslim yaitu Jenderal Muhammadu Buhari.
Hasil resmi pemilihan presiden Nigeria muncul dari setidaknya sembilan negara bagian menunjukkan kandidat oposisi Jenderal Muhammadu Buhari memenangkan enam negara bagian, sedangkan incumbent Presiden Goodluck Jonathan hanya memenangkan tiga negara bagian, Senin, 30/3/2015.
Muhammadu yang menjadi tokoh oposisi dan seorang mantan penguasa militer yang partai 'Semua Progresif Congress' (APC), menang di Katsina, negara bagian asalnya, dengan 1.345.441 suara, sementara Jonathan meraih 98.937, menurut hasil resmi yang diumumkan oleh negara komite pemilihan di negeri itu.
Muhammadu juga dinyatakan sebagai pemenang di negara bagian Oyo barat daya, dengan 528.620 suara melawan 303.376 untuk presiden incumbent. Di Osun barat daya, Buhari meraih 347.220 suara melawan Jonathan 237.319, dan di Kwara, ia memenangkan 302.146 suara melawan 132.602 untuk incumbent.
Buhari meraih 885.988 orang di barat laut Jigawa terhadap 143.904 orang untuk Jonathan. Di wilayah utara-tengah Nigeria Kogi, Buhari meraih 264.851 suara melawan hanya 149.987 untuk saingannya.
Presiden Jonathan, sementara itu, memenangkan 218.905 orang di Taraba timur laut ke tepi keluar Buhari, yang mendapat 168.646 suara. Di utara-tengah Nassarawa, incumbent memenangkan 273.460 suara melawan 236.838 untuk Buhari. Di negara bagian Ekiti barat daya, Jonathan meraih 176.350 suara, dibandingkan dengan 120.308 untuk Buhari.
Buhari menang besar-besaran di barat laut dan timur laut, yang memiliki populasi Muslim yang besar. Jonathan adalah menang di negara bagian di selatan-selatan, tenggara dan beberapa bagian utara-tengah Nigeria, yang sebagian besar dihuni oleh orang-orang Kristen dan suku minoritas Nigeria.
Pemenang pemilihan presiden harus menang lebih dari 50 persen dari semua suara sah, ditambah wajib 25 persen dalam dua-pertiga dari negara 36 negara.
Jika tidak ada kandidat yang mampu menang dengan suara lebih 50 persen, maka kedua kandidat akan bersaing untuk mayoritas sederhana dalam pemungutan suara berikutnya. Nigeria mengalami perubahan politik, sesudah dipimpin seorang pendeta, dan melahirkan berbagai konflik horisontal, terutama antara Islam-Kristen di Negeri.
Negara paling besar penduduk di Uni Afrika, 150 juta mengalami kondisi krisis yang akut, bukan hanya krisis ekonomi, tapi juga ancaman dari Boko Haram, yang tidak puas terhadap kekuasaan pendeta Goodluck Jonathan.
Boko Haram memberontak kekuasaan sang 'pendeta' yang sudah berkuasa lebih dari satu dekade. Akankah dibawah Muhammadu Buhari Nigeria akan stabil? Wallahu'alam. *dtta