View Full Version
Rabu, 22 Apr 2015

Menghukum Mati Tokoh dan Anggota Ikhwan Sama Dengan Menghukum Rakyat Mesir

JAKARTA (voa-islam.com) - Tidak terkejut dengan hukuman mati massal baru-baru ini yang dijatuhkan oleh pengadilan Mesir terhadap 20 tokoh Ikhwan, termasuk Mursyid 'Aam,  Dr. Mohammed Badie. Pengadilan Mesir juga menghukum 20 tahun penjara Presiden Mohamad Mursi.

Keputusan hukuman mati  oleh pengadilan Mesir ini, merupakan yang keempat kalinya menjatuhkan hukuman mati kepada tokoh dan anggota Ikhwan. Rezim junta militer dibawah Al-Sisi terus berupaya menghabisi tokoh-tokoh dan anggota Ikhwan melalui pengadilan Mesir.

Hukum di Mesir sudah berada di telapak kaki rezim junta militer, dan dijadikan sarana membunuhi para tokoh-tokoh dan anggota Ikhwan. Rezim junta militer yang dipimpin al-Sisi, seperti gerombolan orang-orang yang sakit jiwa, dan dengan tangan besi dan senjata, bertindak tanpa hati nurani.

Hukum di Mesir sudah berada di peti mati, dan berada di telapak kaki sepatu lars, dan menginjak-nginjak orang-orang yang tidak bersalah dan menjadi lalwan politik junta militer.

Hukuman mati itu, sebenarnya tidak terlalu mengejutkan, karena memang di Mesir sudah tidak ada pengadilan yang independen, dan semua sudah diatur oleh rezim berkuasa di negeri Spinx itu.

Rakyat secara individu tidak lagi memiliki arti nilai apapun. Terlepas dari seberapa tinggi status mereka di negara besar seperti Mesir. Semua berada dibawah telapak kaki militer. Mereka tidak peduli. Dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Mereka para tukang jagal yang berseragam militer. Hanya dengan tuduhan melakukan kekerasan dan huru-hara, atau lebel teroris,  kemudian rezim junta militer dengan seenaknya menjatuhkan hukuman mati.

Tentu, yang sangat menggelisahkan adalah masa depan Mesir, di mana negeri yang berada di pinggiran Sungai Nil dipertaruhkan. Sekelompok gerombolan yang berseragam dengan cara-cara sangat keji, menghancurkan kelompok yang sangat luar biasa perannya dalam  pembangunan Mesir, yaitu Ikhwan.

Usaha-usaha rekonsiliasi menjadi sangat tidak berarti, ketika korban terus berjatuhan dengan  hukuman mati yang dijatuhkan oleh pengadilan kepada para tokoh dan anggota Ikhwan.

Para pemimpin kudeta yang sangat biadab itu, tak mempunyai hak apapun bertindak atas nama negara. Seharusnya, para pemimpin junta militer Mesir, membiarkan Ikhwan mewujudkan cita-cita dengan cara-cara damai. Tidak kemudian dihancurkan.

Rezim junta militer Mesir tidak ada gunanya berbicara tentang rekonsiliasi dengan Ikhwan, selama masih banyak tahanan para tokoh dan anggota Ikhwan yang medekam dipenjara. Tak kurang lebih dari 50.000 tokoh dan anggota Ikhwan  yang sekarang menjadi penghuni penjara-penjara militer Mesir.

Sudah menjadi kelaziman di Mesir, setiap kali rezim junta militer menjelang kebangkrutan, kemudian menawarkan rekonsiliasi dengan Ikhwan. Langkah rekonsiliasi itu sejatinya hanyalah tipuan belaka.

Tidak ada yang siap menerima rekonsiliasi dengan junta militer yang sudah tangan penuh dengan darah. Mereka bukan hanya mengekskusi tokoh dan anggota Ikhwan, tapi mereka telah mengeksekusi bangsa Mesir, di mana kita pernah merasa aman dan hangat. Sekarang tidak ada lagi.

Menghukum mati para tokoh Ikhwan dan Presiden Mohamad Mursi, hakikatnya sama dengan membunuh rakyat Mesir. Karena para tokoh dan anggota Ikhwan didukung rakyat Mesir. Mereka bagian kehidupan rakyat Mesir. Wallahu'alam. *mashadi/dtta


latestnews

View Full Version