BANDUNG (voa-islam.com) - Apakah wahabi itu sesat? Bisa ya dan bisa tidak.
Ahlussunnah waljamaah di Saudi sangat menghormati imam-imam dan semua ulama yang memelihara aqidah ahlussunnah wal jamaah serta memberantas akidah yang menyimpang.
Di antara ulama yang mereka hormati adalah imam Muhammad bin Abdulwahab (1115-1206). Mereka mengenal Muhammad bin Abdul Wahab seorang ulama yang melanjutkan perjuangan Nabi Muhammad Saw atau salah seorang pawaris Nabi.
Jadi para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab adalah ahlussunnah waljamaah. Sementara di Indonesia sering terdengar ungkapan yang memosisikan wahabi sebagai lawan ahlussunnah waljamaah.
Mereka suka melontarkan tuduhan dengan sebutan "wahabi" karena berbeda dalam masalah fikih hukum. Sementara yang diberantas imam Muhammad bin Abdul Wahab adalah penyimpangan dalam masalah aqidah antara lain pengkultusan kepada kuburan orang-orang shaleh.
Jadi, sesungguhnya ajaran Muhammad bin Abdul Wahab itu tidak bertentangan dengan ajaran nahdhiyin melainkan bertentangan dengan ajaran syiah, karena dalam ajaran syiah terdapat keyakinan yang banyak mengandung pengkultusan kepada kuburan seperti kuburan Husen.
Tanah yang terdapat di sekitarnya (tanah Karbala) dijadikan sebagai sarana ibadah yang selalu dibawa dan diletakkan pada tempat sujud. Tentu ajaran ini bukan dari sunnah Nabi dan bukan pula dari ajaran ahlulbait.
Karena keyakinan tentang pengkultusan terhadap tanah Karbala adalah doktrin dari para imam syiah yang tersebar bebarapa waktu setelah Husen ra wafat.
Sejak dahulu banyak manusia yang tertipu dengan berita dusta.
Dengan kecanggihan teknologi, maka penyebaran berita dusta pun semakin mudah sampai kepada umat. Namun dengan teknologi pula berita dusta tersebut mudah untuk disingkap.
Ada dua kelompok yang ajarannya berlawanan, tempatnya berjauhan, waktunya pun tidak bertemu karena perbedaan jarak sepuluh abad. Namun, karena dikenal dengan nama yang sama maka tersebarlah pandangan yang keliru. Yaitu dua kelompok yang dihubungkan kepada nama wahabi.
Yang sebenarnya wahabi itu hanya satu yaitu yang hidup pada abad kedua hijriyah, sementara yang hidup pada abad kedua belas bukanlah wahabi akan tetapi muahammadi yaitu ajaran Muhammad bin Abdul Wahab, tapi nama ini tidak dikenal.
Akibat berita yang tidak jelas muncullah kemarahan dan kebencian dari sebagian umat terhdap ulama Mekah dan Madinah dengan tuduhan nama wahabi tanpa dasar. Sehingga apapun yang dinyatakan ulama ini semuanya ditolak, termasuk masalah ushul atau prinsip Islam yang dalilnya tidak diragukan dari AlQuran dan hadits shahih.
Kita yakini bersama bahwa semua Syariat Allah dan Sunnah nabi tidak lepas dari perintah dan larangan. Perintah sangat diperlukan umat untuk mereka laksanakan demi meraih kemasalahatan dan kenikmatan hidup dunia dan akhirat sementara larangan sangat penting untuk mereka hindari dan mereka jauhi demi keselamatan dan keamanan hidup di dunia dan akhirat.
Sunnah yang dihubungkan dengan nahdhiyin sering dikonfrontir dengan wahabi. Apakah nahdhiyin bersebrangan dengan wahabi? Jawabannya bisa ya dan bisa tidak. Mengapa? Karena yang membenci wahabi itu belum mengetahui wahabi yang manakah sebenaranya yang mereka benci itu.
Kata wahabi, paling tidak, memiliki dua makna. Pertama, wahabi yang dikenal pada abad ke 2 hijriyah dan yang kedua adalah wahabi yang dikenal setelah abad ke 12 hijriyah.
Penggunaan istilah "wahabi" yang dianggap sebagai kebalikan dari sunnah, ternyata wahabi yang pertama yaitu yang dihubungkan kepada seorang penguasa pada abad ke 2 hijriyah. Dia adalah Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum dari keturunan Pesia (Iran).
Sementara wahabi yang kedua adalah nama yang dinisbatkan kepada ayahanda Muhammad bin Abdul Wahab dari Najd (Saudi) yang hidup pada abad ke 12 hijriyah.
Menurut Al Syuwai'ir, Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum al Farisi adalah seorang pemimpin politik yang berkuasa pada akhir abad kedua hijriyah. Dia dikenal sebagai pembawa satu ajaran khawarij yang bersebrangan dengan ajaran ahlussunnah wal jamaah.
أن عبد الرحمن بن رستم، وهو من أصل فارسي، عندما أحس بدنو أجله في عام 171 هـ، أوصى لسبعة من خيرة رجال الدولة الرستمية، ومن بينهم ابنه عبد الوهاب، (محمد بن سعد الشويعر ، تصحيح خطأ تاريخي حول الوهابية ، الجامعة الإسلامية بالمدينة المنورة، المملكة العربية السعودية ، ص: 22)
(Sesungguhnya Abdurrahman bin Rustum adalah keturunan Persia (Iran) ketika merasa ajal sudah mendekatinya pada tahun 171, dia berwasiat kepada tujuh orang kepercayaannya dalam mengurus negara Rustumi. Dari ketujuh orang tersebut termasuk puteranya bernama Abdul Wahab).
Abdul Wahabi bin Abdurrahman bin Rustum akhirnya dilantik menjadi raja. Pada masa kepememinannya, banyak masyarakat ahlussunnah yang terzhalimi.
Akhir-akhir ini ajaran wahabi yang sesat itu dinisbatkan kepada seorang ulama yang memimpin gerakan suci pembela sunnah Nabi yaitu imam Muhammad bin Abdulwahab yang hidup sepuluh abad kemudian sesudah pembawa ajaran wahabi yang sebenarnya tiada.
Siapa sebenarnya pengikut Muhammad bin Abdul Wahab dan apakah ajarannya?
Al Ruwaisyid menyatakan:
" الوهابية: اسم لحركة التطهير في الإسلام، والوهابيون يتبعون تعاليم الرسول وحده ويهملون كل ما سواها وأعداء الوهابية هم أعداء الإسلام الصحيح". ) عبد الله بن سعد الرويشد ، حقيقة دعوة الإمام الشيخ محمد بن عبد الوهاب السلفية ، رابطة الأدب الحديث بالقاهرة
ص: 120)
(Wahabi adalah nama gerakan pensucian dalam Islam. Wahabi hanya menerangkan ajaran Rasulullah dan menghapus ajaran lainnya. Dan musuh-musuh wahabi adalah otomatis musuh Islam yang sebenarnya).
Mengapa gerakan suci ini mendapat julukan wahabi? Siapakah yang memberi nama ini? Bukankan penggagas gerakan ini bernama Muhammad bukan Abdul Wahab, adapun Abdul Wahab adalah ayahnya?
Sulit dibantah sekiranya ada pandangan bahwa penisbatan istilah wahabi kepada ulama Mekah dan Madinah ini adalah konspirasi dari pihak luar yang berlatar belakang ingin memecah belah umat Islam. Yaitu dengan menisbatkan gerakan Muhammad bin Abdul Wahab (1115 – 1206) kepada Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum yang hidup sepuluh abad lebih dulu.
Antara keduanya tiada hubungan sama sekali baik dari segi tempat, waktu, keturunan ataupun lainnya. Bahkan aqidah dua tokoh ini sangat bersebrangan. Yang pertama ajaran yang menyesatkan umat karena ingkar sunnah sementara yang kedua adalah gerakan pemurnian ajaran tauhid ahlussunnah wal jamaah.
Jadi, tuduhan sesat yang dilontarkan kepada ulama Mekah dan Madinah saat ini dengan sebutan wahabi adalah tuduhan yang salah alamat. Terbukti mereka adalah imam-imam besar yang suka menjadi imam shalat lima waktu yang diikuti jutaan muslimin yang datang dari berbagai penjuru dunia.
Mereka sering menangisi umat Islam baik pada saat berdoa atau pada saat membaca AlQuran sebagaimana yang biasa dilakukan Rasulullah SAW dan shahabatnya.
Mengapa terjadi salah alamat ini?
Penyebabnya tidak diragukan. Inilah program pihak luar yang sudah kehabisan akal untuk memecah belah umat Islam. Namun Allah yang memelihara kesatuan umat ini.
Meski sering terdengar tuduhan bahwa umat Islam sering berperang antar sesame mereka, ternyata tiada satu umat di dunia yang dapat berkumpul dengan jumlah yang sangat besar dan terus menerus selain umat Islam.
Mereka berkumpul untuk menikmanti ruku' dan sujud dengan mengikuti imam yang pada umumnya mereka sendiri tidak mengenalnya kecuali hanya sebagai seorang ulama yang taat kepada Allah Swt. Wallahu'alam.
*saiful islam mubarak