View Full Version
Senin, 08 Jun 2015

Partai AKP Gagal Mencapai Mayoritas Tunggal Pemillihan Parlemen Turki

ISTAMBUL (voa-islam.com) – Partai AKP (Partai Keadilan dan Pembangunan) berdasarkan hasil pemilihan  parlemen Turki masih tetap memperoleh suara mayoritas di parlemen, tapi gagal mencapai mayoritas tunggal, sesuai dengan hasil yang sudah dikeluarkan oleh kantor berita Turki, Minggu, 7/6/2015.

Partai AKP mendapat 41 persen suara (258 kursi), sedangkan kelompok oposisi utama Partai Republik Rakyat Turki (CHP) mendapat suara 25,1 persen suara (132 kursi), dan CHP mengalami penurunan peroleh suara, sedangkan jumlah suara yang dihitung totalnya sudah  90 persen, menurut data awal dari kantor berita Anatolia.

Partai Gerakan Nasionalis (MHP) mendapatkan 16,3 persen suara (81 kursi). Sementara itu, kelompok sayap kiri Partai Rakyat Demokrasi pro-Kurdi (HDP), mendapatkan kemenangan dengan perolehan suara 13 persen (79 kursi).

Partai HDP, yang bertarung dalam pemilu dengan platform liberalisme telah berhasil melampaui  electoral threshold yang ditetapkan undang-undang Turki 10 persen. Sedangkan HDP mendapatkan suara 13 persen, dan kekuatan kiri (komunis) Kurdi akan masuk ke dalam parlemen.

Keberhasilan HDP mencapai electoral threshold  akan mempengaruhi peta kekuatan parlemen Turki, dan dampaknya terhadap  kekuatan partai yang berkuasa yaitu Partai AKP.

HDP dengan memenangkan suara 13 persen memberi HDP setidaknya akan mendapatkan 70 kursi di parlemen, sementara partai yang gagal mencapai electoral threshold gagal mendapatkan kursi di perlemen.

Menghukum Partai AKP?

HDP yang berhaluan kiri-komunis dengan mengusung platform  liberalisme sangat keras menentang sikap dan kebijakan Partai AKP dan Erdogan yang dinilai terlalu ‘agama’ sentris. Kecenderungan Partai AKP dan Erdogan yang ingin membawa Turki ke masa lalu (Islam).  HDP menentang sangat keras langkah kebijakan AKP.

 "Hasil penelitian menunjukkan bahwa warga Turki menyatakan dukungan mereka terhadap HDP yang menyerukan semua warga Turki hidup bersama secara harmonis," kata Garo Paylan, calon dari HDP.

"Kami ingin semua partai politik di Turki melihat potret ini dan membuat kontribusi mereka membentuk budaya baru bagi semua warga negara Turki, bisa hidup bersama secara harmonis. Kami akan bekerja di parlemen untuk konstitusi baru bagi semua orang hidup bersama dengan saling menghormati", katanya kepada Al Jazeera.

Pemiihan dibuka pada pukul 08:00 waktu setempat (0500GMT) dan ditutup pada 05:00 (1400GMT), dan sekitar 54 juta warga yang berhak memilih dalam pemilihan parlemen Turki.

Dengan hasil pemilihan ini,  Partai AKP gagal mencapai mayoritas  tunggal di parlemen, dan akan menghadapi tantangan di parlemen, khususnya rencana Erdogan yang ingin mengubah  konstitusi Turki, menjadikan sistem presidensiil, dan memperkuat kekuasaan presiden.

Erdogan mendapatkan perlawanan yang kuat dari kalangan liberal dan komunis yang menolak setiap usaha ingin mengembalikan Turki  kepada masa lalunya, yaitu Islam. HDP menjadi kekuatan  'Neo Kemalis' yang mengangkat isu liberal, dan melakukan kritikan terhadap AKP yang dinilai  terlalu dekat kepada agama (Islam).

Partai HDP menjadi pelopor kekuatan opisisi terhadap Partai AKP, yang berusaha ingin mengembalikan Turki kepada nilai-nilai Islam. HDP menciptakan kampanye yang sangat gigih, dan menyatukan kalangan Kemalis, liberal, dan kiri (Komunis) mencegah Turki jatuh ke tangan AKP, dan menjadi negara ‘agama’.

Sejatinya, kaum Kemalis,  liberal, dan kiri (Komunis), tidak pernah bisa mengubah kehidupan rakyat Turki dengan lebih baik. Sekarang mereka menentang Partai AKP dan Erdogan bukan hanya terkait dengan isu-isu yang bersifat konservatif, di mana AKP dinilai terlalu ‘agama sentris’.

Tetapi HDP juga  mengangkat isu-isu kemiskinan dan kesenjangan Turki. Di mana kemiskinan dan kesenjangan telah berhasil dihapus oleh AKP. Dibawah AKP,  Turki relatif lebih makmur dan sejahtera, serta stabil.

HDP menciptakan opini yang menakutkan kepada rakyat Turki, dan opini yang dibangun tentang isu agama. Inilah yang mengubah persepsi  rakyat Turki, dan  mereka  takut dengan akan terlalu kuatnya kekuasaan Erdogan dan AKP, dan akan mengancam kebebasan.

Partai  AKP dan Erdogan yang berjuang menyelesaikan konflik dengan separatis Kurdi, dan membawa ke jalan damai, dan mengakui secara politik, justru sekarang AKP dan Erdogan harus menghadapi ‘duri dalam daging’ dari kelompok Kurdi, melalui HDP, dan menggagalkan rencana perubahan konstitusi yang diinginkan Erdogan yang ingin memperkuat sistem presidensiil.

Bagaimana dampak bagi masa depan Turki? Terutama terhadap rencana perubahan konstitusi yang ingin dijalankan oleh AKP dan Erdogan, sesudah gagal mencapai mayoritas tunggal di parlemen?

Apakah Turki akan terjerumus ke dalam situasi yang tidak stabil, sesudah masuknya kelompok Kurdi ke dalam Parlemen  Turki? Atau pilihannya Erdogan akan melakukan referendum untuk  mengubah konstitusi Turki?

Mungkin juga AKP akan tergusur dari kekuasaannya. Jika partai sekuler, nasionalis, dan kiri bersatu melakukan koalisi  menggusur AKP dari kekuasaan. Wallahu’alam


latestnews

View Full Version