RIYADH (voa-islam.com) – Bukan hanya para anggota dan simpatisan Jamaah Ikhwanul Muslimin yang prihatin atas keputusan Pengadilan Mesir yang memutuskan hukuman mati terhadap Presiden Mohamad Mursi, tapi berbagai kalangan, tokoh, pemimpin dunia, dan sejumlah negara menyuarakan sikap keprihatinan mereka atas keputusan Pengadilan Mesir.
Menghadapi keputusan Pengadilan Mesir itu, sebanyak 160 tokoh, ilmuwan, dan ulama Muslim menandatangani pernyataan yang menyerukan Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulaziz melakukan campur tangan dan menghentikan hukuman mati terhadap Presiden Mohamad Mursi, Sabtu, 19/6/2015.
Para penandatangan menggambarkan hukuman mati terhadap Presiden Mohamad Mursi, para tokoh Ikhwan dan pendukungnya sebagai, "sangat tidak adil berlatar belakang politik, bukan berdasar hukum, ungkap petisi dari para pendatangan itu.
Selanjutnya, dalam pernyataan itu mengatakan apa yang terjadi di Mesir "bukan urusan internal Mesir saja, tetapi merupakan masalah yang akan mempengaruhi negara-negara Arab dan Islam secara keseluruhan”, tandasnya.
Dalam pernyataan yang disampaikan kepada Raja Salman bin Abdul Aziz itu, mengatakan keputusan yang dijatuhkan oleh Pengadilan Mesir itu terhadap Presiden Mohamad Mursi, mempunyai motif politik dan tidak ada kaitannya dengan hukum, karena yang menjadi dasar keputusan pengadilan Mesir adalah data informasi yang menyesatkan.
Situasi di Mesir semakin tidak menentu, dan keamanan semakin kacau di seluruh negeri. Ini akibat langkah-langkah yang dijalankan oleh pemerintahan yang dipimpin oleh junta militer Abdul Fattah al-Sisi. Ekonomi Mesir ambruk, terjadi tindakan yang sangat diluar batas kemanusiaan, seperti penangkapan dan penahanan disertai penyiksaan, termasuk para perempuan yang ditahan dipenjara-penjara Mesir.
DR.Mu’in Abdul Futtuh, salah satu calon kandidat presiden yang ikut dalam pemiliihan presiden yang lalu, menegaskan bahwa bila Presiden Mohamad Mursi dihukum mati, maka akan terjadi kekacauan yang hebat, dan lahirnya perang saudara di Mesir. Ini tidak akan dapat terelakan lagi.
Situasi di Mesir seperti negara dalam kondisi perang, di mana-mana di kota Mesir, penuh dengan tentara bersenjata, dan aparat intelijen di gelar di setiap tempat, memata-matai rakyatnya. Ini menandakan al-Sisi sejatinya tidak memiliki dukungan apapun dari rakyat Mesir. Wallahu’alam.