View Full Version
Rabu, 19 Aug 2015

Jokowi Mau Berkiblat ke Beijing atau Washington?

JAKARTA (voa-islam.com) – Nampaknya Amerika mulai menimbang-nimbang dan ingin tahu, kemana arah pemerintahan Jokowi? Karena, kecenderrungan Indonesia dibawah Jokowi berkecenderungan membanagun poros Jakarta – Beijing. Ini tergambar dengan semakin dengan komunikasi antara Jokowi dengan Presiden Xi Jinping.

Selain itu, investasi Cina di Indonesia semakin besar. Belum lama ini Meneg BUMN Rini Sumarno, meneken di Paris dengan BOC (Bank Of Cina), pinjaman sebesar Rp 570 triliun. Begitu pula Garuda juga menandatangani pinjaman dengan BOC, nilainya ratusan triliun.

Namun, bukan hanya itu saja, Cina juga kebanjiran proyek dari pemerintahan Jokowi, terutama pembangunan infrastruktur, jalana tol, pelabuhan, bandara, termasuk kereta.

Tentu yang paling merisaukan Washington, semakin kuatnya pengaruh kalangan 'kiri' dalam pemerintahan Jokowi. Bangkitnya komunisme di Indonesia dengan berbatgai kegiatan yang mereka lakukan. Ini menjadi perhatian Washington dan Gedung Putih serta Capitol Hill.

Apalagi, menurut informasi dari berbagai kalangan sejumlah kader komunis telah menyusup ke dalam jaringan pargai berkuasa PDIP. Beberapa waktu sebelum pemilu, menurut sebuah sumber pimpinan PKC (Partai Komunis Cina) datang ke kantor PDIP di Lenterng Agung, bertemu dengan sejumlah tokoh PDIP.

Sementara itu, rencananya menurut submer yang dekat dengan Istana, menyebutkan bahwa Jokowi, Juni lalu akan berkunjung ke Washington, menermui Presiden Barack Obama. Tetapi, sampai hari ini rencana kuknjungan ke Washingnton itu belum juga terwjud.

Sekarang kedarang sejumlah Senator dari Amerika. Diantaranya, Senator John Corynyn dari Texas, Senator Pat Roberts dari Kansas,, Senator David Perdue dari Georgia, Senator Tom Tillis dari North Carolina, dan Congressman Ted Poe dari Texas.

Malam nanti rencananya Presiden Joko Widodo (Jokowi), menerima sejumlah anggota senat Amerika Serikat di Istana Negara, Kamis (13/8) malam. Para senator itu berasal dari partai Republik di AS. Ini bersifat serius, dan para Senator ingin tahu dari tangan pertama, yaitu Presiden Jokowi, kemana arah kebijakan Indonesia? Mengikuti Beijing atau Wasshington.

Tentu, Indonesia berkepentingan membahas mengenai perkembangan hubungan ekonomi kedua negara. Bahkan, Jokowi mengaku akan lebih intens menjalin hubungan dagang dengan Amerika. Tapi, ini tidak mudah karena Indonesia sudah terbelit ekor naga, dan Indoenesia yang berpenduduk 250 juta itu, menjadi para yang sangat emputk bagi Cina.

Tapi, Jokowi berharap supaya pemerintah AS menurunkan tarif bea masuk ata produk asal Indonesia ke AS. "Produk kita yang masuk ke sana jangan terkena hambatan tarif," ujar Jokowi di Istana Negara.

Indonesia bakal berhadapan dengan kepentingan ekonomi, politik, dan keamanan dengan Amerika. Apakah Indonesia menjatuhkan pilihan ke Beijing atau Washington? Ini harus dilihat dari 'inner circle' Jokowi, dan kecenderungan PDIP di masa depan dalam menghadapi perubahan global. 

Ini akan ditentukan respon Mega, Jokowi dan PDIP, menghadapi lingkungan strategis yang sangat berpengaruh terhadap Indonesia. Apakah Mega, Jokowil, dan PDIP dengan perkembangan baru ini lebih memilih ke Cina? Ini harus dilihat lebih detil lagi. Tentu, sangat mencemaskan Washington. Mau berkiblat ke Beijing atau Washington, keduanya tidak ada yang membuat gembira  bagi bangsa Indonesia. Wallahu'alam. 

dita.

 


latestnews

View Full Version