View Full Version
Kamis, 03 Sep 2015

Antara Dubai dan Suriah, Antara Dosa Maksiat dan Jihad

JAKARTA (voa-islam.com) - Hanya kengerian setiap melihat sudut kota-kota Suriah. Hancur total. Kekejaman, kejahatan, kebiadaban, kebengisan yang tidak ada bandingnya.

Di mana-mana hanya tercium bau anyir darah. Darah rakyat. Darah terus tertumpah. Bashar al-Assad dengan menggunakan bom barel meluluh-lantakan kota Aleppo, Hamma, dan Douma yang menjadi basis kekuatan pejuang Islam.

Bashar al-Assad barangkali hanya wujudnya masih manusia. Sejatinya dia sudah bukan manusia. Lebih jahat dibanding dengan 'iblis atau setan' yang terkutuk.

Bashar menggunakan segala jenis senjata pemusnah, termasuk menggunakan senjata kimia dan bom barrel yang dilarang oleh konvensi Jenewa. Tindakan Bashar sudah tidak bisa lagi diukur dengan 'commonsense' (akal sehat).

Sekali menjatuhkan bom barrel ratusan yang tewas dan luka. Anak-anak terhimpit oleh reruntuhan gedung atau tempat tinggal yang terkena bom barrel. Dengan berlumuran darah.

Sebuah pemandangan tragedi mengerikan. Di mana orang-orang berlarian dan berteriak sambil mengangkat korban yang tewas oleh bom barrel. Bashar hanya dengan sangat enteng,  dan mengatakan akan terus memerangi teroris, ujarnya. Sungguh sangat biadab.

Di kamp pengungsi Palestina Yarmouk, penduduknya tinggal tulang belulang.Diblokade oleh pasukan rezim Bashar al-Assad. Bahkan diantara mereka memakan tikus, kucing, dan binatang lainnya, sekadar bisa bertahan hidup. Kamp Yarmouk sudah luluh lantak. Tak ada sanitasi dan air bersih.

Mereka yang keluar dari gedung bangunan ke jalan pasti tewas oleh sniper  pasukan rezim Bashar al-Assad. Nasib pengungsi Palestina di kamp Yarmouk sangatlah mengerikan. Tidak ada yang dapat menyamai kondisi kehidupan yang begitu mengerikan, selain di kamp Yarmouk.

Belum lagi mereka yang di penjara-penjara rezim Bashar al-Assad, lebih mengenaskann lagi. Disika dengan sangat kejam. Mereka hanya tinggal tulang-belulang. Tidak diberi makan dengan layak. Kaki dan tangan mereka diborgol.

Ribuan tahanan Suriah seperti yang dilaporkan oleh Obesrvatorium Hak Asasi Manusia, yang berpuat di London, perlahan-lahan semuanya menuju kematian dengan kondisi yang sangat mengerikan.

Mayat mereka dikumpulkan ditumpuk diatas truk diangkut, dan dibuang di tengah padang pasir, dimasukkan ke dalam satu lubang. Selesai.

Sekarang lebih 16 juta penduduk Suriah meninggalkan negaranya. Pergi  ke negara-negara Uni Eropa mencari suaka politik, dan dalam kondisi yang sangat menyedihkan.  

Imigran dari berbagai negara Arab, terutama Suriah telah mengakibatkan krisis di Uni Eropa. Sungguh sebuah tragedi kemanusiaan yang sangat luar biasa. Berjalan kaki beratus kilometer, akibat mereka menghindari kejahatan perang rezim Bashar al-Assad.

Semua kondisi yang diciptakan oleh rezim Syiah Bashar al-Assad, tidak membuat para pejuang Islam, surut. Mereka tetap memiliki ruh jihad yang sangat tinggi. Mereka tidak pernah berpikir mundur dari palagan medan jihad.

Kenyataan-kenyataan yang sangat mengerikan itu, hanyalah menjadi bara api dan ruh yang mendorong mereka harus bisa mengalahkan dan mengakhiri kekuasaan Bashar al-Assad.

Inilah yang tidak pernah dimengerti oleh siapapun. Kecuali bagi mereka yang memiliki keyakinan iman sangat kokoh.

Mengapa para pejuang Islam dan kaum muda mau berkorban berjihad di medan jihad yang begitu luar biasa tantangan? Mengapa mereka tetap bertahan?

Mengapa mereka bersedia mengorbankan seluruh yang dimilikinya? Tidak pernah bisa dimengerti oleh siapapun. Kecuali hanya orang-orang yang beriman.

Mereka bukan orang-orang yang menginginkan bayaran dunia atas jerih payah dan pengorbanan mereka? Mereka bukan jenis orang-orang yang mengharapkan kekuasaan dan kenikmatan dunia.

Mereka orang-orang yang ikhlas. Mereka hanya 'berdagang' dan 'berjual beli' dengan Rabbnya.

Mereka meyakini kehidupan akhirat yang kekal, dan ganjaran yang tidak bisa digambarkan lagi oleh imajinasi siapapun, ketika bertemu dengan Rabb mereka di akhirat kelak. Mereka yakin atas janji Rabb mereka. Setiap pejuang Islam di Suriah, menyakini janji Rabbnya.

Bagaimana bisa dimasukkan logika? Ribuan pemuda dari kalangan menengah dan terdidik di Eropa, bergegas pergi Suriah. Mereka bukan mencari kenikmatan dunia.

Mereka bukan mencari keindahan dunia. Mereka bukan mencari aksesoris dunia yang hanya sebentar. Mereka sudah kenyang gemerlap kenikmatan kota-kota yang indah di daratan Uni Eropa.

Mereka hanya menncari kematian. Mereka menjadikan mati syahid, sebagai cita-cita tertinggi mereka. Karena itu, mereka sanggup menghadapi segala bentuk kesulitan. Mereka menghadapi berbagai ancaman, sebelum akhirnya mereka tiba di medan jihad Suriah.

Mereka para mujahid yang membuat Gedung Putih, Moskow, London, Paris, Berlin tak dapat tenang. Memikirkan dengan penuh kekawatiran. Bagiamana mereka bisa mengalahkan para mujahhid yang sekarang ini berjihad di Suriah?

Sampai Amerika kehilangan akal menghadapi para mujahid di Suriah dan Irak. Seorang mantan Kepala CIA, Jendral David Petraeus, berpikir inging membujuk kelompok al-Nushrah menghadapi ISIS. Ini benar-benar sudah kehilangan akal dari seorang pejabat keamanan Amerika.

Di tengah gemuruhnya medan jihad di Suriah, Irak, Yaman, Libya, dan Somalia, serta sejumlah negara lainnya, tak kalah dahsyatnya 'kekuatan iblis dan setan' yang sekarang ini bercokol di kota Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), dan akan mengancam dan menghancurkan masa depan setiap mukmin dan muslim.

Dubai mengalahkan Paris, London, Berlin, Swis, dan pantai Mediterania. Sangat luar biasa. Berbagai kenikmatan dibangun oleh penguasa UEA. Satu-satunya negara yang paling banyak expratiat (orang asing) di Timur Tengah hanya Dubai. Begitu luar biasa daya tarik Dubai. Di manan-mana hanya terlihat gedung pencakar langit, dan serba kemewahan. 

Hotel, apartemen, mall, kantor-kantor yang sangat luxusurios dan tempat wisata yang dibangun bernuasa barat bertebaran di pantai Dubai. Sungguh luar biasa bentuk kenikmatan yang tanpa tara.

Para artis dunia, terutama Amerika dan Eropa berbondong-bondong ke Dubai. Bercengkerama dengan para 'milyader' Arab. Minum dan pesta sek. Sudah menjadi bagian dari kehidupan Dubai.

Dahulu Beirut dikatakan sebagai Paris di Timur Tengah, tapi sekarang Dubai menjadi Paris di Timur Tengah. Segala bentuk pelampiasan kemaksiatan ada di Dubai.

Dubai tidak kalah dibandingkan dengan Bashar al-Assad dalam menghancurkan Muslim di Timur Tengah. Perlahan-lahan bangsa Arab mulai melupakan agamanya, tak lagi memikirkan dan menyakini al-Islam. Semuanya bentuk ikatan agama (Islam), tercampak di Dubai.

Gaya hidup Barat benar-benar sudah menjadi gaya hidup orang-orang Arab.Merasuk di setiap jantung orang Arab. Dubai menjadi kota termegah dan terkaya di muka bumi ini. Sangat luar biasa. Inilah yang bakal menghancurkan sisi-sisi kehidupann bangsa Arab. Bukan jihad perang di Suriah.

Dubai berbentuk kerajaan dipimpin Pangeran Hamdan bin Mohammed bin Rashid Al Maktoum. Dubai  memiliki pemasukan yang luar biasa  dari sektor jasa.

Dubai membangun berbagai bangunan dan kebudayaan yang dianggap 'gila' oleh negara-negara Arab lainnya, karena sangat mewah. Inilah kegilaan yang ada di Dubai, dan akan menciptakan kehancuran dan malapetaka. Wallahu'alam. dta

 


latestnews

View Full Version