SEATLE (voa-islam.com) – Hubungan antara Cina-Amerika menghadapi titik kritis. Dampaknya sangat membahayakan kehidupan politik, ekonomi dan keamanan global. Krisis ekonomi dan finansiil global, hanya salah satu dampak dari 'perang' antara Cina-Amerika.
Presiden Cina Xi Jinping, mengatakan dalam sambutannya, saat bertemu dengan sejumlah pengusaha atau pembisnis Amerika, bahwa perang antara Cina-Amerika akan menjadi bencana dunia, ucapnya, Selala, 22/9/2015.
Kunjungan yang sifatnya mendadak Xi Jinping ke Amerika itu, sesudah ekonomi Cina ambruk, Shanghai Stock Markets, kehilangan 40 persen dananya, dan bahkan Cina mengalami kerugian dalam waktu sekejap $ 5 triliun dolar!
Mulanya, Cina dominan karena over liquid secara ekonomi, dan ekonomi terus tumbuh diatas 10 persen. Maka pengaruh Cina semakin terasa secara global. Cina menguasai Afrika, Asia, dan Amerika Latin yang disebut dengan : BRICS. Melalui Cina's Bank of Construction. Semula CBC ingin membangun membentuk seperti IMF, tapi gagal.
Namun, tahun 2014 ini, ekonomi Amerika mengalami recovery (membaik), dan Bank Central Amerika (The FED) menaikan suku bunga. Para investor yang lari dari Amerika, sejak krisis ekonomi Amerika tahun 2008-2014, sekarang mereka kembali lagi, dan melakukan investasi di Capital Market Amerika, dan jaringan Barat.
Dampaknya langsung ekonomi Cina dan Shanghai Stock Market kehilangan 40 persen, dan Cina kehilangan uang $ 5 triiun dolar! Sehingga, membuat ekonomi Cina porak-poranda, kehilangan 'bargaining' menghadapi pengaruh recovery ekonomi Amerika.
Sekarang, kondisi di pasar modal yang memburuk itu, diikuti ekonomi Cina melambat, dan pertumbuhan ekonominya terus terkoreksi. Mula-mula ekonomi Cina tumbuh diatas 10 persen, kini terus terkoreksi dan turun, dan berada di bawah 6 persen pertumbuhan ekonominya.
Itulah latar belakang Presiden Xi Jinping mekakukan kunjungan ke Amerika. Mengapa Presiden Xi mendadak melakukan lawatan ke Amerika.
Pernyataan yang paling keras dari calon presiden Partai Republik, Donald Trump, yang menuduh Cina merampok uang Amerika. Sampai disini nampaknya sentimen terhadap Cina, tidak mudah dihapus.
Walaupun pemimpin tertinggi Cina, Presiden Xi Jinping sudah melakukan lawatan ke Amerika, dan mencoba melakukan negosiasi dengan para pengusaha dan pembisnis Amerika, tapi tidak mudah karena faktor kuncinya adalah : THE FED (Bank Central Amerika).
Faktor lainnya, adanya tuduhan pencurian rahasia bisnis dan data personil pemerintah Amerika oleh Cina, dan terus berlangsung secara terus-menerus dan bergelombang, Persoalan pencurian data melalui 'cyber' ini, tidak akan begitu mudah akan dapat diselesaikan. Obama sudah marah, dan memerintahkan Pentagon, menyelesaikan masalah ini dengan meningkatkan sistem keamanan di negaranya.
Antara Cina dan Amerika juga memiliki masalah yang sangat rentan yaitu pulau di Laut Cina Selatan, dan sekarang Cina memiliki rudal baru yang mengancam posisi Amerika di Pasifik barat. Masalah keamanan yang sangat sensitif ini, sudah berulangkali dibicarakan oleh Menlu Amerika Hallary Clinton dengan pemerintah Cina, tapi tidak pernah ditanggapi dengan serius.
Friksi ini bertambah memburuk karena hampir setiap hari masalah hubungan Cina-Amerika ini, menjadi bahan kampanye calonn presiden Amerika, dan banyak calon presiden AS menyerukan pembatalan atau penurunan tingkat hubungann antara Amerika dan Cina. Begitu pula masyarakat Cina benci terhadap Amerika.
Sebuah buku terbaru yang terbit di China, dan di terbitkan oleh Dewan Hubungan Luar negeri Cina, di mana dalam buku itu disebut rencana rahasia, dan ditulis secara rinci rencana kebijakan Cina yang ingin menggantikan posisi Amerika sebagai negara adidaya global (super power).
Ini sebuah ambisi yang tidak main-main. Semua pengambil keputusan di Gedung Putih dan Wall Street, pasti tidak akan pernah tinggal diam atas ambisi Cina ini. Namun, salah satu ahli kebudayaan Cina yang dihormati menerbitkan sebuah opini bahwa pemerintahan komunis di Cina telah mendekati akhir permainannya, dan hubungan antara Cina dan Amerika mendekati titik kritis.
Apakah pembicaraan Xi di Washington akan membuang-buang waktu dan bahwa KTT Cina-Amerika akani gagal? Perang Dingin telah berakhir. Kemungkinan akan dimunculkan skenario Perang Dingin baru, Cina maupun Amerika Serikat akan mendapatkan keuntungan dengan munculnya kembali dari Perang Dingin baru itu.
Tapi, mungkinkah antara Cina dan Amerika menemukan rumusan baru bagi menjaga kepentingan kedua negara itu? Ambisi Cina yang ingin menjadi kekuatan super-power, pasti akan menjadi penghalang. Sekarang ekonomi Cina terkapar. Habis di bursa saham.
Dengan kebijakan The FED dan menggeliatnya ekonomi Amerika membuat bencana bagi Cina, yang sejatinya pertumbuhan ekonominya hanyalah bagaikan 'BUBBLE' (gelembung busa), dan busa itu sekarang kempis di tiup angin. Wallahu'alam.