View Full Version
Selasa, 27 Oct 2015

Jokowi ke Amerika Gatot, Usai Ngobrol Dengan Obama, Langsung Pulang Tanpa Pernyataan Bersama

WASHINGTON (voa-islam.com)  - Nampaknya, kunjungan  Jokowi ke Amerika "gatot"  alias gagal total. Betapa saat berjabat tangan pun Obama, tak melihat Presiden Jokowi. Obama kurang antusias dan terkesan hanya basa-basi belaka.

Selanjutnya, Presiden Jokowi sesudah bertemu Presiden Barack Obama di Gedung Putih, ngobrol sebentar, dan tanpa ada memorandum kesepakatan yang ditandatangani bilateral bersama antara Amerika dan Irndonesia,  kemudian Jokowi memutuskan cepat pulang,  karena dengan Obama tak ada yang didapatkan. Itulah kabar yang menyebar kepada media, di Wasington, Senin (26/10) pagi.

“Saya memutuskan membatalkan perjalanan ke West Coast (Pantai Barat AS, red.) ke San Fransisco, ke Lembah Silicon, dan rencana mungkin langsung meluncur ke Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan,” ujar Presiden Jokowi usai berbicara melalui telepon dengan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan di Blair House, Senin pagi (26/10) pukul 10.30 waktu setempat.

Presiden menjelaskan alasan tidak melanjutkan perjalanan ke San Francisco ke Lembah Silicon,  dan memutuskan kembali ke tanah air adalah, karena begitu banyaknya kecaman dari rakyat yang megap-mega akibat asap, seperti tentang laporan kesehatan dan dampak sosial yang terjadi di daerah yang terkena asap. 

“Titik api di Sumatera Selatan mencapai 146 titik, demikian pula di Kalimantan Tengah yang mencapai 366 titik dan di tempat-tempat lain,” ujar Presiden. Ditambahkannya bahwa di Riau dan Kalimantan Tengah telah terjadi hujan selama 15 menit. Belum diketahui apakah hujan itu mengurangi asap yang menyelimuti kedua daerah itu.

"Itu menunjukkan bahwa sense of urgency itu ada, dan sense of strategic importance itu diterapkan pada saat yg tepat. Khususnya kunjungan yang paling penting adalah pertemuan bilateral yang hari ini berlangsung (di Gedung Putih). Di San Francisco sebenarnya tidak ada yang sifatnyaurgent. Urusan digital economy, ekonomi kreatif memang penting, tapi tidak punya time urgency," kata pejabat kedutaan Indonesia di Washington.

Meskipun kembali ke tanah air, beberapa menteri yang ikut dalam rombongan presiden akan tetap melanjutkan perjalanan ke San Francisco. “Saya tugaskan Menkominfo, Mendag, Kepala BKPM, Kepala Badan Ekonomi Kreatif untuk meneruskan pertemuan dengan CEO yang ada di sana”, ujar Presiden.

Presiden Joko Widodo dan ibu negara Iriana akan kembali ke tanah air Selasa sore (27/10) dan diperkirakan tiba di tanah air pada hari Kamis (29/10). Jadi Presiden Jokowi mempercepat kunjungan ke Amerika, dan tidak memperpanjang sesuai dengan jadwal yang direncanakan, sampai tanggal 28 Oktober, jadi yang penting  sudah setor muka kepada Obama.

Dibagiann lain, Amerika memberikan bantuan bagi pemadaman kebakaran hutan dan asap yang sekarang ini sudah menyebar luas ke seluruh wilayah Indonesia. “Bantuan ini merupakan bagian dari upaya Amerika secara lebih luas untuk mendukung upaya Indonesia dalam menanggulangi kebakaran hutan dan menekan dampaknya terhadap kesehatan manusia, serta mendukung upaya pemerintah Indonesia mencegah kebakaran hutan di masa mendatang,” ujar Dubes Amerika, Robert O. Blake.

Amerika memberi bantuan senilai 2,75 juta dolar dari Amerika ini meliputi pendanaan dari Badan Pembangunan Internasional Amerika (USAID) untuk membantu pemerintah Indonesia meningkatkan kemampuan pusat pelayanan kesehatan guna menangani penyakit gangguan pernafasan (ISPA) dan sekaligus meningkatkan kesadaran publik atas bahaya asap di kawasan Indonesia. 

Pernyataan itu juga menyatakan bahwa satu tim penasehat teknis dari Dinas Kehutanan Amerika akan tiba di Indonesia minggu ini untuk memberi bantuan pemadaman api di hutan. Tim ini juga akan membawa perlengkapan tambahan pemadaman api, berupa baju pelindung terhadap api serta membantu koordinasi pemadaman, cara mendeteksi api jarak jauh dan pengambilan gambar yang dilakukan pemerintah Indonesia.

Asap yang menyelimuti sebagian Sumatera dan Kalimantan, kini juga bergerak ke Jakarta. Asap tipis menutupi wilayah ibukota sejak Jum’at (23/10). Pantauan satelit Himawari dari analisis BMKG Senin siang (26/10) menunjukkan asap tipis kini menyelimuti Jakarta, Banten, Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah. Asap tipis ini berada di ketinggian 3.000 meter.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), sebagian besar asap berasal dari Kalimantan yang terbawa angin ke arah barat daya dan sebagian ada yang ke selatan. BNPB mengatakan mengingat konsentrasi dan ukuran partikelnya yang sangat kecil, asap tipis ini tidak memberi dampak signifikan terhadap kesehatan. Jadi kondisi kebakaran dan asap yang menutup sebagian wilayah Indonesia benar-benar sangat luar biasa dampaknya bagi kehidupan rakyat. 

Tak ada yang dapat disepakati dalam  bentuk memorandum bersama antara Jokowi dengan Obama, selama bertemu di Gedung Putih. Kerjasama yang bersifat strategis, di bidang maritim dan menjadi perhatian penting  oleh Amerika, tak sampai tuntas. Kerjasama bidang maritim ini, sangat penting bagi Amerika yang sekarang ini bagi negara 'adi kuasa' itu sedang "perang" dengan Cina memperebutkan Laut Cina Selatan. Alur pelayaran internasional yang akan menentukan urat nadi kehidupan ekonomi Amerika,  tidak boleh diganggu siapapun.

Pemerintah Amerika barangkali "kesal". Sesungguhnya siapa yang mau diikuti oleh Mega dan Jokowi? Ikut Xi Jinping atau ikut Obama? Ikut komunis atau ikut kapitalis, atau "kiri dan kanan ok"? Tapi,  Amerika sebagai negara "adi daya" memiliki jaringan intelijen, sulit dikibulli ke mana arah kebijakan politik Indonesia. Sudah bisa  ditebak. Walau keliling-keliling dan mutar-mutar, sejatinya Indonesia dibawah Mega dan Jokowi itu, lebih memilih Peking (komunis). Wallahu'alam.

 

latestnews

View Full Version