View Full Version
Jum'at, 13 Nov 2015

IS Menyeret Dunia Arab dan Timur Tengah, Menjadi Perang Sunni-Syiah

BEIRUT (voa-islam.com) – Konflik Sunni  - Syiah akan mencapai  titik puncaknya, bersamaan dengan pemboman di Beirut. Di mana lebih 40 orang tewas dan  200 terluka akibat dua ledakan bom bunuh diri, yang diklaim oleh Daulah Islam Irak dan Suriah (ISIS-IS), dan menghancurkan bangunan sebuah distrik ramai di pinggiran selatan Beirut, Kamis, 12/11/2015. 

Ledakan terjadi yang menghantam pusat komunitas Syiah dan pusat perbelanjaran roti di daerah komersial serta komplek perumahan Borj al Barajneh, kata sumber-sumber keamanan. Di mana para korban yang tewas dan luka di evakuasi ke rumah sakit milik Hesbullah dengan penjagaan sangat ketat.

Hesbullah bersumpah melanjutkan perang melawan "teroris", kata yang  digunakan terhadap "IS", sama seperti yang digunakan pemimpin dunia terhadap "IS". Serangan ganda daerah yang menjadi pusat gerakan Syi'ah, Di mana distrik Borj al Barajneh, merupakan pusat kekuatan kelompok Syiah Lebanon, ungkap Reuters melaporkan.

"Apa yang terjadi di sini adalah kejahatan ... pertempuran melawan teroris akan terus dan perang yang panjang antara kami dengan teroris”, kata pejabat Hisbullah Hussein Khalil, dari lokasi terjadinya ledakan. Presiden Prancis Francois Hollande pada hari Kamis mengutuk serangan "keji" seperti diungkapkan oleh AFP.

"Pejabat Presiden Republik Lebanon mengungkapkan kemarahan dan pemboman itu sebagai horor. Di mana serangan bom bunuh diri itu menewaskan beberapa lusin orang dan melukai lebih dari 100 sore ini di lingkungan Burj al-Barajneh, Beirut", katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh presiden.

“Perancis menyatakan berkabung nasional atas peristiwa di Lebanon. Perancis berkomitmen pada perdamaian, persatuan dan stabilitas di Lebanon, "kata Hollande.

Pemboman yang sangat dahsyat itu, merupakan serangan pertama selama lebih dari satu tahun ini terhadap kubu Syiah Hisbullah yang menjadi kaki tangan Iran. Di mana Hesbullah mengirimkan milisinya dalam perang di Suriah,  berjuang bersama pasukan Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara di negara itu melawan pejuang Islam Sunni.

Beberapa ledakan bom menghantam Lebanon pada bulan Juni tahun lalu, akibat perang di Suriah. Perang di Suriah mempunyai dampak keamanan terhadap negara-negara di sekitarnya. Perang di Suriah bukan hanya menimbulkan problem pengungsi, tapi juga problem keamanan.

Perang Suriah yang sekarang ini melibatkan Hesbullah akan berdampak lebih besar bagi masa depan keamanan Lebanon. Hesbullah mengirimkan ribuan milisinya berperang di Lebanon, bersama dengan pasukan di Suriah, Garda Revolusi dan Garda Republik Iran.

Iran mendukung dengan tentara, dana, dan senjata secara besar-besaran. Iran tidak ingin Suriah jatuh ke tangan Mujahidin (Sunni). Iran ingin terus melakukan pencaplokan terhadap negara-negara Arab di sekelilingnya yang Sunni dengan pasukan dan senjata.

Perdana Menteri Lebanon Tammam Salam mengutuk serangan itu sebagai "tidak bisa dibenarkan," dan menyerukan persatuan melawan "rencana yang ingin membuat perpecahan" di negeri ini, dann mendesak para pejabat mengatasi perbedaan mereka.

Pembom yang menyerang pusat gerakan Syiah Hisbullah di Beirut itu, bersamaan pertama kalinya dalam kehidupan politik, di m ana  lebih satu tahun, berlangsung sidang perlemen. Krisis politik yang berlangsung mengakibatkan negara Lebanon, tanpa seorang presiden selama 17 bulan, dan pemerintah gagal mengambil keputusan apapun.

ISIS telah menarik Dunia Arab dan Timur Tengah menjadi perang antara Sunni-Syiah. Sebuah strategi penting yang dilakukan  IS. Polarisasi semakin tajam,  dan tidak dapat lagi dibendung dengan apapun, karena kondisi objektif. Iran menjadi "alat" Amerika, Rusia, Eropa, dan Zionis menghancurkan golongan Sunni, yang sekarang diberi lebel sebagai "teroris".

Keadaan di Irak dan Suriah telah ditarik oleh IS dengan sangat luar biasa menjadi perang antara Sunni-Syiah. Konflik antara Sunni-Syiah sudah memiliki akar sejarah yang panjang sejak adanya Islam.  Ini masuk akal. Sebab kejahatan Iran, Suriah dibawah Bashar al-Assad, sangat  keji terhadap golongan Sunni.

Di Iran  golongan Sunni dihancurkan secara sistematis oleh rezim Syiah Iran dengan cara-cara yang sangat keji. Sekarang Iran melakukan intervensi  di Irak, Suriah, Lebanon, dan Yaman, semuanya  telah menghancurkan golongan Sunni. 

Di Suriah lebih 500.000 penduduknya tewas dibantai oleh rezim Bashar al-Assad, dan 16 juta penduduk Suriah yang berjumlah  27 juta telah meninggalkan negaranya,  termasuk yang menjadi pengungsi di berbagai negara Arab, Turki, Yunani dan Eropa. Sebuah tragedi yang sangat luar biasa, akibat tangan-tangan kotor rezim Syiah.

IS melakukan pemboman tempat-tempat Syiah di Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, Yaman, dan Lebanon. Sebuah perang yang sangat dramatis di Dunia Arab dan Timur Tengah. Akhirnya menyeret semua negara-negara Arab akan terlibat dalam perang Sunni-Syiah.

Apalagi, sekarang dengan dukungan Amerika, Eropa, Rusia terhadap Syiah Iran, semakin membenarkan pilihan yang dilakukan oleh IS. Situasi di Dunia Arab, Timur Tengah, dan Afrika,  akan semakin mengarah kepada "zeor  zum", ke titik "nol". Kehancuran.

Tingkat ketakutan dan kecemasan para pemimpin Arab dan Tmur Tengah terhadap Syiah Iran, semakin kuat. Bersamaan dukungan enam negara utama di dunia, Amerika, Rusia, Cina, Inggris,  Perancis, dan Jerman terhadap program nuklir Iran.

Iran mendapatkan senjata barua dari Rusia berupa rudal balistik darat ke udara. Rusia memberikan jenis rudal balistik S-300 kepada Iran, dan akan menjadi sistem pertahan bagi Iran,  dan tidak dimiliki oleh negara-negara Arab.

Siapa bakal memenangkan pertarungan ini? Sementara itu, Amerika, Rusia, Eropa, dan Zionis mendukung Iran dengan dukungan  politik, ekonomi,  dan milier? Adakah bakal terjadi perang akhir zaman?  Wallalhu'alam


latestnews

View Full Version