JAKARTA (voa-islam.com) – Dampak konflik Turki-Rusia sangat mengkawatirkan akan berubah menjadi "PERANG DUNIA KETIGA". Bibit-bibit perang sudah memiliki akar yang sangat dalam. Semua berpotensi dan dapat berubah menjadi perang semesta.
Sekarang Rusia dibawah "Tsar" Vladimir Putin melibatkan diri dalam perang di Suriah. Mendukung secara total terhadap rezim Syiah Bashar al-Assad. Vladimir Putin yang mempunyai ambisi sebagai "Tsar", dan ingin mengembalikan kejayaan Rusia seperti Unie Soviet, terus melakukan petualangan politik dan militer.
Kemudian, ketegangan yang mengancam keamanan global itu dimulai dari serangan bom “ bunuh diri” di Ankara Turki, menjelang pemilihan parlemen, 1 Nopember, dan menewaskan lebih dari 100 orang, saat berlangsung aksi demonstrasi damai oleh para pendukung kelompok PKK Kurdi.
Disusul jatuhnya pesawat Metrojet Rusia, dan menewaskan 224 penumpangnya, tak lama sesudah tinggal landas dari kota wisata Sharm el-Sheik, Mesir. Metrojet Rusia itu, meledak akibat “bom” yang ditanam dalam pesawat itu.
Terus pemboman terhadap pusat gerakan Syiah Hesbollah, di Beirut, Lebanon, menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya, disamping menghancurkan bangunan pusat gerakan Syiah Hesbulllah di Lebanon.
Gerakan Syiah Hesbollah Lebanon itu, merupakan kekuatan utama yang mendukung rezim Syiah Bashar al-Assad. Ribuan milisi Syiah Hesbollah sejak awal terlibat dalam perang di Suriah.
Kemudian, secara dramatis terjadi peristiwa “JUM'AT 13 NOPEMBER”, yaitu serangan bersenjata dan bom “bunuh diri” di pusat kota Paris, menewaskan 153 orang, 300 orang mengalami luka, dan 200 orang disandera. Kota yang dikenal dengan keindahannya, dan pusat “MODE” itu, benar-benar seperti dalam keadaaan 'PERANG”.
Serangan “teroris” itu, menghentakan kesadaran seluruh jagad bahwa dunia sudah tidak yang aman lagi. Kemudian di sudahi dengan keputusan Sidang Dewan Keamanan PBB, yang memutuskan bahwa “teroris” IS/ISIS menjadi musuh bersama negara-negara di dunia.
Namun, ancaman keamanan dan serangan “teroris” tidak berhenti dengan keputusan Dewan Keamanan PBB, berikutnya sebuah hotel mewah, yang menjadi tempat berkumpulnya para pengusaha dan politisi dunia, di kota Barmako, Mali, diserang oleh “teroris”, dan menewaskan paling sedikit 22 orang, dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Mali pernah menjadi jajahan Perancis. Sebelumnya, Perancis sudah mengirimkan pasukan ke Mali, memadamkan pemberontakan kelompok Islam, yang berjuang ingin mendirikan “Daulah Islamiiyah” di Mali utara.
Kekacauan terus berlangsung dan serangan tak henti, sebuah iring-iringan Presiden Tunisia, diserang dengan “bom”, dan menewaskan 12 orang pentgawalnya oleh “teroris”, dan Tunisia mengalami kekacauan hebat, dan kemudian negara dinyatakan dala keadaaan darurat, seluruh perbatasan Tunisia ditutup.
Sebelumnya terjadi serangan terhadap para turis, di pantai Mediterania. Di mana puluhan turis Eropa tewas, ditembaki oleh seorang mahasiswa. Serangan yang sangat luar biasa terhadap para turis, di mana mereka sedang menikmati sinar matahari di tepi laut Mediteriania.
Puncaknya, ditembaknya pesawat jet tempur Rusia oleh Turki, dan pasti mempunyai dampak sangat luas, dan bakal mengancam keamanan seluruh kawasan Timur Tengah. Turki menuduh melanggar kedaulatan wilayah udaranya. Presiden Rusia Vladimir Putin sangat marah, dan mengutuk tindakan Turki. Putin mengatakan bahwa Turki mendukung “teroris” IS/ISIS.
Putin juga menegaskan bahwa serangan terhadap pesawat jet tempur Rusia itu, bakal mempunyai konsekuensi yang sangat serius, terutama hubungan Turki-Rusia.
Ketegangan Turki-Rusia itu, kemudian menyeret NATO, dan para pemimpin negara-negara NATO, menggelar pertemuan di Brussel menghadapi resiko ancaman dari Rusia. Negara-negara NATO, termasuk Amerika mendukung Turki yang membela kedaulatannya. Hal itu ditegaskan oleh Presiden Amerika Barack Obama.
Jadi konflik antara Turki-Rusia itu, kemudian berubah menjadi konflik antara Rusia dan NATO. Inilah situasi yang sangat genting secara global. Dampak perang di Suriah telah menyebar dan meluas, bukan hanya perang menghadapi “teroris”, tapi sekarang berubah konflik mengarah antara NATO dengan Rusia.
Ancaman perang global, dan menjurus “Perang Dunia Ketiga”, sudah tidak dapat dikesampingkan. Di mana Rusia memindahkan kekuatan arsenal militernya ke Suriah. Rusia mengirimkan berbagai jenis senjata ke Suriah. Sesudah ditembaknya pesawata jet tempur Rusia oleh Turki.
Rusia memindahkan rudal jelajah jenis S-400 ke Suriah, dan mengerahkan kapal induknya ke laut Meditterinia, yang ada di perairan Suriah dekat dengan pangkalan militer Rusia di Latakia.
Eskalasi militer Rusia ke Suriarh terus meingkat. Tanpa batas. Bukan sekadar mempertahankan rezim Syiah Bashar al-Assad, tapi pemindahan arsenal militer Rusia ke Suriah sudah menjadi ancaman perang, dan bakal menjurus kepada “Perang Dunia Ketiga”.
Suriah menjadi “episentrum” (pusat) meledaknya perang dunia, dan akan menyeret bangsa-bangsa di dunia ke dalam kancah perang. Siapa yang berada dibalik kekacauan global, dan mengarahkan kehancuran kehidupan umat manusia ini? Wallahu'alam.