View Full Version
Jum'at, 25 Mar 2016

Pelaku Serangan Bom di Bandara Brussel Mahasiswa Katolik?

BRUSSEL (VOA-ISLAM.COM) – Barangkali sangat tidak dapat dimengerti oleh siapapun. Siapa sejatinya yang menjadi pelaku penyerangan bandara ibukota Uni Eropa Brussel, dan mengakibatkan kepanikan  luar biasa di seluruh daratan Eropa.

Menurut EuroNews, di mana salah satu pelaku pembom bunuh diri, yaitu Najim Laachraoui, seorang veteran pejuang di Suriah yang juga diduga membuat sabuk peledak dalam serangan di Paris 13 November tahun lalu adalah murid teladan di sebuah sekolah tinggi Katolik Brussels, ungkap Direktur Sekolah kepada Reuters.

Sumber-sumber keamanan mengatakan kepada media lokal bahwa Laachraoui, kelahiran Belgia, 25 tahun, adalah salah satu pelaku bom bunuh diri bandara Brussel, Selasa lalu, yang berhasil terindenfikasi, dan salah satu dari tiga pria dalam gambar CCTV yang dirilis oleh polisi.

"Najim Laachraoui adalah seorang mahasiswa yang sangat baik," kata Veronica Pellegrini, Direktur Institut de la Sainte Famille d'Helm, sebuah sekolah Katolik yang mahasiswa merupakan etnis campuran di Borough Schaerbeek, timur Brussel.

"Dia tidak pernah gagal kelas," kata Pellegrini tentang Laachraoui, yang belajar di sekolah Katolik selama enam tahun, sampai lulus pada tahun 2009. "Kami belum mendengar tentang dia, karena melakukan kejahatan," katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara telepon.

Jaksa mengatakan DNA Laachraoui itu ditemukan di rumah yang digunakan oleh penyerang di Paris tahun lalu. Dia meninggalkan Brussels pergi ke Suriah pada bulan Februari 2013. Media setempat mengatakan ia memiliki pengalaman latihan teknis yang bisa membuat bom dan senjata yang digunakan operasi yang sangat mematikan.

Ia melakukan perjalanan ke Suriah dengan nama palsu Soufiane Kayal. Dalam sebuah dokumen digambarkan, ia mengemudikan mobil dari Hongaria ke Austria pada bulan September, bersama Salah Abdeslam, tersangka utama dalam serangan Paris yang ditangkap di Brussels pekan lalu.

Ada spekulasi Laachraoui baru saja kembali dari Suriah, mungkin melalui laut  bersama dengan pengungsi.

Najim ikut belajar agama Katolik yang merupakan bagian dari kurikulum sekolah untuk semua siswa yang tidak memiliki kejelasan agama, dan Laachraoui menghadiri kelas-kelas seperti mahasiswa lainnya, kata Pellegrini.

Sementara sekolah menawarkan studi teknis di bidang-bidang seperti kimia, dan media Belgia mengatakan Laachraoui pernah belajar electromechanics, kata Pellegrini, dan dia tidak mengambil kursus seperti di sekolahnya, terutama bidang agama, di mana ia hanya mengejar studi umum.

Begitulah riwayat Najim Laachroui yang menjadi salah pelaku pembom bunuh diri di Bandara Brussel, pernah mengecap di sekolah Katolik. Ia menikmati pendidikan di sekolah yang sangat terkemuka di Brussel, dan mendapatkan predikat sangat baik. Sehingga, ini merupakan suatu hal yang sangat langka, bagi siapapun yang melihat masa lalu.

Pelaku dan salah satu otak serangan Paris 'Abdelhamid Abaaoud, telah tewas dalam serangan di kota St Denis, Paris, 18 November, dan dia termasuk salah satu dari 12 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa di sebuah sekolah elit Katolik. 

Dibagian lain, pengamat intelijen Wawan Purwanto, dalam acara khusus tadi malam di sebuah telivisi swasta nasional, mengatakan, bahwa aksi kekerasan terorissme, tidak akan pernah bisa selesai, selama episentrumnya (pusat pusaran konflik) di Timur Tengah tidak selesai. Kekacauan dan kekerasan global yang episentrumnya di Timur Tengah harus diselesaikan.

Selanjutnya, menurut Wawan Purwanto, yang mengutip mantan Menlu Amerika Henry Kissinger, bahwa faktor penyebab utamanya, masalah konflik antara Palestina-Israel. Selama masalah antara Palestina-Israel ini belum terpecahkan maka konflik akan terus berlangsung di seluruh dunia.

Israel yang menjajah Palestina, sejak negara itu berdiri di tahun l948, terus menggerus bangsa Palestina dengan cara mengusir, menahan, membunuh, dan menghancurkan. Sampai sekarang.

Menurut Wawan Purwanto yang mengutip Henry Kissinger, Israel mengalam paranoid yang sangat dalam, akibat menghadapi negara-negara Arab di sekelilingnya yang merupakan negara 'frontline' (garis depan), dan selalu merasa terancam.

Ditambah, negara-negara industri Barat, juga ingin tetap melanggengkan perang dan konflik, karena terkait dengan industri senjata mereka. Jika tidak ada perang, maka industri senjata mereka akan berhenti. Tutup dan bangkrut.

Masih ada lagi, faktor keyakinan di dalam Islam, tidak akan datang hari kiamat sampai Muslim dapat mengalahkan bangsa Yahudi, yang sekarang menjajah Palestina. Jadi masalah Timur Tengah ini tidak akan pernah selesai. Karena adanya berbagai faktor yang berkelindan. Tidak ada ujung pangkalnya.

Tapi, kekacauan dan kekerasan ini, pasti akan berakhir, bersamaan dengan bangsa Muslim dapat mengalahkan Zionis-Israel yang membuat malapetaka kehidupan umat manusia.

Kekerasan di wilayah Billadussyam, seperti Palestina, Lebanon, Yordania, Suriah, dan Irak akan terus berlanjut. Dampaknya ke mana-mana. Tidak sebatas di kawasan Timur Tengah. Karena saling berkait. Apalagi pusat-pusat kekuasaan di Barat sudah dikendalikan oleh Zionis, dan kemudian membantu Zionis menghancurkan entitas Muslim secara keji. Wallahu'alam.  


latestnews

View Full Version