View Full Version
Kamis, 23 Sep 2010

Bagaimana Mengajarkan Anak Bersosialisasi Di Lingkungan Baru

Bagi anak-anak, beradaptasi dengan lingkungan baru bukanlah hal yang mudah. Bila anak mengalami kesulitan, bantulah dengan penuh kesabaran tanpa paksaan.
 
Beberapa hari terakhir ini Alin sering mengurung diri di kamar. Sesekali dia mengintip anak-anak yang sedang bermain di depan pagar rumahnya. Sejak pindah di rumah barunya, bocah berusia 3 tahun itu lebih sering menyendiri. Lingkungan baru yang belum dikenalnya membuat dia tidak percaya diri.
 
Tidak semua anak senang di lingkungan barunya. Ada anak yang memang sudah percaya diri di tempat baru, tetapi tidak sedikit juga anak yang memiliki tipe pemalu sehingga susah untuk beradaptasi di tempat barunya.

Tidak semua anak senang di lingkungan barunya. Ada anak yang memang sudah percaya diri di tempat baru, tetapi tidak sedikit juga anak yang memiliki tipe pemalu sehingga susah untuk beradaptasi di tempat barunya

 Psikolog sekaligus pemerhati anak, Seto Mulyadi mengatakan, untuk anak bertipe pemalu, adaptasi di tempat baru memang bukan hal yang gampang. Nah untuk membantunya, peran orang tua sangat dibutuhkan. Hendaknya Anda memberi penjelasan mengenai dunia luar dan diberikan secara bertahap. Jika anak pemalu sudah terbiasa dan menjadi bisa, maka dia akan melangkah maju lebih cepat. ”Anak dengan tipe pemalu jika dipaksakan mengenal dunia luar akan menjadi trauma,” tambah lelaki yang biasa disapa Kak Seto ini.
 
Setiap anak akan mengalami perubahan, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang kecil menjadi besar, dari yang SD menjadi SMP. ”Setiap anak pasti akan tumbuh dan berkembang. Ajarkan anak dalam hal bergaul, melakukan pekerjaan, bersikap, dan bertindak,” ungkap Kak Seto.
 
Dikatakan oleh Kak Seto, dalam hal ini juga perlu dilakukan simulasi atau pelatihan dalam mengenali dunia barunya. Misalnya dalam hal mengenal lingkungan barunya di sekolah dengan cara mengajak anak melihat gedung sekolahnya yang baru, memperkenalkan pada guru-guru, dan mengajarkan mereka bahwa guru-guru di SMP untuk satu mata pelajaran adalah satu.

Hendaknya Anda memberi penjelasan mengenai dunia luar dan diberikan secara bertahap. Jika anak pemalu sudah terbiasa dan menjadi bisa, maka dia akan melangkah maju lebih cepat.

”Anak jadi tidak kaget di saat hari pertama masuk sekolah jika sebelumnya sudah diperkenalkan dengan lingkungan barunya,” ucap Kak Seto.
 
Selain itu, Kak Seto juga menyatakan, mendampingi anak di awal mereka masuk adalah sesuatu yang normal, tidak untuk memanjakan mereka, tetapi hanya mengantarkan mereka untuk membantu berlatih bicara pada guru.
 
Dikatakan oleh psikolog keluarga dari I Love My Psychologist, Dra Psi Heryanti Satyadi MSi bahwa sejak anak berusia dua tahun, biasakan untuk masuk di lingkungan yang lebih luas dari sekadar lingkungan rumah. Ajarkan anak untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain yang sering dijumpai selain orang tua, pengasuh, atau anggota rumah lainnya.
 
”Ajarkan anak menjawab sapaan atau pertanyaan dari orang lain dan menyapa orang yang ada di sekelilingnya,” tutur psikolog yang sedang disibukkan dengan kegiatan kuliah doktoral di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
 
Heryanti berpesan untuk jangan terlalu memaksakan anak bersikap ramah dan akrab dengan teman-teman yang baru dikenalnya. Biarkan anak meningkatkan tahap sosialisasinya sejalan dengan pertumbuhan usianya.

Jangan terlalu memaksakan anak bersikap ramah dan akrab dengan teman-teman yang baru dikenalnya. Biarkan anak meningkatkan tahap sosialisasinya sejalan dengan pertumbuhan usianya


Tiap anak memiliki gaya berbeda dalam menyesuaikan diri sesuai dengan temperamennya. Ada yang sangat mudah masuk di lingkungan baru dan beradaptasi dengan orang-orang yang ada. Ada juga yang pendiam dan enggan bersosialisasi.
 
”Tidak dapat dipaksakan akan reaksi sosial tiap anak yang berbeda-beda,” ujar psikolog yang aktif di pembinaan gender ”Wanita Bijak” Indonesia sebagai pembicara.
Cara yang bisa ditempuh dalam membantu sang anak untuk menghadapi dunia barunya, menurut Kak Seto yang juga pemilik sanggar si Komo, adalah melakukan dialog atau komunikasi timbal balik dengan anak. Yakinkanlah anak bahwa anak-anak yang lain juga akan mengalami hal yang sama seperti ini.

Sosialisasi bisa berdampak pada perkembangan anak, meningkatkan rasa kepercayaan dirinya, serta bagus untuk building team work atau kerja sama dengan temannya

Dikatakan oleh artis sekaligus pemilik lembaga Home Schooling ”Langkahku Child & Family Educare” Shelomita Sulistiany yang lebih dikenal sebagai Shelomita, sosialisasi mempunyai dampak positif bagi orang yang melakukannya, termasuk anak-anak.
 
”Sosialisasi bisa berdampak pada perkembangan anak, meningkatkan rasa kepercayaan dirinya, serta bagus untuk building team work atau kerja sama dengan temannya,” tutur penyanyi yang juga lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini.
Dampak itu paling terlihat adalah dari bahasa dan sikap yang diperoleh anak. Di saat anak-anak berteman di lingkungan baik dengan teman-teman yang biasa berkata baik, maka bahasa mereka pun biasanya terbentuk menjadi baik.


latestnews

View Full Version