View Full Version
Jum'at, 30 Jan 2015

Rilis Opini 'al-Quds': Ternyata Kedatangan Nabi Muhammad Telah Dikabarkan Agama Lain

Sesuai keimanan agama Islam, nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassallam adalah Nabi terakhir yang diutus oleh Allah Subhanahu wa ta'ala ke bumi untuk memberitakan agama Tauhid (Islam) keseluruh penjuru bumi. Namun agama Islam juga tetap mengakui Nabi dan rasul yang sebelumnya diutus oleh Allah, misalnya ‘Isa 'alaihissalam yang kini menjadi tuhan oleh agama Kristen.


“Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassallam adalah nabi terakhir atau penutup segala nabi (Khatamun Nabiyin) yang diutus oleh Allah Subhanahu wa ta'ala ke bumi ini. Namun Islam melalui al-Quran tidak menafikkan nabi dan rasul sebelum nabi Muhammad. Begitu juga sebaliknya, ternyata kitab agama lain juga mengakui akan kedatangan Nabi Muhammad dan wajib untuk mengikutinya” kata Muhammad Syafii Pasaribu, ketua Lembaga Kajian Keislaman (al-Quds).

Ia mencontohkan di dalam kitab agama Kristen yang menjelaskan akan kedatangan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassallam.

“Misalnya dalam Alkitab Ulangan 18: 18-19, “Saya (allah) akan mengangkat untuk mereka (Bani Israel) seorang  nabi seperti anda (seperti Musa) dari di antara saudara-saudara mereka(saudara keturunan Ishak); dan saya akan meletakkan kata-kata saya pada mulutnya, dan  dia  akan berbicara kepada mereka semua yang saya perintahkan padanya. Dan barangsiapa tidak akan memberikan perhatiannya kata-kata saya yang dia katakan atas nama saya, saya akan menuntut hal itu dari dia.” 

“Disini dijelaskan ada 3 hal, pertama  bahwa Allah akan mengutus seorang nabi seperti Musa, seperti Musa yaitu lahir secara normal memiliki ayah dan ibu, menjadi pemimpin bagi kaumnya, dan wafat secara normal. Kedua adalah dari keturunan saudara Ishak (Israel), berarti Ismail (Bangsa Arab). Maka jelas ini merujuk kepada Nabi Muhammad yang lahir secara normal memiliki ayah dan ibu, menjadi pemimpin atau khalifah bagi kaumnya, wafat secara normal dan satu-satunya nabi yang berasal dari keturunan Ismail, yaitu bangsa arab. Dan ketiga, nabi ini harus dipatuhi segala perintah dan laragannya, karena selalu mengatakan atas nama Allah (Bismillah)” tambah Syafii Pasaribu yang juga mantan penganut Kristen Protestan.

“Bahkan Alkitab Yesaya 29:12 menyebutkan, “Dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan: “Baiklah baca ini,” maka ia akan menjawab: “Aku tidak dapat membaca.” Ayat ini persis seperti yang tertulis dalam Hadits riwayat Bukhori yang mengisahkan Malaikat Jibril mendatangi nabi Muhammad dan memerintahkannya untuk membaca, namun Rasulullah menjawabnya dengan kata Ma ana biqori (aku tidak dapat membaca)” tutupnya.

 

Tentang Lembaga Kajian "al-Quds"

Lembaga Kajian Keislaman "al-Quds" adalah forum para Muballigh muda yang bergabung untuk menambah wawasan keislaman dan sebagai kontrol sosial atas peristiwa yang terjadi di Indonesia menyangkut perihal keagamaan.

Lembaga Kajian ini didirikan dan diketuai oleh Ust. Muhammad Syafii Pasaribu yang merupakan mantan penganut Kristen Protestan asal Asahan, Sumatera Utara dan mantan ketua Korps Da’i Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ciputat 2013-2014 yang kini menjadi ketua Korps Muballigh Muda Muhammadiyah (KM3) Dewan Pimpinan Pusat IMM 2014-2016.

Beliau berguru dengan beberapa ustadz besar, diantaranya Ust. Syamsul Arifin Nababan di Annaba’ Center yang juga merupakan mantan pendeta yang kini menjadi Muballigh Nasional dan Internasional. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version