ACEH (voa-islam.com) - Ibarat Kaum Muhajirin dan Anshar Mengomentari fakta kuatnya emosi warga Aceh menolong Muslim Rohingya, tanpa menekankan eksklusivitas, Vice President ACT Ibnu Khajar spontan memandang fenomena Rohingya-Aceh laksana Muhajirin-Anshar.
“Kejadian ini persis kedatangan Muslim Mekah hijrah ke Madinah. Muhajirin, kaum yang datang tak membawa apa-apa, disambut penduduk Mekah atau kaum Anshar, yang lebih dulu hijrah dan membangun kehidupan.
Kejadian ini Allah abadikan dalam Al-Qurˈan Surah Al-Hasyr, ‘Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman – atau kaum Anshâr - sebelum mereka – atau Muhajirin, mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka.
Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka – atau orang Muhajirin, yang hijrah ini; dan mereka mengutamakan – maksudnya orang-orang Muhajirin itu - atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan itu’.
Yang dimaksud, apa pun yang mereka berikan kepada kaum yang berhijrah kepada mereka,” ungkap Ibnu. Sesaat Ibnu terdiam menahan perasaan. “Saya tak sanggup melanjutkan,” katanya singkat. Semua sepakat, warga Aceh tak berhitung untung-rugi menolong Rohingya. Mereka bagai pembawa rahmat, karena semua meyakini, adalah kewajiban, menolong sesama manusia yang berlari mencari perlindungan.
Doa kaum teraniaya, tak terhalang apapun, langsung diterima Sang Maha Kuasa. Maka tak heran, aliran dukungan, empati dan bantuan nyata mengalir untuk Rohingya ketika mereka muncul di Aceh. “Andai kita tak berbuat sungguh-sungguh memolong mereka, alangkah malunya kita di hadapan Allah sebagai manusia.
Tahun 2012, ACT sudah mengambil risiko berat mendatangi Myanmar dan Bangladesh demi menolong Muslim yang dianiaya di sana. Sekarang, mereka sudah di negeri kita, tak ada alasan untuk menolak panggilan langit ini, menyelamatkan nyawa mereka. Serius menyelamatkan Rohingya, itu harga diri kita,” pungkas Ibnu. [act/adivammar/voa-islam.com]