View Full Version
Rabu, 14 Oct 2015

Pemuda PUI: Perang Asimetris Cina dan Kekuatan Nasional, Jokowi Harus Ingat Tri Sakti Soekarno

“Beban hutang China mencapai USD 28,2 atau sekitar Rp 366.000 triliun setara dengan 100 kali utang luar negeri Indonesia. Sementara pemerintah meminjam dana US$50 miliar setara dengan Rp 665 triliun ke China dalam bentuk standby loan melalui China Development Bank (CDB) dan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC). Ini logika aneh. Meminjam kepada negara yang beban hutannya berlimpah. Padahal pemerintahan yang baru berjalan satu tahun. Potret ini mengundang tanya sekaligus kekhawatiran di kalangan aktivis Pemuda PUI. Karenanya, Sabtu, 10/10/2015 tepatnya di aula sekretariat PP Pemuda PUI diadakan diskusi bulanan dengan mengundang pengamat politik luar negeri, Arya Sandiyudha yang juga staf komisi 1 DPR RI.”

Dalam pembukaannya, sekretaris jenderal  PP Pemuda PUI, Kana Kurniawan menyoroti tentang lunaknya sikap pemerintah Indonesia pasca mendapat  pinjaman ke China. Misalnya, serbuan tenaga kerja dari tiongkok saat PHK karyawan melonjak. “Hutang itu fantastis dan sangat tidak wajar. Ini bentuk perang asimetris China, tapi kita tidak mengukur kekuatan. Kita tidak mau jika, kemudian pemerintahan sekarang mewariskan hutang besar. Kita harus berdikari dan berdaulat secara ekonomi maupun kebijakan,” ujar Kana Kurniawan.

Dalam pemaparannya, Arya Sandiyudha sangat mengapresiasi tema diskusi ini. Ia pun mengingatkan kembali bahwa presiden Soekarno melaui Tri Saktinya harus terus dijaga oleh bangsa Indonesia termasuk pemerintah Jokowi. “jargon berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkpribadian dalam budaya, harus menjadi nafas kebijakan pemerintah. Ini negara besar, bukan milik golongan tertentu. China itu bermain secara soft, bukan militer. Indonesia harus waspada. Tidak tergadaikan atas nama bantuan.”

Sebagai penutup diskusi, Arya menekankan pemerintah untuk membuat aliansi politik dengan negara sahabat terdekat lebih kokoh. “aliansi yang tidak terkontrol secara baik, akan bermuatan ideologis akan sangat berbenturan dengan ideologi negara dan bangsa. China itu kuat secara ekonomi, tapi harus berhati-hati juga. Tidak sembrono, harus hapal peta mereka.”    

Pengurus Pusat

Pemuda Persatuan Ummat Islam (PEMUDA PUI) 

 

KKana Kurniawan                                                          Raizal Arifin                                             

                                                                                       Ttd

Sekretaris Jenderal                                                    (Ketua Umum)     


latestnews

View Full Version