View Full Version
Jum'at, 22 Jan 2016

#KamiTidakTakut Karena Ada Teror Lain yang Lebih Berbahaya

#KamiTidakTakut Karena Ada Teror Lain yang Lebih Berbahaya

Berita:
Serangkaian ledakan mengguncang ibukota Indonesia, Jakarta, dengan pertempuran senjata di jalanan pada 14 Januari. Ledakan berpusat di sekitar Thamrin, kawasan belanja dan pusat bisnis utama yang dekat banyak kantor kedutaan asing dan kantor PBB. Segera setelah itu, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah Raya (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dan mengatakan bahwa "aliansi tentara salib" telah mendalangi serangan mematikan. Banyak orang Indonesia menanggapi dengan pesan menantang menggunakan hashtag #KamiTidakTakut.

 

Komentar: 

Betul, umat Islam di Indonesia tidak perlu gentar terhadap aksi teror seperti ini, karena sesungguhnya ada terror yang lebih berbahaya yang masuk membonceng isu bom Thamrin ini. Teror ini adalah terror psikologi pada umat Islam, teror yang sudah disiapkan untuk mengkotak-kotakkan identitas umat dalam rangka melemahkan Aqidah Islam dan memecah belah umat. Lihat saja, beberapa hari terakhir ini setelah insiden Bom Thamrin - mata dan telinga umat di Indonesia terus dijejali narasi anti radikalisme dan counter -terorisme yang menjadi mantra mujarab banyak media di Indonesia juga media internasional melalui eksploitasi isu ancaman ISIS di Asia Tenggara.

Lebih dari 200 juta Muslim Indonesia terus menjadi sasaran empuk dari serangan politik Identitas yang merupakan teror psikologis bagi kepercayaan diri umat dan penindasan identitas bagi mereka yang ingin melaksanakan Islam Kaffah. Barat menginginkan sosok seorang Muslim harus diukur dari kategorisasi “buatan Barat” dimana sosok “Muslim moderat” disenangi dan dipuja, “Muslim Radikal” harus dimusuhi dan dibasmi. Demonologi Islam dan Monsterisasi Khilafah terus diproduksi untuk mendeskriditkan organisasi dan kelompok Islam yang dianggap radikal, meski definisi radikalisme agama itu masih sangat dipertanyakan keabsahannya dan bias kepentingan.  

Jelas ini adalah bagian tidak terpisahkan dari imperialisme yakni penjajahan non fisik seperti kata ikon orientalis Asia Tenggara, Snouck Hurgronje, "Tidak ada faedahnya kita memerangi kaum Muslimin atau berkonfrontasi untuk menghancurkan Islam dengan kekuatan senjata. Itu semua bisa kita lakukan dengan mengadu domba mereka dari dalam dengan menanamkan perselisihan agama, pemikiran, dan mazhab, dan menumbuhkan keraguan kaum Muslimin pada kebersihan pemimpin-pemimpin mereka."

Oleh karenanya Umat Islam di Indonesia harus cerdas dan berani menolak pengkaitan aksi-aksi terorisme ISIS dengan Islam dan kewajiban menegakkan Syariat dan negara Khilafah yang berlandaskan manhaj kenabian. Umat juga harus tetap teguh, sabar dan istiqamah mengokohkan identitas sebagai Muslim yang kaffah dalam ber-Islam serta dalam perjuangan demi terwujudnya kehidupan Islami melalui tegaknya Syariah dan Khilafah. Tidak gentar terhadap setiap tantangan, hambatan dan ancaman hingga cita-cita mulia itu benar-benar terwujud. #KamiTidakTakut !! Ingatlah firman Allah Ta'ala kepada kaum mukminin di tengah berbagai kecaman yang mereka terima dari kaum musyrikin:

وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
 
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (QS. Ali Imran : 139)

Penulis Fika Komara Anggota Kantor Media Pusat Hizb ut Tahrir


latestnews

View Full Version