YOGYAKARTA (voa-islam.com) - BMH (Baitul Maal Hidayatullah) Wilayah Yogyakarta menggelar acara Training Jurnalistik bertempat di Ruang Teatrikal Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga (12/3) mulai jam 08.00 - 15.00 WIB. Acara yang mengusung tema "Membangun Bangsa dengan Menulis" ini diikuti oleh 150 peserta.
Dalam sambutannya, Subliyanto selaku ketua panitia menyampaikan bahwa pendaftar peserta training sebenarnya membludak hingga 405 orang. Namun karena terbatasnya kuota dan lain hal maka pendaftar yang diterima hanya 150 orang saja. Dalam acara ini juga dilakukan rekrutmen anggota PENA (Penulis Muda Nusantara) cabang Yogyakarta. Subliyanto juga berharap kedepan akan diadakan training jurnalistik lanjutan.
Sambutan kedua oleh Firman ZA selaku kepala BMH Wilayah Yogyakarta menghimbau agar peserta training semangat berdakwah melalui tulisan sehingga mengajak masyarakat merubah pola pikir yang salah. Menulis tidak bisa lepas dari semangat membaca sehingga lahirlah tulisan yang mempunyai pengaruh terhadap masyarakat.
Hadir sebagai keynote speaker adalah Masjidi, MA dari AJI (Aliansi Jurnalistik Indonesia) Yogyakarta. Masjidi mengajak peserta jangan menulis hal-hal yang remeh temeh seperti status medsos yang bertanya "mau makan apa ya hari ini?" misalnya. Menulislah hal yang baik, dakwah islam, yang mempunyai kepentingan bahkan kekuatan advokasi untuk umat islam dan masyarakat umum, membalikkan keadaan sesuai dengan kebenaran. Dengan adanya teknologi internet yang berkembang saat ini akan memudahkan tersebarnya informasi secara luas.
Materi dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama oleh Cholis Akbar selaku redaktur pelaksana hidayatullah.com membawa tema "Merubah Dunia dengan Pena." Beliau menyampaikan bahwa saat ini 85% manusia adalah pengguna internet. Agar internet berwarna hijau menulislah yang bermanfaat mengalahkan pornografi dan hal lain yang tidak bermanfaat. Menulislah untuk dakwah bukan untuk popularitas semata.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Masykur, Ketua Umum PENA. Beliau memberikan motivasi untuk segera menulis dan menulis saja. Karena setiap penulis mempunyai gaya dan keunikan bahasa sendiri. Menulis itu untuk menyampaikan kebaikan, bagian dari dakwah dan jihad pemikiran, insya Allah mendapat pahala.
Hadir sebagai pemateri sesi ketiga adalah Imam Nawawi yang menjabat sebagai pimpinan redaksi Majalah Mulia. "Menulis Sebagai Kepribadian" adalah tema yang diusung oleh beliau. Menurutnya menulis adalah cara mensyukuri waktu yang diberikan oleh Allah. Sesuatu yang salah saja jika hal itu sering dipresentasikan bisa dianggap kebenaran dan sebaliknya.
Maka tulislah sebuah kebenaran agar umat menjadi tercerahkan dengan tulisan kita. Tulislah apa yang dipikirkan, dirasakan, bermanfaat bagi umat, Allah ridhai. Imam Nawawi juga mengutip ayat Q.S. Yunus: 100 "Allah murka kepada orang beriman tapi tidak menggunakan akal sehatnya." Menulis itu karena Allah, tunjukkan bukti-bukti kebenaran tidak perlu khawatir diterima atau tidak oleh pembaca. [syahid/anik/voa-islam.com]