View Full Version
Selasa, 14 Jun 2016

Penyandang Cacat Fisik Terima Bantuan Kaki-Tangan Palsu Melalui LAZ Harfa Pandeglang

PANDEGLANG (voa-islam.com) - Sabtu (4/6) pagi kemarin, LAZ Harfa Pandeglang, secara resmi menyerahkan alat bantu gerak secara gratis kepada penyandang cacat (difable). Penyerahan ini disaksikan oleh para donatur internasional, yaitu Dare Foundation dan Rotary Club. Sebanyak 29 difable Pandeglang akhirnya menerima kaki-tangan palsu yang sangat mereka harapkan.

"Hari ini kami sangat berbahagia karena bisa berbagi kepedulian kepada difabel yang ada di Pandeglang. Difabel seringkali tidak diperhatikan padahal mereka membutuhkan kehidupan yang sama. Kami ingin berbagi nikmat. Bukan hanya orang normal yang bisa merasakan nikmat, tetapi difabel juga. Kenikmatan ini tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Terimakasih kepada Rotary dan Dare Foundation yang telah menyumbang ini semua." Ujar Dr. Ahmad Chubaesy selaku relawan LAZ Harfa Pandeglang.

Sebelumnya, telah dilakukan pengukuran kaki dan tangan difable pada 21 Maret 2016 agar alat bantu bisa menyesuaikan dengan aslinya. Kemudian setelah 3 bulan, dilakukan pengepasan pada 2-6 Juni 2016 kemarin. Alat gerak kaki tangan palsu yang dihasilkan benar-benar serupa dengan aslinya, baik dari bentuk, ukuran hingga warnanya.

Memiliki tangan dan kaki yang sempurna adalah impian bagi semua difable. Seperti tema dalam kegiatan ini, Delivering Dreams Pandeglang, LAZ Harfa Pandeglang berusaha untuk mengantarkan mimpi bagi mereka yang hanya bisa bermimpi. Difable memiliki tantangan luar biasa karena mereka tidak dilengkapi dengan kaki dan tangan yang normal. 

Seperti salah satu difable, Sakun (40) dari Kampung Cijolang, Desa Kadubadak, Kecamatan Angsana, terpaksa harus dipotong tangannya. Pada usia 25 tahun, ia sedang bekerja di kebun dan tiba-tiba muncul ular tanah mematok tangannya. Seketika ia pingsan dan segera dibawa ke dukun kampung. Bekas gigitan tersebut membengkak dan semakin hari semakin hitam seolah terbakar. Karena kulit yang terus mengering, akhirnya Sakun meminta pamannya untuk memotong tulang lengannya menggunakan golok. Ia belum pernah berobat ke RS dikarenakan tidak memiliki persediaan uang.

"Sekarang pekerjaan sehari-hari saya masih berkebun, tapi sudah tidak bisa menebang pohon. Sekarang hanya jadi kuli angkut, pak." Jawabnya kepada tim LAZ Harfa Pandeglang.

Bapak Sakun adalah satu dari banyaknya difable yang memiliki harapan dapat bekerja pada umumnya. Ia malu kepada sang istri karena lebih banyak memberi nafkah daripada dirinya sendiri sebagai kepala keluarga. Beliau sangat bahagia karena bisa mendapat bantuan tangan palsu. Beliau memiliki harapan untuk dapat berkebun seperti dulu. Semoga setelah para  difable mendapatkan bantuan, mereka mendapat semangat baru dan dapat meraih mimpi mereka yang tertunda beberapa waktu. [khafaharfa/syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version