SURABAYA (voa-islam.com) - Gema Pembebasan bersama dengan beberapa organisasi mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam PMPI (Persatuan Mahasiswa dan Pemuda Islam) menggelar aksi damai. Aksi yang diikuti ratusan mahasiswa dan pemuda dari berbagai kampus di Surabaya ini digelar di depan Gedung Grahadi Surabaya.
Aksi ini diadakan dalam rangka merespon kebijakan pemerintah yang mencabut subsidi TDL (Tarif dasar Listrik), kenaikan sembako, rencana kenaikan BBM, dan juga berbagai kebijakan lain yang mengindikasikan adanya liberalisasi di bidang ekonomi. Semua kebijakan tersebut dinilai akan berdampak pada kesengsaraan rakyat.
Sebagai orasi pembuka, kawan Soleh yang merupakan perwakilan dari pengurus PMPI Surabaya menyampaikan bahwa kebijakan menaikkan TDL (Tarif Dasar Listrik) adalah kebijakan yang tidak masuk akal, dan akan menambah kesengsaraan rakyat menjelang hari raya idul fitri. Dilanjutkan dengan orasi kedua yang disampaikan oleh kawan Ari Farouq, Ketua PD Gema Pembebasan Surabaya. Kawan Ari Farouq manyampaikan beberapa hal.
Pertama, kebijakan-kebijakan yang digulirkan pemerintah selama ini adalah kebijakan yang tidak pro rakyat dan justru menguntungkan para pemodal (Kapital). Kedua, kebijakan-kebijakan dzalim ini diakibatkan oleh liberalisasi di bidang ekonomi. Liberalisasi di bidang ekonomi merupakan hasil dari sistem sekuler (memisahkan agama/Islam dari pengaturan kehidupan). Akibatnya, kekayaan alam yang dimiliki oleh negeri ini justru dikelola dan dikuasai oleh asing bahkan asing swasta. Sementara di sisi lain rakyat negeri ini harus memikul beban hidup yang semakin berat.
Para peserta aksi begitu semangat mengikuti jalannya aksi. Meskipun siang begitu terik dan dalam keadaan berpuasa, namun hal itu tidak mengurangi semangat mereka. Acarapun terus berlanjut, orasi ketiga disampaikan oleh kawan Taufik dari Geopolitical Watch, yang menyampaikan beberapa fakta kebijakan penguasa yang sangat tidak masuk akal dan merupakan kebijakan yang lebih menguntungkan para pemodal dan justru menyengsarakan rakyat. Acara dilanjutkan dengan pembacaan puisi perjuangan oleh kawan Yodhi, Ketua BE BKLDK (Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus) Surabaya yang berjudul “Dari Bumi Pahlawan Kami Melawan”.
Orasi terakhir disampaikan oleh kawan Adam Syailindra, perwakilan dari organisasi kepemudaan CAS (Cangkru’an Arek Suroboyo), dengan semangat khas arek Surabaya menyampaikan bahwa aturan dan kebijakan yang diberlakukan pemerintah saat ini semakin menambah beban masyarakat, khususnya masyarakat kalangan bawah.
Acarapun ditutup dengan pembacaan pernyataan sikap oleh kawan Abdurrohman, Kooordinator PMPI. Aksi yang berjalan lancar, damai dan tertib, menggambarkan karakter dakwah Islam. Nasihat tegas kepada penguasa yang dzalim tetap dilakukan dengan cara yang santun. [af/syahid/voa-islam.com]