View Full Version
Sabtu, 10 Jan 2015

Orang Dekat Mega, Komjen Budy Gunawan Menjadi Kapolri

JAKARTA (voa-islam.com) - Sudah dapat diprediksi dari  awal orang yang sangat dekat Mega, yaitu Komjen Budy Gunawan akan menempati posisi Kapolri. Budy Gunawan yang pernah menjadi ajudan Mega, semasa menjabat sebagai presiden, akhirnya menjadi Kapolri.

Sementara itu, Komisi III DPR tidak terkejut mendengar Komjen Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri yang diajukan Presiden Jokowi.


Wakil Ketua Komisi III DPR Desmon J Mahesa mengatakan, Budi Gunawan memiliki integritas dan kapasitas untuk menggantikan Kapolri Jenderal Sutarman.

"Kalau yang menguat itu menurut saya Budy Gunawan. Kita memang berharap satu nama saja yang dikirim," kata Desmon, kepada wartawan di Jakarta, Jumat (9/1/2015) malam.

Desmon mengaku penunjukan Budi Gunawan memang telah diprediksi sejak Desember lalu. Untuk itu, pihaknya dipastikan bakal menerima Budi Gunawan.

"Info itu (Budi Gunawan jadi Kapolri) sejak akhir Desember lalu. Kita berharap lebih baik dari Kapolri sebelumnya," kata politikus Partai Gerindra itu.

Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi telah menandatangani surat bernomor R-01/Pres/01/2015 tertanggal 9 Januari 2015. Perihal: pemberhentian dan pengangkatan Kapolri.

Rencananya, surat tersebut akan dilayangkan ke DPR, Senin (11/1/2014). Surat itu meminta persetujuan DPR untuk mengangkat Komjen Budi Gunawan menjadi Kapolri yang baru dan memberhentikan Jenderal Sutarman.

Sedangkan Wakapolri masih dijabat Komjen Badrodin Haiti. Mengingat yang bersangkutan baru menjabat satu tahun.

Nampaknnya, Presiden Jokowi juga tidak terlalu menggubris, tentang berbagai penolakan dari kalangan LSM, yang menolak Budy Gunawan, yang diduga memiliki rekening 'gendut'. Termasuk Bareskrim Pollri, sudah menegaskan, bahwa Budy Gunawan, tidak terkait dengan  rekening gendut.

Namun, ditunjuknya Komjen Budi Gunawan ini sebagai calon pengganti Jenderal Polisi Sutarman, sempat tersangkut dugaan rekening gendut. Pada Juni 2010, majalah Tempo menulis laporan kekayaan Budi yang mencapai Rp 4,6 miliar pada 19 Agustus 2008. 

Dia juga dituduh melakukan transaksi dalam jumlah besar, tak sesuai dengan profilnya. Bersama anaknya, Budi disebutkan telah membuka rekening dan menyetor masing-masing Rp 29 miliar dan Rp 25 miliar. Tapi kemudian berita itu dibantah yang bersangkutan sebagai suatu berita yang tidak benar.

Budi Gunawan terakhir kali menyerahkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara ke Komisi Pemberantasan Korupsi pada 26 Juli 2013 nilainya mencapai Rp 22,6 miliar. Adapun laporan harta kekayaan Budi Gunawan sebelumnya pada 19 Agustus 2008 sebesar Rp 4,6 miliar.

Dalam laporan terbaru, harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan tercatat bernilai Rp 21,5 miliar. Padahal pada laporan yang lalu hanya sekitar Rp 2,7 miliar. Adapun harta bergerak milik Budi Gunawan sekitar Rp 475 juta yang terdiri atas dua unit mobil Mitsubishi Pajero dan Nissan Juke.

Maka bila dibandingkan dengan kepemilikan harta kekayaannya pada 19 Agustus 2008 sebesar Rp 4,6 miliar dengan 26 Juli 2013 nilainya mencapai Rp 22,6 miliar, adalah suatu hal yang wajar bila publikpun menaruh kecurigaan.

Kenaikan harta kekayaan sekitar Rp 18 miliar, sungguh fantastis memang. Diperoleh darimana harta yang dalam tempo enam tahun saja begitu melonjak lumayan besar, apakah dari gaji sebagai abdi negara semata.

Dibagian lain, informasi yang berkembang di berbagai media, mantan Kepala BIN (Badan Intelijen Negara), di masa Hendropriyono, yaitu As'at, yang sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Umum, PB NU, akan menjabat sebagai  kepala BIN.

Ini  selaras dengan pilar kekuasaan Jokowi yang dibangun atas dukungan politik dari PDIP, Nasdem, dan PKB. Cocok sudah untuk mengamankan kedudukan Jokowi sebagai presiden.  (jj/dbs/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version