JAKARTA (voa-islam.com) - PDIP memperingati ulang tahun PDIP ke-42. PDIP sekarang berkuasa dan memegang kekuasaan di bawah Mega. Apakah Mega akan tetap komitmen kepada janjinya membela 'wong cilik', atau sebaliknya PDIP akan menjadi alat bagi kepentingan 'Asing dan A Seng'? Inilah pertanyaan besar?
Tahun 2015 merupakan tahun ujian bagi PDIP. Apakah bisa merealisasikan janji-janjinya atau hanya menjadi isapan jempol belaka. Nampaknya, banyak janji PDIP dan Jokowi hanya penuh dengan kebohongan. Diantaranya, sekarang kenyataannya dibawah Jokowi, kabinet tetap berisis tokoh-tokoh partai politik yang menjadi kroni PDIP dan Jokowi.
Sementara itu, belum genap 100 hari pemerintahan Jokowi sudah membua kehidupan rakyat lebih susah dan menderita dengan berbagai kenaikan harga, dan dimulai dengan kenaikan BBM, kenaikan gas, tarif dasar listrik (TDL), dan berbagai kebutuhan pokok rakyat lainnya. Di sisi lain, sekarang rakyat jelata di perkotaan, terutama di Jakarta, digusur dan dihancurkan secarra sistimatis. Penggusuran berlangsung di mana-mana, tanpa ada rasa perikemanusiaan terhadap rakyat.
Selanjutnya, dalam rangka konsolidasi kekuasaannya, Jokowi mengisi pos-pos kekuasaan dibidang hukum, dan keeamanan di isi oleh kroni Mega, Surya Paloh, dan Hendropriyono. Seperti Jaksa Agung diisi oleh HM Prassetyo (Nasdem), Kapolri Budi Gunawan (ajudan Mega), Hakim MK (Palaguna/PDIP). Semua dalam rangka menyelamatkan kepentingan PDIP dan Jokowi. Dibagian lain, Jokowi akan mengangkat Ginanjar kartasasmita menjadi Watimkpres. Inilah gambaran pemerintahan Jokowi.
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI, Djarot mengatakan, "Usai memenangkan Pemilu, PDIP kini dikenal lebih luas oleh masyarakat. Kemudian di tahun ini, masyarakat akan menagih, apakah kader-kadernya akan mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat seperti yang telah dijanjikannya?" ujar Djarot, Sabtu, 10 Januari 2015.
Acara ulang tahun PDIP diisi dengan pagelaran wayang kulit, dan dhadiri para politisi PDIP lain yang telah berhasil menduduki berbagai jabatan strategis di pemerintahan seperti Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Anak Agung Gede Puspayoga, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, serta Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi.
Sebelumnya, PDIP partai yang paling korup, dan banyak kadernya yang tersangkut korupsi, berdasarkan laporan KPK, lebih dari 150 kader PDIP yang meringkuk di penjara. Mega juga dikenal menjual asset negara yang sangat strategis, saat berkuasa. Seperti Indosat, kapal super tanker, dan sejumlah asset lainnya. Mega juga memberikan pengampunan kepada konglomerat Cina yang sudah ngemplang BLBI Rp.650 tilirun. Itulah PDIP yang digemari rakyat dan berkuasa. (dimas/voa-islam.com)