LANNY JAYA (voa-islam.com) – Sungguh Muslim harus belajar dari Gubernur Papua, Lukas Enembe, bagaimana cara dia membentengi dan menjaga eksistensi suku asli Papua.
Sebaliknya, Muslim juga harus melihat Bupati Belitung, bagaimana gerakan yang dilakukan ‘mengempesi’ suku asli Belitung atau Muslim di wilayah itu.
Seperti kebijakan Gubernur Papua, Lukas Enembe memberikan penghargaan bagi mama-mama Papua yang bisa melahirkan anak lebih 10 orang. Uang itu diberikan sebagai hadiah dan penghargaan.
"Kita harus menghargai seorang Mama yang bisa melahirkan 10 orang anak, tapi bukan hanya melahirkan, harus bisa membesarkan," kata Gubernur, Lukas Enembe saat berada di Tiom, Lanny Jaya, Papua, Kamis (4/12/2014).
"Keluarga yang punya anak lebih dari 10 maju kedepan," kata Gubernur.
Kemudian tiga keluarga maju masing-masing punya anak 14, 11, dan 10 orang. Lalu gubernur mengambil tasnya dan mengambil uang Rp 300 juta dan diberikan Rp 100 juta untuk masing-masing keluarga.
Tak hanya itu saja, kemudian seorang ibu (mama) naik ke atas panggung tempat gubernur berdiri dengan menggendong tiga orang Bayi. Ternyata mama tersebut melahirkan kembar 3 lalu gubernur memberikan uang Rp 30 juta kepada ibu itu.
"Tolong jaga anak ini dengan baik, karena ini adalah titipan Tuhan," ujar Lukas Enembe.
Pemberian hadiah oleh gubernur kepada keluarga-keluarga itu, karena dinilai mereka adalah orang-orang perkasa.
Selama ini gubernur menilai jumlah orang Papua sangat kecil dibandingkan luas pulau Papua, maka dia menganjurkan agar keluarga Papua tidak harus mengikuti program Keluarga Berencana (dua anak cukup), tetapi mendorong agar keluarga Papua bisa melahirkan anak sebanyak-banyaknya, tetapi harus diurus dengan baik.
Dibagian lain, Belitung Timur, sudah gratis dapat uang tunai dan sekarung beras pula. Itulah yang terjadi bila pria-pria di Belitung Timur bersedia aktif ber-KB dengan menjalani vasektomi.
Program Keluarga Berencana (KB) di Belitung Timur memang difokuskan pada MOP (Medis Operatif Pria) alias vasektomi.
Vasektomi adalah kontrasepsi bedah untuk pria dengan cara memutus saluran spermanya. Operasi vasektomi menghambat saluran spermatozoa (vas deferens) yang membawa sperma keluar.
Proses Vasektomi Tanpa Pisau (VTP) merupakan operasi kecil yang hanya membutuhkan waktu kira-kira 10 menit, paling lama 15 menit.
Prosesnya dilakukan dengan membuat sayatan kecil di daerah testis, kemudian saluran sperma (vas deferens) diambil, dipotong dan diikat.
"Program ini sudah sejak tahun lalu. Kita punya penyuluhan di warung kopi. Kita juga berikan reward untuk vasektomi," ujar Dr Basuri T Purnama, SpGK, Bupati Kabupaten Belitung Timur, disela-sela acara 'Bakti Sosial TNI KB-Kesehatan Tingkat Nasional Tahun 2012' di Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung, Senin (3/9/2012).
Menurut Basuri, setiap peserta vasektomi di Belitung Timur akan mendapatkan uang tunai sebesar Rp 750 ribu serta sekarung beras. Dana yang disebut dengan 'uang tunggu' ini bahkan berasal dari APBD Kabupaten Belitung Timur sendiri.
"Meskipun MOP hanya operasi kecil dan hanya membutuhkan waktu 15 menit, tapi dapur nggak ngebul di rumah. Nah, maka kita kasih Rp 750 ribu. Setelah itu 1 karung beras. Ya supaya asap dapurnya tetap ngebul. Jadi kalau dia satu dua hari merasa tidak nyaman, masih ada sekarung beras," lanjut Basuri.
Selain itu, sebagai penambah daya tarik, program vasektomi di 'Bumi Laskar Pelangi' ini juga menerapkan sistem semacam multi level marketing (MLM).
"Peserta yang sudah ikut kita bikin seperti MLM. Kalau dia bisa cari 50 orang kita kasih 1 sepeda motor. Dengan kondisi ini, untuk provinsi target MOP kita sudah tercapai," tegas Basuri.
Muslimin. Ambillah pelajaran dari Papua dan Belitung. Di Papua, penguasa yang berkuasa di wilayah itu, tanpa tedeng aling-aling membuat kebijakan memperbesar populasi penduduk asli, dan memberikan hadiah bagi yang memiliki anak lebih 10 anak.
Sebaliknya, di Belitung adik Ahok melakukan vasektomi untuk mengempesi jumlah penduduk Muslim di wilayah itu. Sekarang, Muslim sudah mulai takut mempunyai anak lebih dari dua orang anak. Lama-lama Muslim di Indonesia menjadi kaum minoritas.
Muslim sudah terkena pengaruh ‘propaganda’ CUKUP DUA ANAK. Padahal, rezeki itu datang dari Yang Maha Kuasa, dan tidak ada makhluk ciptaan-Nya yang tidak mendapatkan rezeki. (jufri jam’an/dbs/voa-islam.com)