JAKARTA (voa-islam.com) - Ketika hukum dijadikan alat politik ... Kriminalisasi jadi trend.Terungkap Lembaga hukum jadi tunggangan penghancuran lawan politik. Oposisi disikat, hanya meski Rp 0.
Ketika hukum tak lagi jernih, hanya jadi alat transaksional , satu per-satu terungkap. Mata menjadi terbelalak.Semua dijanjikan, mayoritas diingkari . Ricuh politik transaksional pasca pilpres. Kini semua hanya menuai ‘badai’ politik, akibat politik transsaksional.
Belum 100 hari , janji-janji yang diingkari sudah, terang benderang, seperti sinar matahari, dan melukai hati dan perasaaan umat, yaitu janji yang lebih berat dari "hari santri nasional" ...
Janji yang melukai bikin ricuh, Hari hari ini kata "simping" nya bang @Fahrihamzah menemukan definisinya .Rumah Kaca Abraham Samad m.kompasiana.com/post/read/7175…Aziz Syamsuddin: Abraham Samad dan Hasto Sama-sama Terancam Pidana -nasional.kompas.com/read/2015/01/2…
Bagi sebagian orang , kesadaran butuh itu waktu lama “@MustofaNahra: Dulu kalau kamu ngritik KPK akan disebut SAPI.” #SalamGigitIstri “@SangPemburu99: apa yang masih bisa dibanggakan oleh mereka yang memilih Jokowi? pic.twitter.com/Dngi0k0isC”
Dulu sudah kita bilangin pada nggak percaya, yang rugi Indonesia. Akibat fanatik, dibutakan oleh pencitraan , yang rugi Indonesia.Sudah kita bilang , hukum sudah dikendalikan politik. LHI (Luthfi Hasan Ishak) Rp 0, tapi beda vonis dengan yang jelas-jelas merugikan uang negara miliaran.Akhirnya teriakan lantang @Fahrihamzah untuk pembenahan KPK menemukan logika publiknya . Festivalisasi , financial politik dll
Ada orang-orang yang memang dianugerahi kemampuan untuk membaca keadaan di mana orang lain belum bisa memahaminya . Meski gamblingpolitikus PDIP dipidana 3 tahun penjara yang jelas-jelas menerima suap dan merugikan negaram.republika.co.id/berita/nasiona…Politikus PDIP Dipidana 3 Tahun Penjara. Sidangnya setelah pemilu dengan minim berita m.republika.co.id/berita/nasiona…
LHI terima suap Rp 0. Merugikan Rp 0 negara divonis 18 th, sangat rame di media. Sedangkan Emir Moeis terima suap $350 ribu USD, vonis 3 th. Senyap.Hukum dan vonis ditentukan di meja para politikus. Pengadilan pindah ke meja para politikus . “Pasang Masker.Hukum dijajah politikus”
Siapa yang harus salah dan berapa vonisnya tidak ditentukan di ruang pengadilan, tapi ditentukan di meja lobi politikus.Banyak orang butuh waktu lama untuk sadar , masalahnya dampak pilihan akibat ketidaksadaran mereka merugikan Indonesiavonis 18 tahun untuk kerugian negara Rp 0, sedangkan terima suap hari-hari ini akhirnya menemukan rasionalisasi publiknya. #hukumDijajahPolitik
Kok bisa Rp 0 kerugian negara, Rp 0 terima suap divonis maksimal? Sekarang sudah faham kan? Ketika hukum ditentukan di meja politik.Inilah kenapa berpikir menjadi peting sekali. Membaca apa-apa dibalik berita dan citra. Sudah faham kan apa yg terjadi dengan LHI meski nggak ada hubungannya dengan uang negara dan Rp 0 terima suap tapi divonis berat ? Hari-harai ini menemukan jawabannya.
Akhirnya apa yang dulu kita bilang bahwa Polri dan Kpk ikut berpihak saat pilpres menemukan rasionalisasinya. Public kita juga faham kenapa KPK nggak mau menangani Kasus Bus Trans jakarta. Cc @malakmalakmal.Sudah mengerti hubungan apa yang terjadi hari ini dan tidak maunya KPK mengerjakan kasus Trans Jakarta?
Sudah fahamkan kenapa SDA (Suryadarma Ali) ditersangkakan dalam hiruk pikuk pilpres ?Kenapa festivalisasi LHI? Kenapa SDA saat pilpres? Kenapa Bus trans Jakarta? Kenapa Emir Moeis? Semua menemukan logika publiknya hari iniketika hukum cuma jadi alat pilpres . Kriminalisasi merajalela.
Suara lantang kita dulu bukan tentang melawab KPK, tapi melawan penjajahan politik terhadapp hukum. Hukum jadi alat menggebuk lawan politik.Kemungkinan banyak orang yang manggut-manggut dengan kata sinting nya @Fahrihamzah . Susah menjadi orang yang pikirannya lebih dulu dari orang-orang sezamannya.
Faham dong kenapa LHI? Kenapa festivalisasi pustun? Kenapa SDA? Kenapa bus trans jakarta tidak ditangani KPK? Kenapa Emir Moeis divonis abis pemilu?Akhirnya apa yang dibilang @Fahrihamzah tentang "super body nya KPK" , "pemberantasan korupsi sistemik" dan lain-lain menemukan definisinya.Twit april 2014 -> RT @Fahrihamzah: Orang bersih tapi kritis ke KPK = koruptor. Koruptor tapi puji-puji KPK = orang bersih.”
Fahri Hamzah-PKS: Saya Tak Goyah Bubarkan KPK politik.news.viva.co.id/news/read/2526… | akhirnya ini menemukan rasionalisasinyaSudah Faham kenapa ini terjadi? pic.twitter.com/y84guDzdcb “@IqnazLaya: Fahri Hamzah: Audit Kinerja BPK Tunjukkan KPK Bermasalah republika.co.id/r/n4esb0” @Fahrihamzah sakit jiwa akut orang nggak mengertiTwit juni 2013 -> “@Fahrihamzah: 2008, 2009, 2010, 2011, 2012.....kini sudah 2013.....KPK makin enggan...tersangka ecek2...orang sakit....”September 2011 -> “@Fahrihamzah: Yang menulis "PKS tolak kadernya diperiksa #KPK" dan yang percaya itu sakit!!”
Jadi sejatinya komisioner KPK itu, malaikat atau ‘iblis’ yang berwajah malaikat?. Sekarang mulai terungkap permainan mereka bersama dengan PDIP, mendukung Jokowi menghabisi lawan-lawan politik PDIP dan oposisi. Kasihan bangsa ini. Di tipu para ‘iblis’ yang berwajah malaikat. (abimantrono/dbs/voa-islam.com)