View Full Version
Senin, 02 Feb 2015

Abraham Bertemu Secara Rahasia Dengan Sejumlah Tokoh di Rumah Hendropriyono?

JAKARTA (voa-islam.com) – Betapa paradoknya bila benar Abraham Samad secara rahasia bertemu dengan sejumlah tokoh termasuk tokok PDIP di rumah mantan Kepala BIN (Badan Intelijen Negara) Jendral (Purn) Abdullah Mahmud Hendropriyono, yang membahas tentang cawapres Jokowi.

Abraham Samad sebagai aktivis LSM pasti tahu siapa Hendrorpriyono yang sampai sekarang masih menjadi kontroversi, tentang dugaan keterlibatannya kasus Talangsari (Lampung), termasuk meninggalnya Munir dalam penerbangan menuju Belanda.

Di mana kasus yang terjadi di Talangsari banyak menewaskan Muslim di daerah itu, dan tewasnya Munir, masih terus menjadi perdebatan dikalangan aktifis HAM.

Selama ini banyak kalangan dan media, yang menganggap komisioner KPK, ibaratnya seperti ‘malaikat’ yang suci, dan tidak memiliki ambisi apapun. Bila benar Abraham Samad bertemu dengan sejumlah tokoh di rumah Hendro dan bisa dibuktikan, maka ini sebuah bencana  bagi KPK.

Dibagian lain, PDI Perjuangan (PDIP) mengungkap salah satu bukti adanya pertemuan antara Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad dengan sejumlah orang terkait lobi-lobi penentuan calon wakil presiden (cawapres).

Divisi Hukum DPP PDI Perjuangan, Alteria Dahlan menunjukan sebuah foto di mana Abraham Samad sedang berdampingan dengan seorang yang berinisial RNH. Foto itu sebenarnya tidak hanya Abraham dan orang disebelahnya. Hanya saja foto itu sengaja dicrop untuk menyembunyikan tokoh-tokoh lain.

"Yang disebelah pak AS inisial RNH. Yang bersangkutan dimintai keterangan. Jadi kalau AS masih menyangkal juga, akan ada orang di sebelah sini. Karena foto ini saya crop," kata Alteria di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (1/2/2015).

Dia menjelaskan, RNH merupakan salah satu anak mantan petinggi TNI. RNH sendiri memiliki pendidikan intelijen sehingga dirinya ada dalam pertemuan tersebut.

Alteria mengatakan, pertemuan itu dilakukan disalah satu kediaman milik Jenderal purnawiranan TNI. Meski tidak mau menyebutkan, namun dalam caption foto yang ditunjukan oleh Alteria tertuliskan pertemuan terjadi di kediaman mantan Kepala BIN Hendropriyono.

Sementara itu, Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) didesak mengungkap sosok inisial D1 dan D2 yang diduga sebagai tim sukses Ketua KPK Abraham Samad. Sebab, Abraham diduga bermain politik praktis pada Pemilu presiden 2014 lalu.

"Komite etik harus bisa mengungkap siapa D1 dan D2 yang disebut Hasto sebagai tim suksesnya Abraham Samad," kata Direktur Eksekutif POINT Indonesia Karel Susetyo kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (31/1/2015).

Ia mengatakan, komite etik KPK harus mengungkap tuduhan-tuduhan yang diutarakan kepada Abraham belakangan ini, yakni melakukan pertemuan dengan elite PDI Perjuangan ketika masa-masa Pemilu presiden 2014 silam di sebuah apartemen kawasan SCBD, Jakarta Selatan.

Menurut dia, kalau memang Abraham terbukti bertemu elite partai untuk membicarakan soal menjadi pendamping (calon wakil presiden) Joko Widodo (Jokowi) saat itu, maka harus ada sanksi tegas untuk Abraham yang kini menjabat sebagai Ketua KPK.

"Apa benar Samad punya timses? Kalau semuanya terbukti, maka ganjaran yang harus diterima Samad adalah pemecatan sebagai pimpinan KPK. Karena jelas haram bagi KPK untuk berpolitik," ujarnya.

Karel menjelaskan, KPK itu merupakan lembaga penegak hukum sehingga jangan sampai digunakan sebagai kendaraan berpolitik praktis. Kemudian, komite etik juga harus mengikutsertakan komponen pemerintah dan parlemen.

"Sehingga menjamin bahwa proses penyidikannya berlangsung secara tranparan dan independen. Jangan jeruk makan jeruk," jelas dia.

Sebelumnya, Kabareskrim telah memeriksa Supriansyah pemilik apartemen Capital Residence, Sudirman, Jakarta yang diduga sebagai tempat pertemuan pimpinan KPK Abraham Samad dengan petinggi PDIP. Supriansah mengakui adanya pertemuan tersebut.

Abraham Samad dilaporkan ke Mabes Polri dengan tudingan menjanjikan pengurusan politikus PDIP, Emir Moeis, yang terkena kasus gratifikasi dan diperiksa di KPK. Selain itu, UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK melarang pimpinan KPK bertemu orang apalagi yang berperkara

"Pertemuannya itu pertemuan ke-empat. Seminggu sebelum penetapan Cawapres," katanya. Benar-benar sangat paradok. Apa yang dikerjakan oleh Abraham Samad.

Bila terbukti pertemuan antara Abraham Samad dengan sejumlah tokoh di rumah Hendropriiyono, maka Abraham Samad telah ikut dalam perebutan kekuasaan. (jj/dbs/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version