View Full Version
Rabu, 04 Feb 2015

Hasto Kristiyanto Menguliti Ketua KPK Abraham Samad di DPR

JAKARTA (voa-islam.com) - PLT Sekjen PDIP Hastso Kristiyanto  benar-benar menguliti Ketua KPK Abraham Samad, saat bertemu dengan Komisi III DPR. Rapat Komisi III, yang dipimpin Benny K.Harman itu, mengungkap  berbagai pertemuan lengkap dengan bukti-bukti dibeberkan oleh PLT Sekjen PDIP, Rabu, 4/2/2015.

Menurut Hasto, berlangsung pertemuan sebanyak enam kali, diantaranya di rumah mantan Kepala BIN Jendral Hendro Priyono, di Rumah Kaca, dan termasuk pertemuan kelima Ketua KPK Abraham Samad digelar di rumah Rini Sumarno.

Menurut informasi yang dihimpun, pertemuan kelima Samad dilakukan di rumah Menteri BUMN itu.

"Kenapa pertemuan kelima tidak dijelaskan di mana, pertemuan kelima itu di rumah Rini Sumarno. Coba tanya Hasto," kata salah satu politikus PDIP, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (4/2/2015).

Ketika dikonfirmasi terkait pertemuan kelima itu, Plt Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto masih enggan menjelaskan. Tempat pertemuan kelima Samad lambat laun akan dibeberkan ke publik.

"Masa semuanya mau diungkap, nanti semua ada tahapannya," kata Hasto di Gedung DPR.

Sebagaimana diberitakan, Hasto Kristiyanto menyebut Abraham Samad ingin menjadi cawapres dari Jokowi dalam pemilu lalu. Lebih dari lima kali pertemuan digelar, salah satu yang sudah dibeberkan yakni di salah satu apartemen merah di Jakarta.

Hebatnya lagi, Abraham Samad, juga menjanjikan hukuman ringan bagi Emir Moeis. Ini terbukti. Karena Emir hanya diganjar dengan hukum tak lebih dari 3 tahun. Semua dilakukan Abraham Samad demi ambisinya yang ingin menjadi wakil Jokowi.

Lebih gamblang lagi, Hasto menjelaskan kepada Komisi III, di mana saat PLT PDIP itu, mengunjungi rumah Abraham Samad di Kelapa Gading, menyampaikan keputusan PDIP yang tidak memilih Abraham, justru Ketua KPK Abraham Samad, mengatakan dirinya sudah tahu keputusan itu. Menurut Abraham itu atas usulan Budi Gunawan. 

Lebih ajaib lagi, menurut Hasto mengapa Abraham bisa mengetahui keputusan PDIP, karena Abraham Samad menyadap telpon genggam Budi Gunawan. Sungguh luar biasa drama politik Abraham Samad dengan PDIP. (dimas/dbs/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version